Rabu, 09 Mei 2012

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan 1 Tahun 2012

EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2012 TUMBUH 6,3 PERSEN

Perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan besaran PDB atas dasar harga berlaku pada Triwulan I-2012 mencapai Rp1.972,4 triliun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp632,8 triliun.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I-2012 dibandingkan triwulan IV-2011, yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) meningkat sebesar 1,4 persen (q-to-q). Pertumbuhan ini didukung oleh Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan, Sektor Keuangan, RealEstat, dan Jasa Perusahaan, dan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi. Pertumbuhan tertinggi dihasilkan oleh Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 20,9 persen karena adanya musim panen tanaman padi pada triwulan I-2012.

PDB Indonesia pada triwulan I-2012 dibandingkan triwulan yang sama tahun 2011 (y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar 6,3 persen. Pertumbuhan ini didukung oleh semua sektor, dimana pertumbuhan tertinggi dihasilkan oleh Sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 10,3 persen.

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I-2012 dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2011 didukung oleh kenaikan Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto sebesar 9,9 persen, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar 5,9 persen, dan Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar 4,9 persen. Demikian halnya dengan Komponen Ekspor Barang dan Jasa juga mengalami peningkatan sebesar 7,8 persen, sedangkan Komponen Impor Barang dan Jasa naik 8,2 persen.

Pada triwulan I-2012 dibandingkan dengan triwulan IV-2011, hanya Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga secara riil meningkat sebesar 0,5 persen. Sedangkan komponenkomponen lainnya mengalami penurunan, seperti Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah turun sebesar 45,1 persen, Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto turun sebesar 4,8 persen, Komponen Ekspor Barang dan Jasa turun sebesar 7,2 persen, dan Komponen Impor Barang dan Jasa juga turun sebesar 6,2 persen.

Struktur perekonomian Indonesia secara spasial pada triwulan I-2012 masih didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Kelompok provinsi di Pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto, yakni sebesar 57,5 persen, diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 23,6 persen, Pulau Kalimantan 9,8 persen, Pulau Sulawesi 4,5 persen, Bali dan Nusa Tenggara 2,4 persen, dan kontribusi terkecil berasal kelompok provinsi di Pulau Maluku dan Papua, yakni sebesar 2,2 persen.

KONDISI BISNIS DAN EKONOMI KONSUMEN MENINGKAT

Indeks Tendensi Bisnis (ITB) pada triwulan I-2012 sebesar 103,89, berarti kondisi bisnis meningkat dari triwulan sebelumnya. Tingkat optimisme pelaku bisnis lebih rendah jika
dibandingkan dengan triwulan IV-2011 (nilai ITB sebesar 106,92).

Peningkatan kondisi bisnis pada triwulan I-2012 terjadi pada beberapa sektor, dan sebaliknya beberapa sektor lainnya mengalami penurunan. Peningkatan kondisi bisnis tertinggi terjadi pada
Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan (nilai ITB sebesar 117,31). Penurunan kondisi bisnis tertinggi terjadi pada Sektor Pengangkutan dan Komunikasi (nilai ITB sebesar
98,42).

Kondisi bisnis pada triwulan I-2012 meningkat karena adanya peningkatan penggunaan kapasitas produksi (nilai indeks sebesar 104,80), rata-rata jam kerja (nilai indeks sebesar
102,36), dan pendapatan usaha (nilai indeks sebesar 101,58).

Nilai ITB pada triwulan II-2012 sebesar 107,86, berarti kondisi bisnis diperkirakan akan meningkat dibandingkan triwulan I-2012. Tingkat optimisme pelaku bisnis diperkirakan akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan triwulan I-2012 (nilai ITB sebesar 103,89).

Semua sektor ekonomi pada triwulan II-2012 diperkirakan mengalami peningkatan kondisi bisnis. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi diprediksi mengalami peningkatan bisnis tertinggi (nilai ITB sebesar 111,11) dan terendah terjadi pada Sektor Industri Pengolahan (nilai ITB sebesar 104,42).

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) nasional pada triwulan I-2012 sebesar 106,54, artinya kondisi ekonomi konsumen meningkat dari triwulan sebelumnya. Tingkat optimisme konsumen lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (nilai ITK sebesar 108,44). Membaiknya kondisi ekonomi konsumen didorong oleh peningkatan pendapatan rumah tangga dan rendahnya
pengaruh inflasi terhadap konsumsi makanan sehari-hari.

Perbaikan kondisi ekonomi konsumen di tingkat nasional terjadi karena ada peningkatan kondisi ekonomi konsumen di semua provinsi (33 provinsi), dimana 19 provinsi diantaranya (57,58 persen) memiliki nilai indeks di atas nasional. Provinsi yang memiliki nilai ITK tertinggi adalah DKI Jakarta (nilai ITK sebesar 110,23). Sebaliknya, Provinsi Aceh tercatat memiliki nilai ITK terendah, yaitu sebesar 102,33.

Nilai ITK nasional pada triwulan II-2012 diperkirakan sebesar 108,34, artinya kondisi ekonomi konsumen diperkirakan akan membaik. Tingkat optimisme konsumen diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan triwulan I-2012 (nilai ITK sebesar 106,54).

Perkiraan membaiknya kondisi ekonomi konsumen terjadi di semua provinsi di Indonesia (33 provinsi), dimana 18 provinsi diantaranya (54,55 persen) diperkirakan memiliki nilai indeks di atas nasional. Provinsi yang memiliki perkiraan nilai ITK tertinggi adalah DKI Jakarta (nilai ITK sebesar 112,56) dan terendah di Maluku Utara (nilai ITK sebesar 104,93).

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar