Badan Anggaran DPR menyetujui alokasi dana tunjangan kinerja
(remunerasi) untuk 20 kementerian/lembaga (K/L) pada tahun anggaran
2012. Banggar juga menyetujui alokasi dana tambahan untuk remunerasi
yang berasal dari anggaran BA 99 (anggaran lain-lain).
Wakil
Ketua Badan Anggaran Joko Udjianto mengatakan Badan anggaran sepakat
untuk menyetujui pengalokasian anggaran BA 99 (anggaran lain-lain) untuk
tambahan alokasi dana remunerasi bagi 20 K/L tahun 2012.
Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengungkapkan tahun ini pemerintah
telah mengalokasikan dana remunerasi untuk 20 K/L antara lain
Kementerian Perindustrian, Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian
Pertanian, Kementerian Perumahan Rakyat, Kementerian Pemberdayaan
Perempuan, LIPI, BNPT, Lemhanas, BPPT, BKPM, BPS, Batan, BKN, dan BNN.
Agus bilang, remunerasi ini berlaku per 1 Januari 2012. Menurutnya,
total kebutuhan anggaran untuk remunerasi ini sebesar Rp 2,97 triliun.
Dari jumlah itu, anggaran yang telah ada realokasi anggaran yang berasal
dari dana optimalisasi sebesar Rp 108,32 miliar. Sehingga, masih ada
kekurangan dana sebesar Rp 2,8 triliun yang dialokasikan dari anggaran
BA 99 (anggaran lain-lain).
Ia menambahkan, alokasi anggaran
untuk reformasi birokrasi perlu persetujuan komisi terkait. Nah, "Bila
K/L meminta tambahan lagi, harus minta persetujuan dari Banggar," ungkap
Agus Selasa (4/9).
Menurut Agus, dari 20 K/L yang mengajukan
remunerasi, sudah ada 18 K/L yang sudah mendapat persetujuan komisi
terkait. Sedangkan dua lainnya, yaitu Kementerian Pemberdayaan Perempuan
tidak memerlukan persetujuan komisi karena tidak ada realokasi
anggaran. Sementara untuk Kementerian Perumahan Rakyat akan melakukan
rapat dengan Komisi V DPR.
Joko menambahkan, Banggar telah
menyetujui pengalokasian anggaran BA 99 untuk anggaran remunerasi ini.
"Prinsipnya, Banggar menyetujui pemakaian anggarannya tapi Menteri
Perumahan Rakyat nanti akan mengadakan rapat dengan Komisi V," jelasnya.
Agus bilang, program reformasi birokrasi telah dijalankan pemerintah
sejak tiga tahun yang lalu. Nah, jika K/L telah melakukan reformasi
birokrasi dan telah mendapatkan remunerasi, maka harus ada peningkatan
pelayanan dan peningkatan produktivitas kerja.
TV Online
▼
Senin, 24 September 2012
Rabu, 19 September 2012
PEMPROV BERIKAN REWARD PADA PERINGATAN HARI STATISTIK
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten memberikan reward
atau penghargaan pada peringatan Hari Statistik tahun 2012 tingkat
Provinsi Banten kepada koordinator statistik dan responden terbaik yang
diserahkan langsung oleh Asisten Administrasi Umum dan Kesra Provinsi
Banten-Eutik Suarta mewakili Gubernur Banten-Hj.Ratu Atut Chosiyah,
Senin (17/9), saat berlangsungnya Apel Gabungan Hari Statistik Nasional,
Hari Perhubungan Nasional, Hari Olahraga Nasional dan Hari Kesadaran
Nasional tingkat Provinsi Banten di Lapangan Apel KP3B, Kec.Curug, Kota
Serang.
Penghargaan
yang diberikan tersebut diserahkan langsung kepada Kunto Aji penerima
penghargaan Koordinator Statistik Kecamatan Teladan Provinsi Banten,
PT.Krakatau Steel mewakili penerima penghargaan Responden Terbaik
Kategori Perusahaan Industri, PT.Shinta Woosung Indonesia mewakili
penerima penghargaan Responden Terbaik Katagori Perusahaan Industri,
PT.Sinar Ciomas Raya Utama mewakili penerima penghargaan Responden
Terbaik Kategori Perusahaan Konstruksi, Carrefour Indonesia Serang
mewakili penerima penghargaan Responden Terbaik Kategori Perusahaan
Perdagangan, Le Dian Hotel mewakili penerima penghargaan Responden
Terbaik Kategori Perusahaan Perhotelan dan Untirta mewakili Penerima
Pengunjung Pelayanan Statistik Terpadu.
Tidak
itu saja, penghargaan yang lain juga diberikan kepada Penguji Kendaraan
Bermotor Teladan diberikan kepada Lulu Karsan instansi Dinas
Perhubungan Kota Tangerang sebagai Terbaik I Tingkat Pelaksana Lanjutan,
Galang Andika dari instansi Dinas Perhubungan Komunikasi dan
Informatika (Dishubkominfo) Kota Tangerang Selatan sebagai Terbaik I
Tingkat Pelaksana dan Fiki Nugraha dari instansi Dinas Perhubungan Kota
Cilegon sebagai Terbaik I Tingkat Pemula sebagai wujud reward pemerintah
daerah di saat memperingati bersama Hari Perhubungan Nasional tahun
2012.
Sedangkan
bentuk perhatian dan penghargaan pengabdian tugas kepada aparatur
pemerintah atau PNS dan juga anggota KORPRI diberikan kepada Syarif
Hidayat,SP. mewakili penerima penghargaan Satya Lancana Karya Satya 10
Tahun, Dra.Lilis R.Indrayani mewakili penerima penghargaan Satya Lancana
Karya Satya 20 Tahun, dan Dede bin Sukaya mewakili menerima penghargaan
Satya Lancana Karya Satya 30 Tahun.
Menanggapi
peringatan Hari Statistik Nasional, Asisten Administrasi Umum dan Kesra
Provinsi Banten mengungkapkan bahwa di bulan Agustus tahun 1996
Presiden Republik Indonesia telah menetapkan tanggal diundangkannya
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1960 tentang Statistik sebagai Hari
Statistik. Alasannya bahwa kelahiran Undang-undang tersebut merupakan
titik awal perjalanan BPS dalam mengisi kemerdekaan di bidang statistik
yang selama ini diatur berdasarkan sistem perundang-undangan kolonial
yang kemudian Pemerintah Republik Indonesia menetapkan Undang-undang
nomor 16 tahun 1997 tentang Statistik.
“Dengan
peran yang sedemikan strategis diharapkan pengembangan di bidang
statistik dapat memberikan kontribusi yang nyata bagi pembangunan daerah
khususnya di Provinsi Banten” ujar Asisten.
Sedangkan
melalui peringatan Hari Perhubungan Nasional, Pemerintah Pusat telah
menetapkan tema ‘Melalui Hari Perhubungan Nasional tahun 2012, Kita
Tingkatkan Kebersamaan Dan Kinerja Komunitas Perhubungan’ mengandung
makna bahwa pelaksanaan pengengembangan dan pelayanan transportasi hanya
dapat terwujud dengan baik jika dilaksanakan melalui sinergi dan
kerjasama yang baik antar pemerintah pusat, pemerintah provinsi,
pemerintah kabupaten/kota dan masyarakat sehingga instansi yang berperan
dalam bidang perhubungan mampu untuk berkiprah memberikan pelayanan
transportasi terbaik kepada masyarakat Banten.
Sedangkan
di saat memperingati Hari Olahraga Nasional XXIX, Asisten Administrasi
Umum dan Kesra Provinsi Banten mengajak para peserta apel untuk
memanjatkan do’a kepada Kontingen Provinsi Banten yang sedang
melaksanakan laga tanding di Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII di
Provinsi Riau seraya berharap mudah-mudahan kontingen Provinsi Banten
memperoleh peringkat terbaik sesuai yang diharapkan.
Sumber humasprotokol.bantenprov.go.id
Kamis, 13 September 2012
Bagaimana Cara Aman Masak Mi Instan
Mi instan merupakan makanan yang paling simpel dikonsumsi. Mudah dan
praktis. Namun perlu diingat bahayanya. Misalnya, endapan zat pewarna
yang sangat berbahaya bagi tubuh. Ahli gizi Afrinia Ekasari menuturkan,
mi instan terbuat dari bahan dasar tepung, terigu, telur, air dan
mineral, serta dilengkapi bumbu dan minyak sayur. Memang ada kandungan
vitamin, tapi pada faktanya, jauh dari standar untuk memenuhi angka
kebutuhan gizi. Terutama bagi anak-anak.
Ada beberapa kandungan berbahaya pada mi instan, yakni bahan pengawet dan pewarna yang tidak dapat diurai di dalam tubuh, sehingga cenderung tidak dapat dikeluarkan. Jadi, apabila zat-zat tersebut terlalu sering dikonsumsi, dapat mengendap dalam tubuh dan bersifat karsinogenik atau merusak.
“Karena itu, untuk memenuhi zat gizi, sebaiknya mi instan ditambahkan sayuran dan protein hewani seperti telur, ayam, udang,” ujar wanita yang lama berkarir di perusahaan makanan tersebut. Afrinia menyarankan jangan terlalu sering mengonsumsi mi instan.
Sementara Andi Imam Arundhana, ahli gizi dari Universitas Hasanuddin menguraikan bahwa dalam prinsip-prinsip makanan seimbang, apa yang dikonsumsi harus beraneka ragam, memiliki kandungan gizi. “Tidak hanya mengandung karbohidrat, tapi juga lemak, protein dan vitamin. Tidak cukup dengan kenyang saja,” ujarnya.
Sebagai gambaran, lanjut Andi, saat sarapan, seseorang membutuhkan sekitar 15-25 persen dari kebutuhan zat gizinya. Sementara kandungan mi instan baru memenuhi sekitar 16 persen kebutuhan karbohidrat dan lemak seseorang (kebutuhan 2.000 kkal).
Terkait dengan bahan pengawet, Andi mengungkapkan, kendati bisa hilang, memang sangat sulit. “Melalui sistem sekresi manusia, setidaknya sekitar empat hari kemudian,” ujarnya.
Karena itulah, dia mengatakan, kalaupun terpaksa harus mengonsumsi mi instan, durasi paling banyak 4-5 hari sekali. “Misalkan hari ini kita sudah konsumsi mi instan, empat hari sampai lima hari kemudian baru bisa konsumsi lagi,” jelasnya.
Andi dan Afrinia sependapat bahwa cara memasaknya harus diperhatikan, selain menambah bahan makanan lain saat mengonsumsi mi instan, demi kesehatan. Keduanya menyarankan agar ketika memasak mi instan, air rebusan pertamanya dibuang. Hal itu perlu dilakukan untuk membuang pengawetnya.
“Barulah mi instan dimasukkan ke dalam air mendidih yang baru, sehingga kadar pengawetnya keluar,” jelas Andi.
Cara lainnya yang bisa ditempuh adalah tidak menggunakan bumbu bawaan dari mi. “Kita bisa mengolah bumbunya sendiri seperti saat memasak,” kata Andi. Atau, minimal kurangi penggunaan bumbu mi instan. Ini untuk meminimalisasi masuknya pengawet ke dalam tubuh kita.
“Jika sudah terasa cukup, buang saja sisa bumbunya. Bila ingin lebih asin, ada baiknya ganti dengan menambahkan garam,” katanya. “Berbagai cara tadi bisa ditempuh, bila memang kita tidak bisa menghindari konsumsi mi instan.”
Bagian lain yang perlu diperhatikan, yaitu ketika membeli. Kata Afrinia Ekasari, selain melihat tanggal kedaluwarsa, komposisi, logo halal, pastikan juga kemasan tidak cacat atau robek. Sebab dalam kondisi cacat atau robek, berbagai macam serangga dapat mengontaminasi mi instan tersebut. (yahoo.com)
Ada beberapa kandungan berbahaya pada mi instan, yakni bahan pengawet dan pewarna yang tidak dapat diurai di dalam tubuh, sehingga cenderung tidak dapat dikeluarkan. Jadi, apabila zat-zat tersebut terlalu sering dikonsumsi, dapat mengendap dalam tubuh dan bersifat karsinogenik atau merusak.
“Karena itu, untuk memenuhi zat gizi, sebaiknya mi instan ditambahkan sayuran dan protein hewani seperti telur, ayam, udang,” ujar wanita yang lama berkarir di perusahaan makanan tersebut. Afrinia menyarankan jangan terlalu sering mengonsumsi mi instan.
Sementara Andi Imam Arundhana, ahli gizi dari Universitas Hasanuddin menguraikan bahwa dalam prinsip-prinsip makanan seimbang, apa yang dikonsumsi harus beraneka ragam, memiliki kandungan gizi. “Tidak hanya mengandung karbohidrat, tapi juga lemak, protein dan vitamin. Tidak cukup dengan kenyang saja,” ujarnya.
Sebagai gambaran, lanjut Andi, saat sarapan, seseorang membutuhkan sekitar 15-25 persen dari kebutuhan zat gizinya. Sementara kandungan mi instan baru memenuhi sekitar 16 persen kebutuhan karbohidrat dan lemak seseorang (kebutuhan 2.000 kkal).
Terkait dengan bahan pengawet, Andi mengungkapkan, kendati bisa hilang, memang sangat sulit. “Melalui sistem sekresi manusia, setidaknya sekitar empat hari kemudian,” ujarnya.
Karena itulah, dia mengatakan, kalaupun terpaksa harus mengonsumsi mi instan, durasi paling banyak 4-5 hari sekali. “Misalkan hari ini kita sudah konsumsi mi instan, empat hari sampai lima hari kemudian baru bisa konsumsi lagi,” jelasnya.
Andi dan Afrinia sependapat bahwa cara memasaknya harus diperhatikan, selain menambah bahan makanan lain saat mengonsumsi mi instan, demi kesehatan. Keduanya menyarankan agar ketika memasak mi instan, air rebusan pertamanya dibuang. Hal itu perlu dilakukan untuk membuang pengawetnya.
“Barulah mi instan dimasukkan ke dalam air mendidih yang baru, sehingga kadar pengawetnya keluar,” jelas Andi.
Cara lainnya yang bisa ditempuh adalah tidak menggunakan bumbu bawaan dari mi. “Kita bisa mengolah bumbunya sendiri seperti saat memasak,” kata Andi. Atau, minimal kurangi penggunaan bumbu mi instan. Ini untuk meminimalisasi masuknya pengawet ke dalam tubuh kita.
“Jika sudah terasa cukup, buang saja sisa bumbunya. Bila ingin lebih asin, ada baiknya ganti dengan menambahkan garam,” katanya. “Berbagai cara tadi bisa ditempuh, bila memang kita tidak bisa menghindari konsumsi mi instan.”
Bagian lain yang perlu diperhatikan, yaitu ketika membeli. Kata Afrinia Ekasari, selain melihat tanggal kedaluwarsa, komposisi, logo halal, pastikan juga kemasan tidak cacat atau robek. Sebab dalam kondisi cacat atau robek, berbagai macam serangga dapat mengontaminasi mi instan tersebut. (yahoo.com)
Minggu, 09 September 2012
Manfaatkan Software Java, Hacker Bisa Retas PC
Perusahaan keamanan komputer mendesak para pengguna PC untuk menonaktifkan perangkat lunak Java di browser mereka. Kabarnya, perangkat lunak gratis dari Oracle Corp itu mampu membuka mesin hacker untuk melakukan penyerangan cyber dan tidak ada cara untuk melakukan perlindungan kecuali menonaktfikan perangkat lunak tersebut.
Dilansir Reuters, Selasa (28/8/2012), peringatan ini mulai muncul selama akhir pekan dari Rapid7, AlienVault dan perusahaan keamanan cyber lainnya. Peneliti telah mengidentifikasi kode yang menyerang mesin dengan memanfaatkan temuan baru terkait "kecacatan" pada versi terakhir dari software Java.
Jaime Blasco, manajer riset dengan AlienVaultLabs menemukan bagian software bernama "Poison Ivy" yang memungkinkan hacker mendapatkan kontrol dari komputer yang terinfeksi. Beberapa perusahaan keamanan komputer menyarankan pengguna untuk sesegera mungkin menonaktifkan Java yang telah terpasang di browser internet mereka.
