APRIL 2012 INFLASI 0,21 PERSEN
Pada April 2012 terjadi inflasi sebesar 0,21 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 131,32. Dari 66 kota IHK, 52 kota mengalami inflasi dan 14 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang 1,76 persen dengan IHK 145,08 dan terendah terjadi di Bengkulu 0,03 persen denganIHK 135,99. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Tarakan 0,51 persen dengan IHK 153,41 dan terendah terjadi Banjarmasin 0,01 persen dengan IHK 138,70.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok baha nmakanan 0,12 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,62 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,24 persen; kelompok kesehatan 0,23 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,06 persen dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan
0,21 persen. Sedangkan kelompok sandang mengalami deflasi 0,46 persen.
Laju inflasi tahun kalender (Januari–April) 2012 sebesar 1,09 persen dan laju inflasi year on year (April 2012 terhadap April 2011) sebesar 4,50 persen.
Komponen inti pada April 2012 mengalami inflasi sebesar 0,23 persen, laju inflasi komponen inti tahun kalender (Januari–April) 2012 sebesar 1,20 persen dan laju inflasi komponen inti year on year (April 2012
terhadap April 2011) sebesar 4,24 persen.
EKSPOR MARET 2012 MENCAPAI US$17,27 MILIAR
Nilai ekspor Indonesia Maret 2012 mencapai US$17,27 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 10,01 persen dibanding ekspor Februari 2012. Sementara bila dibanding Maret 2011 mengalami peningkatan sebesar 5,51 persen.
Ekspor nonmigas Maret 2012 mencapai US$13,76 miliar, naik 11,55 persen dibanding Februari 2012, sedangkan dibanding ekspor Maret 2011 meningkat 3,46 persen.
Secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari–Maret 2012 mencapai US$48,53 miliar atau meningkat 6,93 persen dibanding periode yang sama tahun 2011, sementara ekspor nonmigas mencapai US$38,53
miliar atau meningkat 3,87 persen.
Peningkatan ekspor nonmigas terbesar Maret 2012 terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$670,1 juta, sedangkan penurunan terbesar terjadi pada tembaga sebesar US$68,3 juta.
Ekspor nonmigas ke Cina Maret 2012 mencapai angka terbesar yaitu US$2,05 miliar, disusul Jepang US$1,43 miliar dan Amerika Serikat US$1,28 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 34,63 persen.
Sementara ekspor ke Uni Eropa (27 negara) sebesar US$1,54 miliar.
Menurut sektor, ekspor hasil industri periode Januari–Maret 2012 naik sebesar 2,74 persen dibanding periode yang sama tahun 2011, demikian juga ekspor hasil tambang dan lainnya naik 9,31 persen
sedangkan ekspor hasil pertanian turun sebesar 2,91 persen.
IMPOR MARET 2012 MENCAPAI US$16,43 MILIAR
Nilai impor Indonesia Maret 2012 sebesar US$16,43 miliar atau naik 10,49 persen dibanding impor Februari 2012 yang besarnya US$14,87 miliar, sedangkan jika dibanding impor Maret 2011 (US$14,49
miliar) naik 13,40 persen. Sementara itu, selama Januari–Maret 2012 nilai impor mencapai US$45,85 miliar atau meningkat 18,18 persen jika dibanding impor periode yang sama tahun sebelumnya
(US$38,79 miliar).
Impor nonmigas Maret 2012 sebesar US$12,50 miliar atau naik US$1,13 miliar (9,88 persen) dibanding Februari 2012 (US$11,37 miliar), sedangkan selama Januari–Maret 2012 mencapai US$35,41 miliar atau
naik 16,47 persen dibanding periode yang sama tahun 2011 (US$30,40 miliar).
Impor migas Maret 2012 sebesar US$3,93 miliar atau naik US$0,44 miliar (12,48 persen) dibanding Februari 2012 (US$3,49 miliar), sedangkan selama Januari–Maret 2012 mencapai US$10,44 miliar atau
naik 24,39 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (US$8,39 miliar).
Nilai impor nonmigas terbesar Maret 2012 adalah golongan barang mesin dan peralatan mekanik dengan nilai US$2,25 miliar atau naik 6,81 persen (US$0,15 miliar) dibanding impor golongan barang yang sama
Februari 2012 (US$2,10 miliar). Impor golongan barang tersebut selama Januari–Maret 2012 mencapai US$6,66 miliar atau meningkat 26,52 persen (US$1,40 miliar) dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (US$5,26 miliar).
Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–Maret 2012 masih ditempati oleh Cina dengan nilai US$6,64 miliar dengan pangsa 18,75 persen, diikuti Jepang US$5,63 miliar (15,89 persen) dan Amerika Serikat US$2,77 miliar (7,83 persen). Impor nonmigas dari ASEAN mencapai 21,88 persen, sementara dari Uni Eropa sebesar 8,06 persen.
Nilai impor semua golongan penggunaan barang selama Januari–Maret 2012 dibanding impor periode yang sama tahun sebelumnya masing-masing meningkat, yaitu impor barang konsumsi sebesar 4,67persen, bahan baku/penolong sebesar 15,53 persen, dan barang modal sebesar 35,55 persen.
http://www.bps.go.id/brs_file/eksim_01mei12.pdf
WISMAN MARET 2012 MENCAPAI 658,6 RIBU ORANG, NAIK 10,12 PERSEN DIBANDING MARET 2011
Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia pada Maret 2012 mencapai 658,6 ribu orang atau naik 10,12 persen dibanding jumlah wisman Maret 2011 yang mencapai 598,1 ribu orang. Apabila dibandingkan dengan Februari 2012, jumlah wisman Maret 2012 naik sebesar 11,16 persen.
Jumlah wisman yang datang melalui Bandara Ngurah Rai, Bali, selama Maret 2012 naik 10,08 persen dibanding Maret 2011, yaitu dari 202,5 ribu orang menjadi 223,0 ribu orang. Jika dibanding Februari 2012, jumlah wisman ke Bali naik sebesar 6,59 persen.
Secara kumulatif (Januari─Maret) 2012, jumlah wisman mencapai 1,90 juta orang atau naik 11,01 persen dibanding jumlah wisman pada periode yang sama tahun 2011 sebanyak 1,71 juta orang.
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di 20 provinsi pada Maret 2012 mencapai rata-rata 52,70 persen, atau naik 0,75 poin dibanding TPK Maret 2011 yang sebesar 51,95 persen. Begitu pula, bila dibanding TPK hotel Februari 2012, TPK hotel berbintang pada Maret 2012 mengalami kenaikan 1,92 poin.
Rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia pada hotel berbintang di 20 provinsi selama Maret 2012 tercatat sebesar 2,01 hari, turun 0,10 hari dibanding keadaan Maret 2011.
JUMLAH PENUMPANG ANGKUTAN UDARA DOMESTIK MARET 2012 NAIK 10,63 PERSEN
Jumlah penumpang angkutan udara domestik pada Maret 2012 sebanyak 4,4 juta orang atau naik 10,63 persen dibanding Februari 2012. Demikian juga jumlah penumpang tujuan luar negeri (internasional) naik 13,94 persen menjadi 1,0 juta orang. Selama JanuariMaret 2012 jumlah penumpang domestik mencapai 12,8 juta orang atau naik 5,70 persen dan jumlah penumpang internasional mencapai 2,8 juta orang atau naik 14,92 persen dibanding periode yang sama tahun 2011.
Jumlah penumpang angkutan laut dalam negeri yang diberangkatkan pada Maret 2012 tercatat 550,0 ribu orang atau naik 4,86 persen dibanding Februari 2012. Demikian pula jumlah barang yang diangkut naik 11,55 persen menjadi 18,9 juta ton. Selama JanuariMaret 2012 jumlah penumpang mencapai 1,6 juta orang atau turun 9,10 persen dibanding dengan periode yang sama tahun 2011 namun jumlah barang yang diangkut naik 18,09 persen atau mencapai 52,3 juta ton.
Jumlah penumpang kereta api pada Maret 2012 sebanyak 17,1 juta orang atau naik 10,33 persen dibanding Februari 2012. Demikian juga jumlah barang yang diangkut kereta api naik 7,00 persen menjadi 1,9 juta ton. Selama JanuariMaret 2012 jumlah penumpang kereta api mencapai 48,9 juta orang atau naik 0,22 persen dan jumlah barang yang diangkut naik 20,35 persen menjadi 5,5 juta ton dibanding periode yang sama tahun 2011.
http://www.bps.go.id/brs_file/pariwisata_01mei12.pdf
NILAI TUKAR PETANI (NTP) APRIL 2012 SEBESAR 104,71 ATAU NAIK 0,03 PERSEN
Nilai Tukar Petani (NTP) nasional April 2012 sebesar 104,71 atau naik 0,03 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Kenaikan NTP dikarenakan naiknya NTP Subsektor Hortikultura sebesar 0,29 persen dan NTP Subsektor Perikanan sebesar 0,03 persen.
Pada April 2012, NTP Provinsi Jawa Timur mengalami kenaikan tertinggi (0,67 persen) dibandingkan kenaikan NTP provinsi lainnya. Sebaliknya, NTP Provinsi Jawa Barat terjadi penurunan terbesar (0,60 persen) dibanding penurunan NTP provinsi lainnya.
Pada April 2012 terjadi inflasi di daerah perdesaan di Indonesia sebesar 0,30 persen terutama dipicu oleh naiknya indeks Kelompok Makanan Jadi dan Kelompok Perumahan
HARGA GABAH (GKP) DI PETANI NAIK 2,87 PERSEN MENJADI RP3.725,51 PER KG DIBANDINGKAN BULAN LALU
Berdasarkan 1.563 transaksi penjualan gabah di 20 provinsi selama April 2012, didominasi transaksi gabah kering panen (GKP) 71,98 persen, gabah kualitas rendah 23,54 persen, dan gabah kering giling (GKG) 4,48 persen.
UPAH NOMINAL HARIAN BURUH TANI NASIONAL NAIK SEBESAR 0,20 PERSEN
Upah nominal harian buruh tani nasional pada April 2012 naik sebesar 0,20 persen dibanding upah buruh tani Maret 2012, yaitu dari Rp40.002,00 menjadi Rp40.082,00 per hari, sedangkan secara riil mengalami penurunan sebesar 0,10 persen1).
Upah nominal harian buruh bangunan (tukang bukan mandor) pada April 2012 naik 0,16 persen dibanding upah Maret 2012, yaitu dari Rp64.007,00 menjadi Rp64.109,00 per hari. Secara riil turun sebesar 0,05 persen1).
http://www.bps.go.id/brs_file/ntp_01mei12.pdf
APRIL 2012 HARGA GROSIR NAIK 0,48 PERSEN
Pada April 2012 Indeks harga grosir/agen atau Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Umum Nonmigas naik sebesar 0,48 persen terhadap bulan sebelumnya. Kenaikan IHPB terbesar terjadi pada Kelompok Barang Impor Nonmigas sebesar 0,64 persen.
IHPB Bahan Baku, Barang Konsumsi, dan Barang Modal pada April 2012 masing-masing mengalami kenaikan sebesar 0,50 persen, 0,31 persen, dan 0,17 persen.
IHPB Bahan Bangunan/Konstruksi pada April 2012 naik sebesar 0,61 persen terhadap bulan sebelumnya, antara lain disebabkan kenaikan harga barang-barang dari besi dan baja dasar 0,99 persen, aspal 0,85 persen, semen 0,83 persen, bahan bangunan dari logam 0,64 persen, dan barang galian segala jenis 0,57 persen.
http://www.bps.go.id/brs_file/ihpb_01mei12.pdf
PERTUMBUHAN PRODUKSI IBS NAIK 4,88 PERSEN DAN IMK NAIK 7,22 PERSEN PADA TRIWULAN I TAHUN 2012 DARI TRIWULAN I TAHUN 2011
Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang (y-on-y) pada triwulan I tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 4,88 persen dari triwulan I tahun 2011, triwulan I tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 3,51 persen dari triwulan I tahun 2010 .
Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulanan (q-to-q) pada triwulan I tahun 2012 turun sebesar 0,82 persen dari triwulan IV tahun 2011. Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan IV tahun 2011 naik sebesar 2,05 persen dari triwulan III tahun 2011 dan pertumbuhan triwulan III tahun 2011 naik sebesar 0,52 persen dari triwulan II tahun 2011.
Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang bulanan (m-to-m) selama triwulan I tahun 2012 mengalami kenaikan pada Februari dan Maret, sedangkan pada Januari 2012 mengalami penurunan. Pertumbuhan Februari naik 4,99 persen dari Januari 2012, pertumbuhan Maret 2012 naik sebesar 0,27 persen dari Februari 2012, dan pertumbuhan Januari 2012 turun 5,48 persen dari Desember 2011.
INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL (IMK)
Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulanan pada triwulan I tahun 2012 naik sebesar 7,22 persen (y-on-y) dari triwulan I tahun 2011. Kenaikan tersebut terutama disebabkan naiknya produksi industri percetakan dan reproduksi media rekaman (17,28 persen), industri peralatan listrik (17,17 persen), dan industri kertas dan barang dari kertas (14,78 persen). Jenis-jenis industri yang mengalami penurunan adalah industri farmasi, obat, dan obat tradisional turun 6,05 persen dan industri kayu, barang dari kayu, anyaman rotan turun 0,36 persen.
Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulanan pada triwulan I tahun 2012 turun sebesar 1,12 persen (q-to-q) dari triwulan IV tahun 2011. Jenis-jenis industri yang mengalami penurunan pertumbuhan yang terbesar adalah industri logam dasar turun 8,92 persen, industri karet, barang dari karet dan plastik turun 6,06 persen, dan industri barang logam, bukan mesin, dan peralatannya turun 4,70 persen. Sedangkan jenis-jenis industri yang mengalami pertumbuhan produksi tertinggi adalah industri pengolahan tembakau naik 7,70 persen, industri jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan naik 4,78 persen, dan industri farmasi, obat, dan obat tradisional naik 2,29 persen.
Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulanan (y-on-y) pada triwulan I tahun 2012 pada tingkat provinsi yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Provinsi Sumatera Barat naik 15,80 persen, Provinsi Jawa Timur naik 13,89 persen, dan Provinsi Banten naik 12,50 persen. Provinsi-provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan terbesar adalah Provinsi Sulawesi Utara turun 11,60 persen, Provinsi Bangka Belitung turun 10,41 persen, dan Provinsi Kalimantan Timur turun 10,25 persen.
Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulanan (q-to-q) pada triwulan I tahun 2012 pada tingkat provinsi yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Provinsi Sulawesi Tengah naik 14,41 persen, Provinsi Sulawesi Selatan naik 8,18 persen, dan Provinsi Nusa Tenggara Barat naik 7,68 persen. Provinsi-provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan terbesar adalah Provinsi Bengkulu turun 12,64 persen, Provinsi Jambi turun 11,01 persen, dan Provinsi Kalimantan Tengah turun 8,48 persen.
http://www.bps.go.id/brs_file/industri_01mei12.pdf
Untuk Wilayah Banten silakan akses http://banten.bps.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar