Pada Januari 2012 terjadi inflasi sebesar 0,76 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 130,90. Dari 66 kota IHK, 62 kota mengalami inflasi dan 4 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Banjarmasin 2,92 persen dengan IHK 139,35 dan terendah terjadi di Banda Aceh 0,02 persen dengan IHK 127,15. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Sorong 0,38 persen dengan IHK 145,47 dan terendah terjadi di Manado 0,13 persen dengan IHK 125,94.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok bahan makanan 1,85 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,65 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,54 persen; kelompok kesehatan 0,51 persen; kelompok
pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,15 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,23 persen. Sedangkan kelompok sandang pada bulan ini mengalami deflasi sebesar 0,08 persen.
Laju inflasi tahun kalender (Januari) 2012 sebesar 0,76 persen dan laju inflasi year on year (Januari 2012 terhadap Januari 2011) sebesar 3,65 persen.
Komponen inti pada Januari 2012 mengalami inflasi sebesar 0,44 persen, laju inflasi komponen inti tahun kalender (Januari) 2012 sebesar 0,44 persen
download : http://www.bps.go.id/brs_file/inflasi_01feb12.pdf
EKSPOR DESEMBER 2011 MENCAPAI US$17,20 MILIAR
November 2011 disebabkan oleh menurunnya ekspor nonmigas sebesar 0,85 persen yaitu dari US$13.712,7 juta menjadi US$13.596,6 juta.
Sementara, ekspor migas mengalami peningkatan sebesar 2,22 persen dari US$3.522,8 juta menjadi US$3.601,2 juta. Lebih lanjut peningkatan ekspor migas disebabkan oleh meningkatnya ekspor minyak mentah sebesar 8,98 persen menjadi US$1.400,5 juta dan ekspor hasil minyak naik sebesar
Nilai ekspor Indonesia Desember 2011 mencapai US$17,20 miliar atau mengalami penurunan sebesar 0,22 persen dibanding ekspor November 2011. Sementara bila dibanding Desember 2010 ekspor mengalami peningkatan sebesar 2,19 persen.
Ekspor nonmigas Desember 2011 mencapai US$13,60 miliar, turun 0,85 persen dibanding November 2011, sedangkan dibanding ekspor Desember 2010 meningkat 0,19 persen.
Secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari−Desember 2011 mencapai US$203,62 miliar atau meningkat 29,05 persen dibanding periode yang sama tahun 2010, sementara ekspor nonmigas mencapai US$162,02 miliar atau meningkat 24,88 persen.
Penurunan ekspor nonmigas terbesar Desember 2011 terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$489,9 juta, sedangkan peningkatan terjadi pada bijih, kerak, dan abu logam sebesar US$136,3 juta.
Ekspor nonmigas ke Cina Desember 2011 mencapai angka terbesar yaitu US$2,15 miliar, disusul Jepang US$1,60 miliar, dan Amerika Serikat US$1,29 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 37,05 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (27 negara) sebesar US$1,69 miliar.
Menurut sektor, ekspor hasil industri periode Januari−Desember 2011 naik sebesar 24,66 persen dibanding periode yang sama tahun 2010, demikian juga ekspor hasil pertanian naik 3,34 persen serta ekspor hasil tambang dan lainnya naik 29,72 persen.
IMPOR DESEMBER 2011 SEBESAR US$16,34 MILIAR
Nilai impor Indonesia Desember 2011 sebesar US$16,34 miliar atau naik 6,14 persen dibanding impor November 2011 yang besarnya US$15,39 miliar, sedangkan jika dibanding impor Desember 2010 (US$13,15 miliar) naik 24,28 persen. Sementara itu, selama Januari–Desember 2011 nilai impor mencapai US$177,30 miliar atau meningkat 30,69 persen jika dibanding impor periode yang sama tahun sebelumnya (US$135,66 miliar).
Impor nonmigas Desember 2011 sebesar US$12,71 miliar atau naik US$0,77 miliar (6,40 persen) dibanding impor nonmigas November 2011 (US$11,94 miliar), sedangkan impor nonmigas selama Januari–Desember 2011 mencapai US$136,61 miliar atau naik 26,20 persen dibanding impor nonmigas periode yang sama tahun 2010 (US$108,25 miliar).
Impor migas Desember 2011 sebesar US$3,63 miliar atau naik US$0,18 miliar (5,26 persen) dibanding impor migas November 2011 (US$3,45 miliar), sedangkan impor migas selama Januari–Desember 2011 mencapai US$40,69 miliar atau naik 48,42 persen dibanding impor migas periode yang sama tahun sebelumnya (US$27,41 miliar).
Nilai impor nonmigas terbesar Desember 2011 adalah golongan barang mesin dan peralatan mekanik dengan nilai US$2,46 miliar. Nilai ini naik 10,46 persen (US$0,23 miliar) dibanding impor golongan barang yang sama November 2011 (US$2,23 miliar). Sementara itu, impor golongan barang tersebut selama Januari–Desember 2011 mencapai US$24,68 miliar atau meningkat 23,26 persen (US$4,66 miliar) dibanding impor golongan barang yang sama tahun sebelumnya (US$20,02 miliar).
Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–Desember 2011 masih ditempati oleh Cina dengan nilai US$25,53 miliar dengan pangsa 18,69 persen, diikuti Jepang US$19,31 miliar (14,14 persen) dan Amerika Serikat US$10,67 miliar (7,81 persen). Impor nonmigas dari ASEAN mencapai 21,75 persen, sementara dari Uni Eropa sebesar 9,08 persen.
Nilai impor semua golongan penggunaan barang selama Januari–Desember 2011 dibanding impor periode yang sama tahun sebelumnya masing-masing meningkat, yaitu impor barang konsumsi sebesar 34,01 persen, bahan baku/penolong sebesar 32,49 persen, dan barang modal sebesar 22,85 persen.
download : http://www.bps.go.id/brs_file/eksim_01feb12.pdf
WISMAN DESEMBER 2011 MENCAPAI 724,5 RIBU ORANG, NAIK 12,47 PERSEN DIBANDING DESEMBER 2010
Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia pada Desember 2011 mencapai 724,5 ribu orang atau naik 12,47 persen dibanding jumlah wisman Desember 2010 yang mencapai 644,2 ribu orang. Apabila dibandingkan dengan November 2011, jumlah wisman Desember 2011 naik sebesar 10,63 persen.
Jumlah wisman ke Bali melalui bandara Ngurah Rai pada Desember 2011 naik 11,61 persen dibanding Desember 2010, yaitu dari 222,5 ribu orang menjadi 248,3 ribu orang pada Desember 2011. Begitu pula, jika dibanding November 2011, jumlah wisman ke Bali naik sebesar 12,71 persen.
Secara kumulatif (Januari─Desember) 2011, jumlah wisman mencapai 7,65 juta orang atau naik 9,24 persen dibanding jumlah wisman pada periode yang sama tahun 2010 sebanyak 7,00 juta orang.
Penerimaan devisa pariwisata pada tahun 2011 diperkiraan mencapai US$8,6 miliar atau naik 13,16 persen dibanding penerimaan devisa tahun 2010 yang mencapai US$7,6 miliar.
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di 20 provinsi pada Desember 2011 mencapai rata-rata 55,57 persen, atau naik 1,92 poin dibanding TPK Desember 2010 sebesar 53,65 persen. Sedangkan bila dibanding TPK hotel November 2011, TPK hotel berbintang pada Desember 2011 mengalami kenaikan 2,60 poin.
Rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia pada hotel berbintang di 20 provinsi selama Desember 2011 adalah 1,93 hari, turun 0,05 hari dibanding keadaan Desember 2010.
download : http://www.bps.go.id/brs_file/pariwisata_01feb12.pdf
NILAI TUKAR PETANI (NTP) JANUARI 2012 SEBESAR 105,73 ATAU TURUN 0,02 PERSEN
Nilai Tukar Petani (NTP) nasional Januari 2012 sebesar 105,73 atau turun 0,02 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Penurunan NTP dikarenakan turunnya NTP Subsektor Tanaman Hortikultura sebesar 0,64 persen, NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,55 persen, dan NTP Subsektor
Perikanan sebesar 0,27 persen.
Pada Januari 2012, NTP Provinsi Banten mengalami kenaikan tertinggi (1,05 persen) dibandingkan kenaikan NTP provinsi lainnya. Sebaliknya, NTP Provinsi Kalimantan Barat terjadi penurunan terbesar (1,46 persen) dibanding penurunan NTP provinsi lainnya.
Pada Januari 2012, terjadi inflasi di daerah perdesaan di Indonesia sebesar 0,74 persen terutama dipicu oleh naiknya indeks Kelompok Bahan Makanan dan Kelompok Makanan Jadi.
DIBANDINGKAN BULAN LALU, HARGA GABAH (GKP) DI PETANI NAIK 7,86 PERSEN MENJADI Rp4.406,32 PER KG
Berdasarkan 765 transaksi penjualan gabah di 20 provinsi selama Januari 2012, didominasi transaksi gabah kering panen (GKP) 72,16 persen, gabah kualitas rendah 17,52 persen, dan gabah kering giling (GKG) 10,32 persen.
UPAH NOMINAL HARIAN BURUH TANI NASIONAL NAIK SEBESAR 0,23 PERSEN
Upah nominal harian buruh tani nasional pada Januari 2012 naik sebesar 0,32 persen dibanding upah buruh tani Desember 2011, yaitu dari Rp39.599,00 menjadi Rp39.727,00 per hari, sedangkan secara riil mengalami penurunan sebesar 0,41 persen1).
Upah nominal harian buruh bangunan (tukang bukan mandor) pada Januari 2012 naik 0,88 persen dibanding upah Desember 2011, yaitu dari Rp63.157,00 menjadi Rp63.715,00 per hari. Secara riil naik sebesar 0,12 persen1).
download : http://www.bps.go.id/brs_file/ntp_01feb12.pdf
JANUARI 2012 HARGA GROSIR NAIK 0,73 PERSEN
Pada Januari 2012 Indeks harga grosir/agen atau Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Umum Nonmigas naik sebesar 0,73 persen terhadap bulan sebelumnya. Kenaikan IHPB terbesar terjadi pada Sektor Pertanian sebesar 1,40 persen.
IHPB Bahan Baku dan Barang Konsumsi pada Januari 2012 masing-masing mengalami kenaikan sebesar 0,68 persen dan 0,93 persen, sedangkan Barang Modal turun sebesar 0,19 persen.
IHPB Bahan Bangunan/Konstruksi pada Januari 2012 naik sebesar 0,75 persen terhadap bulan sebelumnya, antara lain disebabkan kenaikan harga semen 1,40 persen, bahan bangunan dari logam 1,09 persen, aspal 1,02 persen, barang galian segala jenis 0,98 persen, dan barang-barang logam lainnya 0,87
persen.
download : http://www.bps.go.id/brs_file/ihpb_01feb12.pdf
PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG
TRIWULAN IV TAHUN 2011 NAIK SEBESAR 6,02 PERSEN DARI TRIWULAN IV TAHUN 2010
Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan IV tahun 2011 naik sebesar 6,02 persen (y-on-y) dari triwulan IV tahun 2010. Selama tiga tahun terakhir, terjadi kenaikan pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan IV. Pada triwulan IV tahun 2010 pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang naik 5,53 persen dari triwulan IV tahun 2009, pertumbuhan triwulan IV tahun 2009 naik 4,46 persen dari triwulan IV tahun 2008.
Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang tahunan pada tahun 2011 naik sebesar 5,56 persen dari tahun 2010. Kenaikan tersebut terutama disebabkan naiknya produksi industri logam dasar (16,26 persen), industri kendaraan bermotor (14,85 persen), dan industri kimia dan barang-barang dari bahan kimia (11,93 persen).
Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulanan (q-to-q) pada triwulan IV tahun 2011 naik sebesar 3,09 persen dari triwulan III tahun 2011. Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan III tahun 2011 naik sebesar 2,95 persen dari triwulan II tahun 2011 dan pertumbuhan triwulan II tahun 2011 naik sebesar 1,61 persen dari triwulan I tahun 2011.
Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang bulanan (m-to-m) selama triwulan IV tahun 2011 mengalami kenaikan pada bulan Oktober dan Desember, sedangkan pada bulan November 2011 mengalami penurunan. Pertumbuhan bulan Oktober naik 3,01 persen dari bulan September 2011, pertumbuhan bulan November 2011 turun sebesar 0,43 persen dari bulan Oktober 2011, dan pertumbuhan bulan Desember 2011 naik 1,16 persen dari bulan November 2011.
PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL
TRIWULAN IV TAHUN 2011 NAIK SEBESAR 4,54 PERSEN DARI TRIWULAN III TAHUN 2011
Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulanan pada triwulan IV tahun 2011 naik sebesar 4,54 persen (q-to-q) dari triwulan III tahun 2011, pada triwulan III tahun 2011 naik sebesar 2,21 persen dari triwulan II tahun 2011, triwulan II tahun 2011 naik sebesar 1,48 persen dari triwulan I tahun 2011, dan triwulan I tahun 2011 naik sebesar 1,26 persen dari triwulan IV tahun 2010.
Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil tahunan pada tahun 2011 naik sebesar 4,71 persen dari tahun 2010. Kenaikan tersebut terutama disebabkan naiknya produksi industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional (10,21 persen), industri furnitur (9,21 persen), dan industri karet, barang dari karet dan plastik (8,22 persen).
Jenis-jenis industri yang mengalami pertumbuhan produksi tertinggi pada triwulan IV tahun 2011 adalah Industri barang logam bukan mesin dan peralatannya naik 14,50 persen, Industri logam dasar naik 12,22 persen, dan Industri karet, barang dari karet dan plastik naik 12,15 persen. Jenis-jenis industri yang mengalami penurunan pertumbuhan yang terbesar adalah Industri pengolahan tembakau turun 7,04 persen, Industri pakaian jadi turun 4,02 persen, dan Industri tekstil turun 1,31 persen.
Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulanan (q-to-q) pada triwulan IV tahun 2011 pada tingkat provinsi yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Provinsi Sulawesi Selatan naik 12,62 persen, Provinsi Nusa Tenggara Timur naik 9,11 persen, dan Provinsi Papua naik 9,05 persen. Provinsi-provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan terbesar adalah Provinsi Gorontalo turun 5,11 persen, Provinsi Nusa Tenggara Barat turun 4,10 persen, dan Provinsi Kepulauan Riau turun 4,00 persen.
download : http://www.bps.go.id/brs_file/industri_01feb12.pdf
Untuk berita resmi statistik wilayah Banten silakan download langsung di :
URL :http://banten.bps.go.id/brs212.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar