DESEMBER 2011 INFLASI 0,57 PERSEN
Pada bulan Desember 2011 terjadi inflasi sebesar 0,57 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 129,91. Dari 66 kota IHK, pada bulan ini seluruhnya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kupang 2,19 persen dengan IHK 138,37 dan terendah terjadi di Tanjung Pinang 0,02 persen dengan IHK 129,86.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok bahan makanan 1,62 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,50 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,28 persen; kelompok sandang 0,20 persen; kelompok kesehatan 0,17 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,07 persen dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,14 persen.
Laju inflasi tahun kalender (Januari–Desember) 2011 dan laju inflasi (Desember 2011 terhadap Desember 2010) masing-masing sebesar 3,79 persen.
Komponen inti pada bulan Desember 2011 mengalami inflasi sebesar 0,28 persen, laju inflasi komponen inti tahun kalender (Januari–Desember) 2011 dan laju inflasi komponen inti (Desember 2011 terhadap Desember 2010) masing-masing sebesar 4,34 persen.
http://www.bps.go.id/brs_file/inflasi_02jan12.pdf
EKSPOR NOVEMBER 2011 MENCAPAI US$16,92 MILIAR
Nilai ekspor Indonesia November 2011 mencapai US$16,92 miliar atau mengalami penurunan sebesar 0,20 persen dibanding ekspor Oktober 2011. Sementara bila dibanding November 2010 ekspor mengalami peningkatan sebesar 8,25 persen.
Ekspor nonmigas November 2011 mencapai US$13,74 miliar, turun 1,13 persen dibanding Oktober 2011, sedangkan dibanding ekspor November 2010 meningkat 7,18 persen.
Secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari−November 2011 mencapai US$186,11 miliar atau meningkat 32,04 persen dibanding periode yang sama tahun 2010, sementara ekspor nonmigas mencapai US$148,45 miliar atau meningkat 27,79 persen.
Penurunan ekspor nonmigas terbesar November 2011 terjadi pada bijih, kerak, dan abu logam sebesar US$353,8 juta, sedangkan peningkatan terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$872,3 juta.
Ekspor nonmigas ke Cina November 2011 mencapai angka terbesar yaitu US$2,31 miliar, disusul Jepang US$1,57 miliar dan Amerika Serikat US$1,18 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 36,83 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (27 negara) sebesar US$1,62 miliar.
Menurut sektor, ekspor hasil industri periode Januari−November 2011 naik sebesar 27,84 persen dibanding periode yang sama tahun 2010, demikian juga ekspor hasil pertanian naik 3,48 persen serta ekspor hasil tambang dan lainnya naik 32,25 persen.
Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada periode Januari−September 2011 berasal dari Kalimantan Timur dengan nilai US$28,19 miliar (18,52 persen), diikuti Jawa Barat sebesar US$20,27 miliar (13,32 persen) dan Riau sebesar U$15,52 miliar (10,20 persen).
IMPOR NOVEMBER 2011 SEBESAR US$15,40 MILIAR
Nilai impor Indonesia November 2011 sebesar US$15,40 miliar atau turun 0,88 persen dibanding impor Oktober 2011 yang besarnya US$15,53 miliar, sedangkan jika dibanding impor November 2010 (US$13,01 miliar) naik 18,37 persen. Sementara itu, selama JanuariNovember 2011 nilai impor mencapai US$160,96 miliar atau meningkat 31,38 persen jika dibanding impor periode yang sama tahun sebelumnya (US$122,52 miliar).
Impor nonmigas November 2011 sebesar US$11,95 miliar atau turun US$0,30 miliar (2,50 persen) dibanding impor nonmigas Oktober 2011 (US$12,25 miliar), sedangkan impor nonmigas selama JanuariNovember 2011 mencapai US$123,91 miliar atau naik 26,77 persen dibanding impor nonmigas periode yang sama tahun 2010 (US$97,75 miliar).
Impor migas November 2011 sebesar US$3,45 miliar atau naik US$0,17 miliar (5,19 persen) dibanding impor migas Oktober 2011 (US$3,28 miliar), sedangkan impor migas selama JanuariNovember 2011 mencapai US$37,05 miliar atau naik 49,59 persen dibanding impor migas periode yang sama tahun sebelumnya (US$24,77 miliar).
Nilai impor nonmigas terbesar November 2011 adalah golongan barang mesin dan peralatan mekanik dengan nilai US$2,23 miliar. Nilai ini turun 7,64 persen (US$0,18 miliar) dibanding impor golongan barang yang sama Oktober 2011 (US$2,41 miliar). Sementara itu, impor golongan barang tersebut selama JanuariNovember 2011 mencapai US$22,21 miliar atau meningkat 22,33 persen (US$4,05 miliar) dibanding impor golongan barang yang sama tahun sebelumnya (US$18,16 miliar).
Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama JanuariNovember 2011 masih ditempati oleh Cina dengan nilai US$23,15 miliar dengan pangsa 18,68 persen, diikuti Jepang US$17,46 miliar (14,09 persen) dan Singapura US$9,55 miliar (7,70 persen). Impor nonmigas dari ASEAN mencapai 21,95 persen, sementara dari Uni Eropa sebesar 9,00 persen.
Nilai impor semua golongan penggunaan barang selama JanuariNovember 2011 dibanding impor periode yang sama tahun sebelumnya masing-masing meningkat, yaitu impor barang konsumsi sebesar 36,55 persen, bahan baku/penolong sebesar 33,94 persen, dan barang modal sebesar 20,12 persen
http://www.bps.go.id/brs_file/eksim_02jan12.pdf
NILAI TUKAR PETANI (NTP) DESEMBER 2011 SEBESAR 105,75 ATAU NAIK 0,11 PERSEN
Nilai Tukar Petani (NTP) nasional Desember 2011 sebesar 105,75 atau naik 0,11 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Kenaikan NTP dikarenakan naiknya NTP Subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,35 persen dan NTP Subsektor Hortikultura sebesar 0,28 persen.
Selama 2011 kenaikan NTP tertinggi pada April 2011 dan Mei 2011 yaitu masing-masing naik sebesar 0,57 persen sedangkan NTP terendah terjadi pada Maret 2011 yang turun sebesar 0,01 persen. Selama 2011 terjadi kenaikan NTP sebesar 2,92 persen.
Pada Desember 2011, NTP Provinsi Bengkulu mengalami kenaikan tertinggi (0,77 persen) dibandingkan kenaikan NTP provinsi lainnya. Sebaliknya, NTP Provinsi Maluku terjadi penurunan terbesar (0,54 persen) dibanding penurunan NTP provinsi lainnya.
Pada Desember 2011, terjadi inflasi di daerah perdesaan di Indonesia sebesar 0,37 persen terutama dipicu oleh naiknya indeks Kelompok Bahan Makanan dan Kelompok Perumahan. Sedangkan inflasi perdesaan di Indonesia selama tahun 2011 sebesar 3,48 persen.
DIBANDINGKAN BULAN LALU, HARGA GABAH (GKP) DI PETANI NAIK 3,54 PERSEN
MENJADI Rp4.085,15 PER KG
Berdasarkan 930 transaksi penjualan gabah di 19 provinsi selama Desember 2011, didominasi transaksi gabah kering panen (GKP) 78,60 persen, gabah kualitas rendah 10,97 persen, dan gabah kering giling (GKG) 10,43 persen.
Selama Desember 2011, rata-rata harga gabah kualitas GKP di petani Rp4.085,15 per kg (naik 3,54 persen) dan di penggilingan Rp4.150,90 per kg (naik 3,59 persen) dibandingkan kualitas yang sama November 2011. Sedangkan gabah kualitas GKG di petani Rp4.548,27 per kg (naik 3,41 persen) dan di penggilingan Rp4.619,81 per kg (naik 3,50 persen).
Dibandingkan Desember 2010, keseluruhan kelompok kualitas gabah di petani meningkat masing-masing kualitas GKP (12,96 persen), kualitas GKG (17,56 persen), dan kualitas rendah (14,33 persen) selama Desember 2011. Sedangkan di penggilingan, kualitas GKP (12,76 persen), kualitas GKG (17,42 persen), dan kualitas rendah (13,10 persen).
UPAH NOMINAL HARIAN BURUH TANI NASIONAL NAIK SEBESAR 0,23 PERSEN
Upah nominal harian buruh tani nasional pada Desember 2011 naik sebesar 0,24 persen dibanding upah buruh tani November 2011, yaitu dari Rp39.503,00 menjadi Rp39.599,00 per hari, sedangkan secara riil mengalami penurunan sebesar 0,12 persen1). Selama 2011 upah buruh tani nominal naik sebesar 2,65 persen dari Rp38.577,00 menjadi Rp39.599,00, sedangkan secara riil turun sebesar 0,81 persen.
Upah nominal harian buruh bangunan (tukang bukan mandor) pada Desember 2011 naik 1,44 persen dibanding upah November 2011, yaitu dari Rp62.263,00 menjadi Rp63.157,00 per hari. Secara riil naik sebesar 0,87 persen1).
http://www.bps.go.id/brs_file/ntp_02jan12.pdf
WISMAN NOVEMBER 2011 MENCAPAI 654,9 RIBU ORANG, NAIK 13,28 PERSEN DIBANDING NOVEMBER 2010
Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia pada November 2011 mencapai 654,9 ribu orang atau naik 13,28 persen dibanding jumlah wisman November 2010 yang sebanyak 578,2 ribu orang. Apabila dibandingkan dengan Oktober 2011, jumlah wisman November 2011 turun tipis sebesar 0,16 persen.
Jumlah wisman ke Bali melalui bandara Ngurah Rai pada November 2011 naik 11,93 persen dibanding November 2010, yaitu dari 196,9 ribu orang menjadi 220,3 ribu orang pada November 2011. Namun, jika dibanding Oktober 2011, jumlah wisman ke Bali turun sebesar 9,85 persen.
Secara kumulatif (Januari─November) 2011, jumlah wisman mencapai 6,93 juta orang atau naik 8,91 persen dibanding jumlah wisman pada periode yang sama tahun 2010 sebanyak 6,36 juta orang.
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di 20 provinsi pada November 2011 mencapai rata-rata 52,97 persen, atau naik 2,80 poin dibanding TPK November 2010 sebesar 50,17 persen. Apabila dibanding TPK hotel Oktober 2011, TPK hotel berbintang pada November 2011 mengalami penurunan 1,90 poin.
Rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia pada hotel berbintang di 20 provinsi selama November 2011 adalah 1,93 hari, naik 0,03 hari dibanding keadaan November 2010.
JUMLAH PENUMPANG ANGKUTAN UDARA DOMESTIK NOVEMBER 2011 NAIK 1,87 PERSEN
Jumlah penumpang angkutan udara domestik pada November 2011 mencapai 4,4 juta orang atau naik 1,87 persen dibanding Oktober 2011. Sebaliknya jumlah penumpang tujuan luar negeri (internasional) turun 1,48 persen menjadi 854,7 ribu orang. Selama JanuariNovember 2011 jumlah penumpang domestik mencapai 47,0 juta orang atau naik 19,61 persen dan jumlah penumpang internasional mencapai 9,9 juta orang atau naik 12,69 persen dibanding periode yang sama tahun 2010.
Jumlah penumpang angkutan laut dalam negeri yang diberangkatkan pada November 2011 tercatat 529,2 ribu orang atau turun 11,52 persen dibanding Oktober 2011 dan jumlah barang yang diangkut turun 7,14 persen menjadi 10,4 juta ton. Selama JanuariNovember 2011 jumlah penumpang mencapai 7,0 juta orang atau naik 7,77 persen dibanding dengan periode yang sama tahun 2010, sebaliknya jumlah barang yang diangkut 142,1 juta ton atau turun 7,21 persen.
Jumlah penumpang kereta api pada November 2011 sebanyak 16,2 juta orang atau turun 1,71 persen dibanding Oktober 2011. Demikian pula jumlah barang yang diangkut kereta api turun 2,91 persen menjadi 1,8 juta ton. Selama JanuariNovember 2011, jumlah penumpang sebanyak 182,5 juta orang atau turun 1,69 persen dibanding periode yang sama tahun 2010. Sebaliknya, jumlah barang yang diangkut kereta api naik 5,13 persen menjadi 18,5 juta ton.
http://www.bps.go.id/brs_file/pariwisata_02jan12.pdf
DESEMBER 2011 HARGA GROSIR NAIK 0,44 PERSEN
Pada Desember 2011 Indeks harga grosir/agen atau Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Umum Nonmigas naik sebesar 0,44 persen terhadap bulan sebelumnya. Andil IHPB terbesar pada Sektor Industri sebesar 0,25, utamanya beras dan rokok kretek yang memberi andil positif masing-masing sebesar 0,09 dan 0,03 persen.
IHPB Bahan Baku, Barang Konsumsi, dan Barang Modal pada Desember 2011 masing-masing mengalami kenaikan sebesar 0,53, 0,49, dan 0,26 persen.
IHPB Bahan Bangunan/Konstruksi pada Desember 2011 naik sebesar 0,55 persen terhadap bulan sebelumnya, antara lain disebabkan kenaikan harga semen 1,76 persen, barang galian segala jenis 0,84 persen, aspal 1,02 persen, dan cat, vernis, dan lak 0,44 persen.
Selama tahun 2011, IHPB Umum Nonmigas naik sebesar 4,44 persen, yaitu dari 177,87 pada Desember 2010 menjadi 185,76 pada Desember 2011. Sedangkan IHPB Bahan Baku, Barang Konsumsi, dan Barang Modal mengalami kenaikan masing-masing sebesar 4,41, 5,05, dan 1,32 persen dibanding tahun 2010. Perkembangan IHPB Bahan bangunan/Konstruksi selama tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 4,93 persen, yaitu dari 192,47 pada tahun 2010 menjadi 201,96 pada tahun 2011.
http://www.bps.go.id/brs_file/ihpb_02jan12.pdf
JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2011 MENCAPAI 29,89 JUTA ORANG
Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia pada September 2011 mencapai 29,89 juta orang (12,36 persen), turun 0,13 juta orang (0,13 persen) dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2011 yang sebesar 30,02 juta orang (12,49 persen).
Selama periode Maret 2011–September 2011, penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang 0,09 juta orang (dari 11,05 juta orang pada Maret 2011 menjadi 10,95 juta orang pada September 2011), sementara di daerah perdesaan berkurang 0,04 juta orang (dari 18,97 juta orang pada Maret 2011 menjadi 18,94 juta orang pada September 2011).
Persentase penduduk miskin antara daerah perkotaan dan perdesaan tidak banyak berubah selama periode ini. Penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2011 sebesar 9,23 persen, menurun sedikit menjadi 9,09 persen pada September 2011. Penduduk miskin di daerah perdesaan pada Maret 2011 sebesar 15,72 persen, juga menurun sedikit menjadi 15,59 persen pada September 2011.
Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada September 2011, sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan sebesar 73,53 persen, tidak jauh berbeda dengan Maret 2011 yang sebesar 73,52 persen.
Komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan adalah beras, rokok kretek filter, gula pasir, telur ayam ras, mie instan, tempe, dan tahu. Untuk komoditi bukan makanan adalah biaya perumahan, listrik, angkutan, dan pendidikan.
Pada periode Maret 2011–September 2011, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan kecenderungan menurun. Ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin mendekati Garis Kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin menyempit
http://www.bps.go.id/brs_file/kemiskinan_02jan12.pdf
Sedangkan untuk Wilayah Banten bisa didownload di :
http://banten.bps.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar