Inflasi Nasional Bulan Juli 2011
Pada bulan Juli 2011 terjadi inflasi sebesar 0,67 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK)
sebesar 127,35. Dari 66 kota IHK, 65 kota mengalami inflasi dan 1 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Manokwari 2,56 persen dengan IHK 142,05 dan terendah terjadi di Banjarmasin 0,03 persen dengan IHK 131,88. Sedangkan deflasi hanya terjadi di Ambon 1,20 persen dengan IHK 132,09.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks pada kelompok bahan makanan 1,84 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,42 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,19 persen; kelompok sandang 0,62 persen; kelompok kesehatan 0,27 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,97 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,17 persen.
Laju inflasi tahun kalender (Januari–Juli) 2011 sebesar 1,74 persen dan laju inflasi year on year (Juli 2011 terhadap Juli 2010) sebesar 4,61 persen. Komponen inti pada bulan Juli 2011 mengalami inflasi sebesar 0,42 persen, laju inflasi komponen inti tahun kalender (Januari–Juli) 2011 sebesar 2,34 persen dan laju inflasi komponen inti year on year (Juli 2011 terhadap Juli 2010) sebesar 4,55 persen.
Ekspor dan Impor nasional Bulan Juni 2011
Nilai ekspor Indonesia Juni 2011 mencapai US$18,41 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 0,71 persen dibanding ekspor Mei 2011. Sementara bila dibanding Juni 2010 ekspor mengalami peningkatan sebesar 49,35 persen.
Ekspor nonmigas Juni 2011 mencapai US$14,82 miliar, naik 4,28 persen dibanding Mei 2011, sedangkan dibanding ekspor Juni 2010 meningkat 42,14 persen. Secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari-Juni 2011 mencapai US$98,64 miliar atau meningkat 36,02 persen dibanding periode yang sama tahun 2010, sementara ekspor nonmigas mencapai US$79,06 miliar atau meningkat 33,20 persen.
Peningkatan ekspor nonmigas terbesar Juni 2011 terjadi pada bijih, kerak, dan abu logam sebesar US$267,6 juta, sedangkan penurunan terbesar terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$164,8 juta.
Ekspor nonmigas ke Cina Juni 2011 mencapai angka terbesar yaitu US$1,94 miliar, disusul Jepang US$1,63 miliar dan Amerika Serikat US$1,34 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 33,13 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (27 negara) sebesar US$1,87 miliar.
Menurut sektor, ekspor hasil industri periode Januari–Juni 2011 naik sebesar 36,74 persen dibanding periode yang sama tahun 2010, demikian juga ekspor hasil pertanian naik 17,78 persen serta ekspor hasil tambang dan lainnya naik 23,50 persen.
Nilai impor Indonesia Juni 2011 sebesar US$15,08 miliar atau naik 1,73 persen dibanding impor Mei 2011 yang besarnya US$14,83 miliar, sedangkan jika dibanding impor Juni 2010 (US$11,76 miliar) naik 28,26 persen. Sementara itu, selama semester I 2011 nilai impor mencapai US$83,59 miliar atau meningkat 32,82 persen jika dibanding impor periode yang sama tahun sebelumnya (US$62,94 miliar)
Impor nonmigas Juni 2011 sebesar US$11,84 miliar atau naik US$0,66 miliar (5,91 persen) dibanding impor nonmigas Mei 2011 (US$11,18 miliar), sedangkan impor nonmigas selama semester I-2011 mencapai US$64,35 miliar atau naik 29,18 persen dibanding impor nonmigas periode yang sama tahun 2010 (US$49,81 miliar)
Impor migas Juni 2011 sebesar US$3,24 miliar atau turun US$0,41 miliar (11,06 persen) dibanding impor migas Mei 2011 (US$3,65 miliar), sedangkan impor migas selama semester I-2011 mencapai US$19,24 miliar atau naik 46,61 persen dibanding impor migas periode yang sama tahun sebelumnya (US$13,12 miliar)
Nilai impor nonmigas terbesar Juni 2011 adalah golongan barang mesin dan peralatan mekanik dengan nilai US$2,03 miliar. Nilai ini naik 6,18 persen (US$0,12 miliar) dibanding impor golongan barang yang sama Mei 2011 (US$1,91 miliar). Sementara itu, impor golongan barang tersebut selama semester I-2011 mencapai US$11,13 miliar atau meningkat 21,43 persen (US$1,96 miliar) dibanding impor golongan barang yang sama tahun sebelumnya (US$9,17 miliar)
Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama semester I-2011 masih ditempati oleh Cina dengan nilai US$12,05 miliar dengan pangsa 18,73 persen, diikuti Jepang US$8,66 miliar (13,45 persen), dan Thailand US$5,19 miliar (8,06 persen). Impor nonmigas dari ASEAN mencapai 22,59 persen, sementara dari Uni Eropa sebesar 8,93 persen
Nilai impor semua golongan penggunaan barang selama semester I-2011 dibanding impor periode yang sama tahun sebelumnya masing-masing meningkat, yaitu impor barang konsumsi sebesar 35,13 persen, bahan baku/penolong sebesar 36,02 persen, dan barang modal sebesar 19,58 persen
Perkembangan Pariwisata Bulan Juni 2011
Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia pada mencapai 674,4 ribu
orang atau naik 9,94 persen dibanding jumlah wisman Juni 2010 yang sebanyak 613,4 ribu orang. Apabila dibandingkan dengan Mei 2011, jumlah wisman Juni 2011 juga mengalami kenaikan sebesar 12,36 persen.
Jumlah wisman ke Bali melalui bandara Ngurah Rai pada Juni 2011 naik 9,15 persen dibanding Juni 2010, yaitu dari 224,7 ribu orang menjadi 245,2 ribu orang pada Juni 2011. Demikian pula, jika dibanding Mei 2011, jumlah wisman ke Bali mengalami peningkatan sebesar 17,44 persen.
Selama Semester I (Januari─Juni) 2011, jumlah wisman mencapai 3,60 juta orang atau naik 6,42 persendibanding jumlah wisman pada periode yang sama tahun 2010 sebanyak 3,38 juta orang.
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di provinsi pada Juni 2011 mencapai rata-rata 56,01 persen, atau naik 2,76 poin dibanding TPK Juni 2010 sebesar 53,25 persen. Begitu pula jika dibanding TPK hotel Mei 2011, TPK hotel berbintang pada Juni 2011 mengalami kenaikan 3,88 poin.
Rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia pada hotel berbintang di 20 provinsi selama Juni 2011 adalah 1,98 hari, naik 0,03 hari dibanding keadaan Juni 2010.
Transportasi
Jumlah penumpang angkutan udara domestik pada bulan Juni 2011 mencapai 4,7 juta orang atau naik 10,78 persen dibanding bulan Mei 2011. Demikian juga jumlah penumpang tujuan luar negeri (internasional) naik 15,59 persen menjadi 1,0 juta orang. Selama Januari Juni 2011 jumlah penumpang domestik mencapai 25,1 juta orang atau naik 25,82 persen dan jumlah penumpang internasional mencapai 5,3 juta orang atau naik 17,08 persen dibanding periode yang sama tahun 2010.
Jumlah penumpang angkutan laut dalam negeri yang diberangkatkan pada bulan 2011 tercatat 656,1 ribu orang atau naik 11,03 persen dibanding bulan Mei 2011, sebaliknya jumlah barang yang diangkut turun 11,68 persen menjadi 12,4 juta ton. Selama Januari Juni 2011 jumlah penumpang mencapai 3,7 juta orang atau naik 18,38 persen dibanding dengan periode yang sama tahun 2010, sebaliknya jumlah barang yang diangkut 84,4 juta ton atau turun 0,47 persen.
Jumlah penumpang kereta api pada bulan 2011 sebanyak 17,3 juta orang atau turun 1,47 persen
dibanding bulan Mei 2011. Demikian juga jumlah barang yang diangkut kereta api turun 7,80 persen menjadi 1,6 juta ton. Selama Januari Juni 2011, jumlah penumpang sebanyak 100,0 juta orang atau turun 0,84 persen dibanding periode yang sama tahun 2010. Sebaliknya, jumlah barang yang diangkut kereta api naik 3,62 persen menjadi 9,6 juta ton.
Nilai Tukar Petani
Nilai Tukar Petani (NTP) nasional Juli 2011 sebesar 104,87 atau naik 0,07 persen dibanding NTP bulansebelumnya. Kenaikan NTP dikarenakan naiknya NTP Subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,38 persen. Pada Juli 2011, NTP Provinsi Banten mengalami kenaikan tertinggi (0,74 persen) dibandingkan kenaikan NTP provinsi lainnya. Sebaliknya, NTP Provinsi Bengkulu terjadi penurunan terbesar (1,39 persen)dibanding penurunan NTP provinsi lainnya.
Pada Juli 2011 terjadi inflasi di daerah perdesaan di Indonesia sebesar 0,63 persen terutama dipicu oleh naiknya indeks Subkelompok Bahan Makanan.
Harga Gabah
Berdasarkan 1.034 transaksi penjualan gabah di 20 provinsi selama Juli 2011, didominasi transaksi gabah kering panen (GKP) 75,24 persen, gabah kualitas rendah 18,09 persen, dan gabah kering giling (GKG) 6,67 persen. Rata-rata harga gabah kualitas GKP di petani Rp3.565,32 per kg (naik 8,15 persen dibandingkan bulan lalu) dan di penggilingan Rp3.631,30 per kg (naik 8,02 persen dibandingkan bulan lalu). Rata-rata harga gabah kualitas GKG di petani Rp3.997,17 per kg (naik 4,13 persen dibandingkan bulan lalu) dan di penggilingan Rp4.067,39 per kg (naik 3,47 persen dibandingkan bulan lalu). Rata-rata harga gabah kualitas rendah di petani Rp3.229,01 per kg (naik 10,45 persen dibandingkan bulan lalu) dan di penggilingan Rp3.299,85 per kg (naik 10,68 persen dibandingkan bulan lalu).
Upah Buruh
Upah nominal harian buruh tani nasional pada Juli 2011 naik sebesar 0,18 persen dibanding upah buruh tani Juni 2011, yaitu dari Rp39.144,00 menjadi Rp39.215,00 per hari. Secara riil mengalami penurunan sebesar 0,44 persen1) . Upah nominal harian buruh bangunan (tukang bukan mandor) pada Juli 2011 naik 0,17 persen dibanding upah Juni 2011, yaitu dari Rp61.476,00 menjadi Rp61.583,00 per hari. Secara riil turun sebesar 0,49 persen1) .
Indeks Harga Perdagangan Besar
Pada bulan Juli 2011 Indeks harga grosir/agen atau Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Umum Nonmigas naik sebesar 0,49 persen terhadap bulan sebelumnya. Kenaikan IHPB terbesar terjadi pada Sektor Industri sebesar 0,46 persen. dan IHPB Bahan Baku, Barang Konsumsi, Barang Modal pada bulan Juli 2011 masing-masing mengalami kenaikan sebesar 0,28 persen, 0,95 persen, dan 0,01 persen.
IHPB Bahan Bangunan/Konstruksi pada Ju 2011 naik sebesar 0,31 persen terhadap bulan sebelumnya, antara lain disebabkan kenaikan harga semen 0,97 persen, kayu lapis 0,62 persen, barang-barang logam 0,45 persen, dan aspal 0,28 persen.
Industri Besar Sedang
Pertumbuhan roduksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan II tahun 2011 naik sebesar 4,79 persen (y-on-y) dari triwulan II tahun 2010. Selama tiga tahun terakhir, terjadi kenaikan pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan II. Pada triwulan II tahun 2010 pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang naik 4,30 persen dari triwulan II tahun 2009, pertumbuhan triwulan II tahun 2009 naik 0,64 persen dari triwulan II tahun 2008.
Pertumbuhan roduksi industri manufaktur besar dan sedang triwulanan (q-to-q) pada triwulan II tahun 2011 naik sebesar 1,56 persen dari triwulan I tahun 2011. Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan I tahun 2011 turun sebesar 1,69 persen dari triwulan IV tahun 2010, dan pertumbuhan triwulan IV tahun 2010 naik sebesar 2,77 persen dari triwulan III tahun 2010.
Pertumbuhan roduksi industri manufaktur besar dan sedang bulanan (m-to-m) selama triwulan II tahun 2011 mengalami kenaikan pada bulan Mei dan Juni, sedangkan pada bulan April 2011 mengalami penurunan. Pertumbuhan bulan April turun 1,92 persen dari bulan Maret 2011, pertumbuhan bulan Mei 2011 naik sebesar 2,23 persen dari bulan April 2011, dan pertumbuhan bulan Juni 2011 naik 1,62 persen dari bulan Mei 2011.
Industri Mikro Kecil
Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulanan pada triwulan II tahun 2011 naik sebesar 1,48 persen (q-to-q) dari triwulan I tahun 2011, pada triwulan I tahun 2011 naik sebesar 1,26 persen dari triwulan IV tahun 2010. pada triwulan II tahun 2011
Jenis-jenis industri yang mengalami pertumbuhan produksi tertinggi adalah Industri Kertas dan Barang dari Kertas naik 11,35 persen, Industri Kendaraan Bermotor, Trailer dan Semi Trailer naik 10,12 persen, dan Industri Bahan Kimia dan Barang dari bahan Kimia naik 9,92 persen. Jenis-jenis industri yang mengalami penurunan pertumbuhan yang terbesar adalah Industri
Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (tidak termasuk furnitur), dan Barang Anyaman dari Rotan, Bambu dan sejenisnya turun 5,83 persen, Industri Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan turun 4,10 persen, dan Industri Barang Galian bukan Logam turun 2,88 persen.
Jenis-jenis industri yang mempunyai kontribusi tertinggi pada triwulan II tahun 2011 adalah Industri Furnitur 12,51 persen, Industri Barang Galian bukan Logam 12,39 persen, dan Industri Makanan 12,32 persen. Jenis-jenis industri yang mempunyai kontribusi terendah adalah Industri Farmasi, Produk Obat Kimia dan Obat Tradisional 0,11 persen, Industri Komputer, Barang Elektronik dan Optik 0,12 persen, dan Industri Peralatan Listrik 0,21 persen.
Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulanan (q-to-q) pada triwulan II tahun 2011 pada tingkat provinsi yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Provinsi Sumatera Utara naik 9,45 persen, Provinsi Sumatera Barat naik 9,19 persen, dan Provinsi Aceh naik 8,55 persen. Provinsi-provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan terbesar adalah Provinsi Sulawesi Selatan turun 6,75 persen, Provinsi Papua Barat turun 6,29 persen, dan Provinsi Kalimantan Barat turun 6,16 persen.
Untuk artikel selengkapnya silakan download sendiri di URL :
http://www.bps.go.id/brs_file/inflasi-01ags11.pdf
http://www.bps.go.id/brs_file/pariwisata-01ags11.pdf
http://www.bps.go.id/brs_file/ihpb-01ags11.pdf
http://www.bps.go.id/brs_file/ntp-01ags11.pdf
http://www.bps.go.id/brs_file/exim-01ags11.pdf
http://www.bps.go.id/brs_file/ibs-01ags11.pdf
http://www.bps.go.id/brs_file/imk-01ags11.pdf
Sedangkan khusus untuk wilayah Banten BRS dapat didownload di URL :
http://banten.bps.go.id/pdf/1131_Inflasi_0811.pdf
http://banten.bps.go.id/pdf/1132_Exim_0811.pdf
http://banten.bps.go.id/pdf/1133_NTP_0811.pdf
http://banten.bps.go.id/pdf/1134_Industri_0811.pdf
Semoga bermanfaat....
--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar