Menurut stasiun berita Al Jazeera, 20 September 2011, pemerintah Jepang belum mengetahui ada tidaknya data sensitif yang bocor dari komputer-komputer milik MHI. Namun Kementerian Pertahanan mengimbau perusahaan tersebut melakukan penyelidikan menyeluruh setelah menyadari adanya pembobolan.
"Penting atau tidaknya informasi sebenarnya bergantung pada Kementerian Pertahanan, bukannya MHI. Seharusnya sudah ada laporan mengenai kebocoran informasi ini," kata juru bicara Kemhan Jepang.
MHI mengatakan bahwa sistem komputer mereka telah diakses secara ilegal oleh komputer luar perusahaan pada Agustus lalu. Akibatnya sejumlah informasi, termasuk alamat IP, diduga telah bocor.
Terancam Sanksi
Jika terbukti ada data sensitif yang bocor dari komputer MHI, Kemhan dapat menjatuhkan sanksi pada perusahaan yang selama ini menjadi penyuplai senjata utama Jepang.
MHI menang 215 tender senilai total US$3,4 triliun dari Kemenhan Jepang dari tahun lalu sampai akhir Maret 2011. Menhan Jepang Yasuo Ichikawa menyatakan telah menerima laporan bahwa ada data yang bocor, namun tidak merinci data apa itu.
Juru bicara MHI menolak memberi komentar mengenai kebocoran data yang merupakan kasus pertama dalam sejarah pertahanan Negeri Matahari Terbit ini. Menurutnya, keterangan baru akan diberikan begitu penyelidikan selesai pada akhir September. (ren)
sumber VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar