Rabu, 01 Juni 2011

VICON : RILIS INFLASI MEI 2011, EKSPOR DAN IMPOR APRIL 2011, PARIWISATA DAN NTP

Baru-baru ini diadakan VICON rilis tentang perkembangan harga (inflasi) bulan Mei 2011, ekspor dan impor Indonesia April 2011, perkembangan pariwisata Indonesia dan nilai tukar petani dan harga gabah Mei 2011.
Perkembangan Indeks Harga Konsumen dan Inflasi
Pada bulan Mei 2011 terjadi inflasi sebesar 0,12 persen dengan Indeks Harga Konsumen IHK) sebesar 125,81. Dari 66 kota IHK, 51 kota mengalami inflasi dan 15 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Ambon 1,66 persen dengan IHK 128,84 dan terendah terjadi di Kediri, Denpasar dan Mataram masing-masing 0,02 persen dengan IHK masing-masing 123,61; 127,30 dan 131,30. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Tarakan 1,14 persen dengan IHK 144,35 dan terendah terjadi di Bandar Lampung 0,03 persen dengan IHK 136,82.



















Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,22 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,25 persen; kelompok sandang 0,64 persen; kelompok kesehatan 0,50 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,03 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,14 persen. Sedangkan deflasi pada bulan ini disebabkan karena terjadinya penurunan indeks pada kelompok bahan makanan 0,28 persen.


















Laju inflasi tahun kalender (Januari-Mei) 2011 sebesar 0,51 persen dan laju inflasi year on year (Mei 2011 terhadap Mei 2010) sebesar 5,98 persen.

Komponen inti pada bulan Mei 2011 mengalami inflasi sebesar 0,27 persen, laju inflasi komponen inti tahun kalender (Januari-Mei) 2011 sebesar 1,58 persen dan laju inflasi komponen inti year on year (Mei 2011 terhadap Mei 2010) sebesar 4,64 persen.

Perkembangan Ekspor Indonesia

Nilai ekspor Indonesia April 2011 mencapai US$16,52 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 0,96 persen dibanding ekspor Maret 2011. Sementara bila dibanding April 2010 ekspor mengalami peningkatan sebesar 37,28 persen.



















Ekspor nonmigas April 2011 mencapai US$12,93 miliar, turun 2,82 persen dibanding Maret 2011, sedangkan dibanding ekspor nonmigas April 2010 meningkat 31,52 persen.



















Secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari–April 2011 mencapai US$61,91 miliar atau meningkat 30,14 persen dibanding periode yang sama tahun 2010, sementara ekspor nonmigas mencapai US$50,03 miliar atau meningkat 29,34 persen.





































Penurunan ekspor nonmigas terbesar April 2011 terjadi pada bijih, kerak, dan abu logam sebesar US$412,1 juta, sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$982,2 juta.





































Ekspor nonmigas ke Cina April 2011 mencapai angka terbesar yaitu US$1,57 miliar, disusul Jepang US$1,46 miliar dan Amerika Serikat US$1,31 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 33,56 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (27 negara) sebesar US$1,69 miliar.

Menurut sektor, ekspor hasil industri periode Januari–April 2011 naik sebesar 34,94 persen dibanding periode yang sama tahun 2010, demikian juga ekspor hasil pertanian naik 24,13 persen serta ekspor hasil tambang dan lainnya naik 11,62 persen.

Perkembangan Impor Indonesia

Nilai impor Indonesia April 2011 sebesar US$14,89 miliar atau naik 2,80 persen dibanding impor Maret 2011 yang besarnya US$14,49 miliar, sedangkan jika dibanding impor April 2010 (US$11,24 miliar) naik 32,54 persen. Sementara itu, selama Januari–April 2011 nilai impor mencapai US$53,69 miliar atau meningkat 30,32 persen jika dibanding impor periode yang sama tahun sebelumnya (US$41,20 miliar).



















Impor nonmigas April 2011 sebesar US$11,00 miliar atau turun US$0,61 miliar (5,25 persen) dibanding impor nonmigas Maret 2011 (US$11,61 miliar), sedangkan impor nonmigas selama Januari–April 2011 mencapai US$41,40 miliar atau naik 27,63 persen dibanding impor nonmigas periode yang sama tahun 2010 (US$32,44 miliar).



















Impor migas April 2011 sebesar US$3,89 miliar atau naik US$1,01 miliar (35,28 persen) dibanding impor migas Maret 2011 (US$2,88 miliar), sedangkan impor migas selama Januari–April 2011 mencapai US$12,29 miliar atau naik 40,29 persen dibanding impor migas periode yang sama tahun sebelumnya (US$8,76 miliar).





































Nilai impor nonmigas terbesar April 2011 adalah golongan barang mesin dan peralatan mekanik dengan nilai US$1,93 miliar. Nilai ini naik 0,11 persen (US$2,2 juta) dibanding impor golongan barang yang sama Maret 2011 (US$1,92 miliar). Sementara itu, impor golongan barang tersebut selama Januari–April 2011 mencapai US$7,19 miliar atau meningkat 18,77 persen (US$1,14 miliar) dibanding impor golongan barang yang sama tahun sebelumnya (US$6,05 miliar).



















Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–April 2011 masih ditempati oleh Cina dengan nilai US$7,47 miliar dengan pangsa 18,03 persen, diikuti Jepang US$5,75 miliar (13,89 persen) dan Thailand US$3,49 miliar (8,43 persen). Impor nonmigas dari ASEAN mencapai 23,74 persen, sementara dari Uni Eropa sebesar 8,82 persen.

Nilai impor semua golongan penggunaan barang selama Januari–April 2011 dibanding impor periode yang sama tahun sebelumnya masing-masing meningkat, yaitu impor barang konsumsi sebesar 39,42 persen, bahan baku/penolong sebesar 34,42 persen, dan barang modal sebesar 11,99 persen.

Perkembangan Pariwisata dan Transportasi Nasional

Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia pada April 2011 mencapai 608,1 ribu orang atau naik 9,39 persen dibanding jumlah wisman April 2010 yang sebanyak 555,9 ribu orang. Apabila dibandingkan dengan Maret 2011, jumlah wisman April 2011 naik tipis 1,68 persen.



















Jumlah wisman ke Bali melalui bandara Ngurah Rai pada April 2011 naik 21,82 persen dibanding April 2010, yaitu dari 184,2 ribu orang menjadi 224,4 ribu orang pada April 2011. Demikian pula, jika dibanding Maret 2011, jumlah wisman ke Bali mengalami kenaikan sebesar 10,80 persen.



















Secara kumulatif (Januari–April) 2011, jumlah wisman mencapai 2,32 juta orang atau naik 7,20 persen dibanding jumlah wisman pada periode yang sama tahun 2010 sebanyak 2,17 juta orang.

Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di 20 provinsi pada April 2011 mencapai rata-rata 52,10 persen, atau naik 2,41 poin dibanding TPK April 2010 sebesar 49,69 persen. Begitu pula jika dibanding TPK hotel Maret 2011, TPK hotel berbintang pada April 2011 mengalami kenaikan 0,15 poin.

Rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia pada hotel berbintang di 20 provinsi selama April 2011 adalah 2,07 hari, naik 0,08 hari dibanding keadaan April 2010.

Jumlah penumpang angkutan udara domestik pada bulan April 2011 mencapai 4,1 juta orang atau turun 1,37 persen dibanding bulan Maret 2011. Demikian juga jumlah penumpang tujuan luar negeri (internasional) turun 3,60 persen menjadi 858,8 ribu orang. Selama Januari–April 2011 jumlah penumpang domestik mencapai 16,2 juta orang atau naik 25,62 persen dan jumlah penumpang internasional mencapai 3,3 juta orang atau naik 16,13 persen dibanding periode yang sama tahun 2010.



















Jumlah penumpang angkutan laut dalam negeri yang diberangkatkan pada bulan April 2011 tercatat 624,7 ribu orang atau naik 1,83 persen dibanding bulan Maret 2011, sebaliknya jumlah barang yang diangkut turun tipis 0,12 persen menjadi 15,2 juta ton. Selama Januari–April 2011 jumlah penumpang mencapai 2,4 juta orang atau naik 21,20 persen dibanding dengan periode yang sama tahun 2010 dan jumlah barang yang diangkut 58,0 juta ton atau naik tipis 0,08 persen.



















Jumlah penumpang kereta api pada bulan April 2011 sebanyak 16,4 juta orang atau turun 3,16 persen dibanding bulan Maret 2011. Demikian juga jumlah barang yang diangkut kereta api turun 6,34 persen menjadi 1,6 juta ton. Selama Januari–April 2011, jumlah penumpang sebanyak 65,2 juta orang atau turun 1,89 persen dibanding periode yang sama tahun 2010. Sebaliknya, jumlah barang yang diangkut kereta api naik 6,75 persen menjadi 6,2 juta ton.

Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Gabah

Nilai Tukar Petani (NTP) nasional Mei 2011 sebesar 104,50 atau naik 0,57 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Kenaikan NTP dikarenakan naiknya NTP Subsektor Tanaman Pangan, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat, dan Subsektor Perikanan masing-masing sebesar 1,16 persen, 0,46 persen, dan 0,19 persen.



















Pada Mei 2011, NTP Provinsi Lampung mengalami kenaikan tertinggi (1,88 persen) dibandingkan kenaikan NTP provinsi lainnya. Sebaliknya, NTP Provinsi Kalimantan Timur terjadi penurunan terbesar (0,91 persen) dibanding penurunan NTP provinsi lainnya.



















Pada Mei 2011, terjadi inflasi di daerah perdesaan di Indonesia sebesar 0,01 persen terutama dipicu oleh naiknya indeks Subkelompok Perumahan.

Dari 946 transaksi penjualan gabah di 20 provinsi selama Mei 2011, didominasi transaksi gabah kering panen (GKP) 71,78 persen, gabah kualitas rendah 16,17 persen, dan gabah kering giling (GKG) 12,05 persen.



















Rata-rata harga gabah kualitas GKP naik, masing-masing 1,26 persen di petani (menjadi Rp. 3.28,63 per kg) dan 1,17 persen di penggilingan (menjadi Rp. 3.279,61 per kg) dibandingkan bulan lalu.

Rata-rata harga gabah kulitas GKG turun, masing-masing 3,40 persen di petani (menjadi Rp. 3.581,26 per kg) dan 3,06 persen di pengglingan (menjadi Rp. 3.655,93 per kg ) dibandingkan bulan lalu

Rata-rata harga gabah kualitas rendah naik, masing-masing naik 3,66 persen di petani (menjadi Rp. 2.896,29 per kg) dan 3,64 d penggiligan (menjadi Rp 2.968,12 per kg) dibandingkan bulan lalu



















Perkembangan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB)

Pada bulan Mei 2011 Indeks harga grosir/agen atau Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Umum Nonmigas naik sebesar 0,38 persen terhadap bulan sebelumnya. Kenaikan IHPB terbesar terjadi pada Sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 0,89 persen.





















IHPB Bahan Baku, Barang Konsumsi, dan Barang Modal pada bulan Mei 2011 masing-masing mengalami kenaikan sebesar 0,40 persen, 0,20 persen, dan 0,55 persen.



















IHPB Bahan Bangunan/Konstruksi pada Mei 2011 naik sebesar 0,49 persen terhadap bulan sebelumnya, antara lain disebabkan kenaikan harga aspal 1,75 persen, barang-barang logam lainnya 0,91 persen, barang galian segala jenis 0,78 persen, dan bahan bangunan dari keramik dan tanah liat 0,78 persen.

Perkembangan Indeks Harga Konsumen, Inflasi Banten

Memasuki bulan Mei tahun 2011, harga barang-barang/jasa kebutuhan pokok masyarakat di Banten secara umum mengalami kenaikan, hal ini tercermin dari naiknya angka Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 126,78 pada bulan April 2011 menjadi 126,90 pada bulan Mei 2011 atau terjadi perubahan indeks (inflasi) 0,09 persen.

Inflasi ini terjadi karena dipicu oleh naiknya Indeks kelompok makanan jadi, minuman rokok dan tembakau naik 0,11 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,56 persen; kelompok sandang 0,31 persen; kelompok kesehatan 0,30 persen serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,001 persen. Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks adalah kelompok bahan makanan turun 0,40 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,05 persen.

Laju inflasi tahun kalender (Januari – Mei 2011) sebesar 0,46 persen dan Inflasi “Year on Year” (IHK Mei 2011 terhadap IHK Mei 2010) tercatat 5,55 persen.

Perkembangan Ekspor dan Impor Banten

Nilai ekspor Banten pada Maret 2011 meningkat 16,17 persen dibanding ekspor Februari 2011, yaitu dari sebelumnya sebesar US$719,93 juta menjadi US$836,36 juta, sementara dibanding Maret 2010 nilai ekspor mengalami peningkatan sebesar 14,53 persen.

Ekspor nonmigas Maret 2011 mengalami peningkatan 17,06 persen dibanding Februari 2011, dari US$689,95 juta menjadi US$807,67 juta, sedangkan dibanding ekspor Maret 2010 naik 32,78 persen.

Ekspor migas Maret 2011 turun 34,04 persen dibanding bulan sebelumnya, dari US$29,98 juta menjadi US$28,70 juta, sedangkan dibanding ekspor Maret 2010 mengalami penurunan 76,48 persen.

Peningkatan ekspor nonmigas terbesar pada Maret 2011 dibanding bulan sebelumnya terjadi pada golongan mesin/peralatan listrik (85) yaitu sebesar US$15,75 juta, sedangkan penurunan terbesar pada golongan barang mesin-mesin/pesawat mekanik (84) dengan besarnya penurunan mencapai US$2,82 juta.

Nilai ekspor nonmigas terbesar pada Maret 2011 adalah untuk tujuan negara Amerika Serikat, yaitu US$141,89 juta, disusul oleh Jepang US$67,65 juta dan China US$61,93 juta, sementara untuk tujuan negara-negara ASEAN dan Uni Eropa masing-masing sebesar US$181,33 juta dan US$131,36 juta.

Menurut sektor, nilai ekspor hasil industri dan hasil tambang dan lainnya pada Maret 2011 masing-masing naik 16,37 persen dan 874,99 persen dibanding bulan sebelumnya, sebaliknya ekspor hasil pertanian mengalami penurunan sebesar 10,59 persen.

Menurut pelabuhan, nilai ekspor Maret 2011 untuk Pelabuhan Tanjung Priok mencapai US$694,73 juta, disusul oleh Pelabuhan Tanjung Leneng dan Pelabuhan Merak, masing-masing sebesar US$49,12 juta dan US$37,24 juta.

Nilai impor Banten pada Maret 2011 naik 33,68 persen dibanding Februari 2011, yaitu dari sebelumnya US$682,88 juta menjadi US$912,90 juta, sedangkan dibanding impor Maret 2010 terjadi peningkatan sebesar 45,02 persen.

Impor nonmigas Maret 2011 meningkat 4,75 persen dari US$566,64 juta pada bulan sebelumnya mencapai US$593,53 juta, sementara dibanding Maret 2010, impor nonmigas mengalami peningkatan 36,45 persen.

Impor migas pada Maret 2011 mengalami peningkatan sebesar 174,75 persen menjadi US$319,37 juta, dari sebelumnya mencapai US$116,24 juta pada Februari 2011, sedangkan dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya, impor migas juga turun 22,55 persen.

Nilai impor nonmigas terbesar Maret 2011 berasal dari golongan barang bahan kimia organik (HS 29) yang mencapai US$266,40 juta dari sebelumnya US$240,64 juta atau naik US$25,76 juta (10,70 persen) dibanding bulan sebelumnya.

Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar pada Maret 2011 adalah Singapura dengan nilai US$110,32 juta, diikuti Thailand dengan nilai sebesar US$99,37 juta, sementara impor nonmigas dari ASEAN mencapai US$267,92 juta.

Nilai impor menurut golongan penggunaan barang pada Maret 2011 dibanding bulan sebelumnya mengalami peningkatan untuk bahan baku/penolong dan barang konsumsi masing-masing sebesar
30,85 persen dan 168,71 persen, sementara untuk golongan barang modal mengalami penurunan sebesar 19,25 persen.

Menurut pelabuhan bongkar, nilai impor terbesar untuk Maret 2011 berasal dari Pelabuhan Merak yang mencapai US$684,36 juta (74,97 persen), disusul oleh Pelabuhan Cigading dengan impor sebesar US$223,01 juta (24,43 persen).

Perkembangan Nilai Tukar Petani Banten

Pada Mei 2011 NTP Banten adalah 104,24 yang berarti mengalami penurunan sebesar 0,09 % dibandingkan NTP bulan April 2011 sebesar 104,33. Dua subsektor mengalami penurunan indeks yaitu tanaman pangan turun 0,46% dari 104,02 menjadi 103,53 dan peternakan turun 0,46.% dari 102,32 menjadi 101,86. Sedangkan tiga subsektor yang mengalami kenaikan indeks adalah subsektor hortikultura yang naik 0,15 % dari 109,46 menjadi 109,62, subsektor perkebunan naik 1,32 % dari 101,57 menjadi 102,91 dan subsektor perikanan mengalami kenaikan sebesar 1,15 % dari 97,63 menjadi 98,75.

Pada Mei 2011 terjadi Inflasi di pedesaan sebesar 0,31 %. Dari 7 kelompok, indeks perumahan menjadi pemicu inflasi pedesaan di Provinsi Banten dengan persentase (1,20%). Kelompok lain yang menyumbang inflasi adalah kelompok makanan jadi (0,59%), kesehatan (0,55%), sandang (0,18.%) dan transportasi dan komunikasi (0,08%). Sedangkan kelompok bahan makanan dan pendidikan, rekreasi dan olah raga tidak mengalami perubahan.

Berdasarkan observasi sebanyak 24 transaksi gabah di 3 Kabupaten (Pandeglang, Serang dan Lebak), rata-rata harga gabah di tingkat petani pada Mei 2011 dibandingkan keadaan April 2011 untuk Gabah Kering Panen (GKPnaik sebesar 1,86 % sedangkan Gabah Kualitas Rendah mengalami perubahan rata-rata sebesar 0,20%.

Rata-rata harga gabah bulan Mei 2011 di tingkat penggilingan untuk kualitas GKP mencapai Rp. 3.045,-, sedangkan gabah kualitas rendah rata-rata Rp 2.475 per kg di tingkat petani dan Rp. 2.650,- per kg di tingkat Penggilingan. Pada bulan ini persentase observasi harga gabah kualitas GKG yang berada dibawah HPP sebanyak 14,29%, sedangkan untuk gabah kualitas rendah terdapat observasi sebanyak 16,67%.

Harga gabah terendah di tingkat petani sebesar Rp 2.400,- per kg dijumpai di Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang dengan kualitas rendah, sedangkan harga tertinggi sebesar Rp. 3.350,- per kg dijumpai di Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang dengan kualitas GKG.

Informasi lebih lengkap mengenai Berita Resmi Statistik (BRS) Indonesia langsung di http://www.bps.go.id atau copy paste URL dibawah ini :

http://www.bps.go.id/brs_file/inflasi-01jun11.pdf
http://www.bps.go.id/brs_file/exim-01jun11.pdf
http://www.bps.go.id/brs_file/pariwisata-01jun11.pdf
http://www.bps.go.id/brs_file/ntp-01jun11.pdf

Sedangkan informasi lebih lengkap mengenai Berita Resmi Statistik (BRS) Provinsi Banten silakan lihat langsung di http://banten.bps.go.id atau copy paste URL dibawah ini :

http://banten.bps.go.id/pdf/23%20Inflasi%200611.pdf
http://banten.bps.go.id/pdf/24%20exim%200611.pdf
http://banten.bps.go.id/pdf/25%20NTP%200611.pdf

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar