Kamis, 26 Juli 2012

Menjaga Smartphone Android Tetap Aman dari Kejahatan Dunia Maya

Trend Micro, telah mengamati bahwa smartphone berbasis Android menderita atas meningkatnya serangan pelaku kriminal di dunia maya.

Menurut International Data Corporation (IDC), hampir sejumlah 1,8 miliar telepon genggam akan dikapalkan tahun ini dibandingkan dengan 1,7 miliar unit di tahun 2011. Hingga akhir tahun 2016, 2,3 miliar telepon genggam akan dikapalkan ke jalur distribusi. IDC memprediksi bahwa perangkat berbasis Android akan tetap menjadi perangkat smartphone yang paling banyak dijual dalam kurun lima tahun ke depan, dan pangsa pasarnya akan mencapai puncaknya di tahun ini.

“Dalam kenyataannya, jumlah mobile malware yang telah terdeteksi oleh Trend Micro telah berlipat ganda dalam kurun waktu satu bulan. Hal ini di luar proyeksi awal kami untuk bulan tersebut," ungkap David Rohan, Country Manager & Regional Director  South East Asia Region, Trend Micro.

Tambahan data dari Trend Micro mengungkapkan rincian perilaku dari 10 keluarga malware. Fake apps (aplikasi palsu) adalah yang paling dominan dengan jumlah sekitar 30 persen. Berikutnya adalah data stealers (pencuri data) sebesar 21 persen. Adware berada di peringkat ketiga dengan 18 persen. Premium Service Abusers berada di 14 persen sementara Rooter/RAT dan Malicious Downloaders masing-masing berada pada 13 persen dan 4 persen.

“Semakin meningkatnya popularitas perangkat-perangkat berbasis Android ini, begitu pula penggunaannya oleh para penjahat di dunia maya. Dua dari varian malware Android yang terkenal ini, yakni RuFraud9 dan DroidDreamLight10, telah mengakibatkan banyak kekesalan pada jutaan pengguna karena mereka kehilangan data dan terkadang uang," tambah Rohan.

Insiden hilangnya data disebabkan karena perangkat pribadi tidak dilengkapi dengan sistem keamanan yang sesuai. Sehingga, semakin banyak perangkat yang tidak terkontrol oleh administrator TI dalam menyimpan atau mengakses data korporasi. Menurut survei Information Week 2012 Mobile Security, 86 persen organisasi mendukung atau berencana untuk mendukung BYOD.  Tetapi, survei ini juga menunjukkan bahwa hanya 20 persen dari organisasi memiliki sistem yang dapat mendeteksi malware pada semua platform perangkat yang mereka miliki.

Sementara ancaman mobile yang paling banyak datang dalam bentuk aplikasi berbahaya,Trend Micro berharap penjahat di dunia maya akan pergi setelah adanya aplikasi resmi seiring dengan adanya kerentanan atau kesalahan coding sehingga dapat terjadi pencurian atau tereksposnya data pengguna. Namun, Trend juga mencatat bahwa sangat sedikit pengembang aplikasi yang memiliki penanganan kerentanan dan proses remediasi yang matang.

Secara umum ancaman mobile meliputi, Trojans dan worms, dan memerlukan campur-tangan pengguna untuk menyebarluaskannya. Beberapa ancaman mobile melibatkan spyware yang dapat mencatat nomor keluar dan merekam percakapan. Hal ini mendorong karyawan pada pelanggaran privasi, pencurian identitas, dan pelanggaran hak intelektual perusahaan.

Untuk memproteksi terhadap ancaman-ancaman perangkat mobile, seseorang dapat melakukan yang berikut ini:

    Mengimplementasi solusi antivirus yang dibuat untuk perangkat mobile, seperti Trend Micro Mobile Security.
    Menjaga agar semua sistem operasi smartphone dan keamanan software tetap menggunakan yang terkini.
    Mengedukasi karyawan mengenai ancaman-ancaman terkini, gejala-gejala terinfeksi, dan cara untuk memproteksi perangkat-perangkat mobile.
    Tetap menjaga agar proteksi anti-virus pada smartphone di enabled.
    Aplikasikan praktek-praktek terbaik untuk keamanan PC pada perangkat mobile Anda.
    Carilah dukungan TI apabila mesin utama Anda semakin melambat setelah dilakukannya synch-up dengan smartphone Anda. (sumber chip.co.id)

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar