Lebih dari 80 guru sekolah di kota Atlanta, negara bagian Georgia, Amerika Serikat, terbukti bersalah membantu pencontekan massal dan perubahan nilai pada ujian. Salah seorang guru mengaku melakukan hal tersebut demi membantu para muridnya.
Guru yang tidak ingin disebutkan namanya tersebut mengakui kepada The Lookout, sebuah blog dari Yahoo, ia memilih membantu dengan cara mengizinkan contek massal karena khawatir mental para muridnya jatuh akibat tidak siap mengerjakan ujian.
Jika ada murid yang menanyakan satu pertanyaan, guru tersebut akan menjawabnya dengan menunjuk jawaban yang benar di lembar soal. "Saya tidak pernah mampir ke meja murid yang tidak meminta tolong pada saya. Tapi jika ada yang menanyai saya, saya tidak ingin menjawab dengan 'Berusahalah semampumu.' Mereka murid-murid saya, dan saya ingin bisa membantu mereka," ujarnya.
Dia juga menyatakan dirinya ditekan oleh pihak sekolah untuk membantu mengatrol nilai para murid supaya sekolah mendapat skor tinggi dalam Adequate Yearly Progress (AYP). Sekolah dengan skor AYP rendah harus berusaha meningkatkan skor dalam jumlah tertentu untuk menghindari sanksi. Sanksi terberat yang mungkin terjadi adalah penutupan sekolah.
"Pesannya adalah, kita harus bisa mendapatkan AYP tinggi tahun ini, atau sekolah akan ditutup dan kita kehilangan pekerjaan. Hal inilah yang kami diskusikan di tiap sesi," katanya lagi. Ia juga mengaku bahwa banyak juga guru lain yang terlibat dalam contek massal ini.
Skandal contek massal Atlanta dan laporan USA Today tentang penyebaran guru yang curang telah memberi tekanan berat pada dunia pendidikan AS yang berfokus pada ujian terstandar. Guru di beberapa daerah diberi bonus atas prestasi para siswa dalam ujian, dan banyak guru yang evaluasi mengajarnya bergantung pada hasil ujian tersebut.
Menteri pendidikan AS, Arne Duncan, menyatakan bahwa penekanan pada tes tidak sepatutnya menyuburkan aksi mencontek. Faktanya, ia melihat ujian sebagai alat untuk mengetahui apakah sekolah itu benar-benar baik dalam mengajari murid-muridnya
Manipulasi Ujian, Para Guru di AS Dipecat
Mereka menghapus jawaban ujian yang salah dan menggantinya dengan yang benar.
Pemerintah lokal AS di kota Atlanta, negara bagian Georgia, merombak sistem pendidikan sekolah setempat setelah diguncang kasus manipulasi kertas ujian. Lebih dari seratus guru dan kepala sekolah yang terlibat dipecat.
Pejabat Atlanta, Errol Davis Jr. mengumumkan wacana perubahan itu dua hari setelah sebanyak 178 pengajar diketahui mencurangi ujian yang telah distandarisasi. Sebagaimana dilansir dari kantor berita Associated Press pada 8 Juli 2011, menurut Davis Jr., tidak akan ada satupun dari pendidik itu yang bisa kembali mengajar.
"Saya tidak menerima anggapan yang menyatakan fokus pada proses dan hasil mengharuskan Anda untuk berbuat curang," kata Davis Jr. "Apa yang bisa membuat orang berlaku curang adalah lingkungan yang permisif," lanjut Davis Jr.
Sebanyak 178 guru dan 38 kepala sekolah dari 44 sekolah tingkat menengah di Atlanta diketahui terlibat dalam skandal memalukan yang disebut-sebut terbesar dalam sejarah pendidikan di AS. Mereka menyulap jawaban ujian para siswa dengan cara menghapus jawaban yang salah dan menggantinya dengan yang benar.
Kasus kecurangan massal ini mencuat ke permukaan setelah salah satu koran Atlanta memberitakan bahwa nilai ujian beberapa sekolah di Kota Coca Cola itu melonjak secara drastis. Pemerintah negara bagian Georgia lantas melansir hasil audit nilai ujian setelah koran tersebut mempublikasikan analisis hasil tes.
Disambut Orangtua
Keputusan Davis ini tentu disambut baik oleh para orang tua, yang menganggap hal ini sebagai langkah pertama dari perbaikan sistem sekolah yang akan sangat panjang. Lantas, Arne Duncan dari Kementerian Pendidikan AS, berujar bahwa kejadian yang disebutnya memalukan ini membuktikan bahwa tidak ada yang namanya jalan pintas menuju sukses.
"Insiden memalukan ini menyoroti perlunya transparansi dan akuntabilitas dari sistem pendidikan kita. Pengukuran proses belajar siswa adalah syarat mutlak memastikan bahwa sekolah sedang mempersiapkan anak-anak kita untuk sukses," kata Duncan sebagaimana dilansir dari stasiun berita BBC.
Selain menindak para pendidik, pihak berwenang juga membentuk investigasi tentang nilai ujian, dan mengharuskan pelatihan etika terhadap semua pengajar
sumber : vivanews.com
--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar