Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2011 tumbuh sebesar 6,5 persen dibandingkan dengan tahun 2010. Pertumbuhan terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 10,7 persen dan terendah di Sektor Pertambangan dan Penggalian 1,4 persen. Sementara PDB (tidak termasuk migas) tahun 2011 tumbuh 6,9 persen.
Besaran PDB Indonesia tahun 2011 atas dasar harga berlaku mencapai Rp7.427,1 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan (tahun 2000) mencapai Rp2.463,2 triliun.
Secara triwulanan, PDB Indonesia triwulan IV-2011 dibandingkan dengan triwulan III-2011 (q-to-q) turun sebesar 1,3 persen, tapi bila dibandingkan dengan triwulan IV-2010 (y-on-y) tumbuh sebesar 6,5 persen.
Pertumbuhan ekonomi tahun 2011 menurut sisi penggunaan terjadi pada komponen ekspor sebesar 13,6 persen, diikuti pembentukan modal tetap bruto (PMTB) 8,8 persen, pengeluaran konsumsi rumah tangga 4,7 persen, pengeluaran konsumsi pemerintah 3,2 persen, dan komponen impor sebagai faktor pengurang juga mengalami pertumbuhan, yaitu sebesar 13,3 persen.
Pada tahun 2011, PDB digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga sebesar 54,6 persen, konsumsi pemerintah 9,0 persen, pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik 32,0 persen, ekspor 26,3 persen, dan impor 24,9 persen.
PDB per kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2011 mencapai Rp30,8 juta (US$3.542,9), meningkat dibandingkan pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp27,1 juta (US$3.010,1).
57,5 persen dari PDB triwulan IV-2011 disumbang oleh Pulau Jawa, dengan urutan tiga provinsi terbesarnya adalah: DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Secara kuantitatif, kegiatan-kegiatan di sektor sekunder dan tersier masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, sedangkan kegiatan sektor primernya lebih diperankan oleh luar Pulau Jawa.
http://www.bps.go.id/brs_file/pdb_06feb12.pdf
KONDISI BISNIS DAN EKONOMI KONSUMEN MENINGKAT
Indeks Tendensi Bisnis adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang datanya diperoleh dari Survei Tendensi Bisnis (STB) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik bekerja sama dengan Bank Indonesia. ITB merupakan indeks yang menggambarkan kondisi bisnis dan perekonomian pada triwulan berjalan dan perkiraan pada triwulan mendatang. STB dilakukan setiap triwulan di beberapa kota besar terpilih di seluruh provinsi di Indonesia. Jumlah sampel STB triwulan IV-2011 sekitar 2.000 perusahaan
besar dan sedang, dengan responden pimpinan perusahaan
Kondisi Bisnis Triwulan IV-2011
Indeks Tendensi Bisnis (ITB) pada triwulan IV-2011 sebesar 106,92, berarti kondisi bisnis meningkat dari triwulan sebelumnya. Tingkat optimisme pelaku bisnis lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan III-2011 (nilai ITB sebesar 107,86).
Peningkatan kondisi bisnis pada triwulan IV-2011 terjadi di semua sektor, kecuali Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan (nilai ITB sebesar 98,14). Peningkatan kondisi bisnis tertinggi terjadi pada Sektor Konstruksi (nilai ITB sebesar 111,51).
Kondisi bisnis pada triwulan IV-2011 meningkat karena adanya peningkatan pendapatan usaha (nilai indeks sebesar 108,27), penggunaan kapasitas produksi (nilai indeks sebesar 105,53), dan rata-rata jam kerja (nilai indeks sebesar 106,32).
Prospek Bisnis Triwulan I-2012
Nilai ITB triwulan I-2012 sebesar 108,37, berarti kondisi bisnis diperkirakan akan meningkat dibandingkan triwulan IV-2011. Tingkat optimisme pelaku bisnis diperkirakan akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan triwulan IV-2011 (nilai ITB sebesar 106,92).
Semua sektor ekonomi pada triwulan I-2012 diperkirakan mengalami peningkatan kondisi bisnis. Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan diprediksi mengalami peningkatan bisnis tertinggi (nilai ITB sebesar 116,27), dan terendah terjadi pada Sektor Jasa-Jasa (nilai ITB sebesar 104,55).
INDEKS TENDENSI KONSUMEN
Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang dihasilkan Badan Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan perkiraan pada triwulan mendatang.
Sebelum triwulan I-2011, BPS hanya melaksanakan STK di wilayah Jabodetabek, tetapi sejak triwulan I-2011 pelaksanaan STK diperluas di seluruh provinsi dengan jumlah sampel 11.180 rumah tangga. Responden STK merupakan subsampel dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) khusus di daerah perkotaan. Pemilihan sampel dilakukan secara panel antartriwulan untuk memperoleh
gambaran yang lebih akurat mengenai perubahan persepsi konsumen antarwaktu. Dengan adanya perluasan sampel, nilai ITK dapat disajikan sampai level provinsi. Upaya ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan data yang semakin beragam hingga tingkat regional (spasial antarprovinsi).
Kondisi Ekonomi Konsumen Triwulan IV-2011
Indeks Tendensi Konsumen (ITK) nasional pada triwulan IV-2011 sebesar 108,44, artinya kondisi ekonomi konsumen meningkat dari triwulan sebelumnya. Tingkat optimisme konsumen lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (nilai ITK sebesar 110,24). Membaiknya kondisi ekonomi konsumen didorong oleh peningkatan pendapatan rumah tangga, rendahnya pengaruh inflasi terhadap konsumsi makanan sehari-hari, dan peningkatan konsumsi beberapa komoditi makanan dan bukan makanan.
Perbaikan kondisi ekonomi konsumen di tingkat nasional terjadi karena ada peningkatan kondisi ekonomi konsumen di semua provinsi (33 provinsi), dimana 13 provinsi diantaranya (39,39 persen) memiliki nilai indeks di atas nasional. Provinsi yang memiliki nilai ITK tertinggi adalah Provinsi Sulawesi Utara (nilai ITK sebesar 113,07). Sebaliknya, Provinsi Aceh tercatat memiliki nilai ITK
terendah, yaitu sebesar 105,34.
Perkiraan Ekonomi Konsumen Triwulan I-2012
Nilai ITK nasional pada triwulan I-2012 diperkirakan sebesar 108,08, artinya kondisi ekonomi konsumen diperkirakan akan membaik. Tingkat optimisme konsumen diperkirakan akan lebih rendah dibandingkan triwulan IV-2011 (nilai ITK sebesar 108,44).
Perkiraan membaiknya kondisi ekonomi konsumen terjadi di semua provinsi di Indonesia (33 provinsi), dimana 16 provinsi diantaranya (48,48 persen) diperkirakan memiliki nilai indeks di atas nasional. Provinsi yang memiliki perkiraan nilai ITK tertinggi adalah Sulawesi Selatan (nilai ITK sebesar 112,00) dan terendah di Bengkulu (nilai ITK sebesar 104,46).
http://www.bps.go.id/brs_file/itb-itk_06feb12.pdf
Untuk wilayah Banten silakan download di situs http://banten.bps.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar