Kamis, 19 Januari 2012

Mobil Esemka Makin Marak

Dua minggu yang lalu, aku melihat mobil mungil plat merah melintas di kawasan pemerintahan, di Banten. Tadinya aku belum tahu waktu itu, mobil apaan itu. Mobil yang dicat kuning, mirip mobil kancil yang pernah aku lihat di Jakarta. Aku masih bertanya-tanya mobil apa itu, mungil lucu imut. Aku baru tahu dua hari yang lalu, sempat muncul di TV, kalau mobil yang bernama "Tawon" dirakit di Rangkasbitung, Kab. Lebak, Banten. Bahkan ternyata anak-anak SMK Rangkasbitung telah mampu memproduksi 50 mobil Tawon di bengkelnya. Mobil yang pertama kali diciptakan pada 2007 tersebut juga telah menjadi kendaraan dinas di Dinas Perdagangan dan Sekretariat Daerah Provinsi Banten

Memang sejak munculnya mobil Kiat Esemka hasil karya anak-anak SMK di Surakarta, Jawa Tengah, mobil Esemka sejenis marak diberitakan. Masing-masing SMK pun saling mengklaim bahwa mereka mampu memproduksi mobil dengan komponen lokal. Bahkan mobil Kiat Esemka buatan anak SMK Surakarta memiliki kandungan komponen lokal hingga sebesar 90 persen, dan bila diproduksi massal harga mobil Kiat Esemka hanya berkisar 95 juta saja. Tak heran bila para petinggi dan politisi berebut memesan mobil karya anak bangsa ini.


Tidak hanya mobil Esemka milik SMK Surakarta, mobil Moko (Mobil Toko) hasil rakitan anak-anak SMK Makasar pun juga diberitakan, kemudian mobil mini truk milik anak SMK Surabaya mulai muncul. Dan terakhir mobil Tawon hasil karya anak-anak SMK Rangkasbitung, Banten. Mobil berkapasitas 650 cc tersebut memiliki tiga varian, yakni mobil city car yang dinamai Tawon, mobil pick-up yang dinamai Transformer, serta mobil penumpang dan barang yang bisa diproyeksikan sebagai angkutan umum dan pribadi bernama Metro Tawon


Memang hasil karya anak bangsa patut dihargai dan perlu didukung. Bayangkan bila impor mobil dikurangi, dan mulai menggunakan buatan dalam negeri, tentu merupakan kebanggaan tersendiri, dan tidak ketergantungan dengan negara lain. Keahlian SMK tidak bisa diremehkan, namun perlu diacungkan jempol. Aku malah lebih salut kepada anak SMK yang berkarya memproduksi mobil lokal, dibandingkan dengan mahasiswa teknik di berbagai perguruan tinggi, yang berlomba untuk memamerkan mobil irit bahan bakar, namun tidak mampu memproduksi untuk masyarakat umum dengan harga murah dan bermutu.

Semoga anak bangsa tetap berkarya, dan bukan hanya latah ikut-ikutan memproduksi mobil. Dan tentunya perlu dukungan dari pemerintah baik fasilitas, bimbingan dan dana tentunya.

Artikel Terkait



4 komentar:

  1. Benar, paling tidak mobil mungil begini mengurangi kemacetan. Cocok untuk para wanita muda, ibu-ibu yang ngantar anak sekolah dan mahasiswa. Salut untuk anak smk

    BalasHapus
    Balasan
    1. memang benar, lagi pula irit garasi walaupun diparkir di perumahan rss

      Hapus
  2. dan yang terpenting, kebangkitan era mobnas akan segera tiba :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. memang benar, agar tidak tergantung lagi pada mobil impor

      Hapus