Oracle mengatakan, Java mendudukui prosentase sebesar 97 persen untuk desktop enterprise. "Jika dieksploitasi, penyerang (hacker) itu akan dapat melakukan beberapa aksinya pada korban," terang Tod Beardsley, manajer teknik divisi Rapid7 Metasploit.
Sementara itu, peneliti senior Joshua dengan perusahaan keamanan Accuvant, Joshua Drake mengungkapkan, komputer bisa terinfeksi tanpa sepengetahuan pengguna, ketika mereka melakukan kunjungan pada website yang telah dikompromikan oleh hacker.
Java adalah bahasa komputer yang memungkinkan pemrogram untuk menulis satu set kode untuk berjalan di hampir semua jenis mesin. Hal ini banyak digunakan di internet, sehingga pengembang website dapat membuat situs mereka untuk dapat diakses dari beberapa browser yang berjalan di platform Microsoft Windows atau Mac
Dilansir Reuters, Selasa (28/8/2012), peringatan ini mulai muncul selama akhir pekan dari Rapid7, AlienVault dan perusahaan keamanan cyber lainnya. Peneliti telah mengidentifikasi kode yang menyerang mesin dengan memanfaatkan temuan baru terkait "kecacatan" pada versi terakhir dari software Java.
Jaime Blasco, manajer riset dengan AlienVaultLabs menemukan bagian software bernama "Poison Ivy" yang memungkinkan hacker mendapatkan kontrol dari komputer yang terinfeksi. Beberapa perusahaan keamanan komputer menyarankan pengguna untuk sesegera mungkin menonaktifkan Java yang telah terpasang di browser internet mereka.
Oracle mengatakan, Java mendudukui prosentase sebesar 97 persen untuk desktop enterprise. "Jika dieksploitasi, penyerang (hacker) itu akan dapat melakukan beberapa aksinya pada korban," terang Tod Beardsley, manajer teknik divisi Rapid7 Metasploit.
Sementara itu, peneliti senior Joshua dengan perusahaan keamanan Accuvant, Joshua Drake mengungkapkan, komputer bisa terinfeksi tanpa sepengetahuan pengguna, ketika mereka melakukan kunjungan pada website yang telah dikompromikan oleh hacker.
Java adalah bahasa komputer yang memungkinkan pemrogram untuk menulis satu set kode untuk berjalan di hampir semua jenis mesin. Hal ini banyak digunakan di internet, sehingga pengembang website dapat membuat situs mereka untuk dapat diakses dari beberapa browser yang berjalan di platform Microsoft Windows atau Mac
Jumat, 07 September 2012
Sering Kesemutan Awal dari Suatu Penyakit
Kebanyakan orang pernah mengalami kesemutan kala duduk bersila terlalu
lama atau tertidur dengan tangan tertindih kepala. Kondisi ini juga
terjadi saat tekanan itu berlanjut tepat pada saraf. Namun, kesemutan
akan hilang bila tekanan sudah tidak ada lagi.
Kesemutan juga bisa menjadi indikasi dari banyak penyakit, seperti diabetes melitus, hipertensi, saraf terjepit, gangguan aliran darah pada
pembuluh darah tepi, maupun gangguan darah. Ada kalanya pada mereka yang belum diketahui mengidap diabetes, kesemutan dapat menjadi gejala awal diketahuinya diabetes.
Paresthesia atau kesemutan kronis sering merupakan simtom dari penyakit neurologis atau trauma kerusakan saraf. Penyebabnya adalah gangguan yang memengaruhi sistem saraf pusat seperti stroke dan stroke mini, multiple sklerosis, mielitis transversa, dan ensefalitis.
Tumor maupun lesi vaskular yang menekan otak atau sumsum tulang juga bisa menimbulkan paresthesia. Sindrom saraf seperti sindrom saluran carpal (CTS) bisa merusak saraf perifer dan menyebabkan paresthesia diiringi rasa nyeri.
Berikut ini sejumlah penyakit yang ditandai oleh gejala kesemutan.
1. Diabetes melitus (DM)
Pada pasien DM, kesemutan merupakan gejala kerusakan pada pembuluh darah. Akibatnya, darah yang mengalir di ujung-ujung saraf berkurang. Kondisi ini dapat diatasi dengan mengendalikan kadar gula darah secara ketat, juga mengonsumsi obat seperti gabapentin, vitamin B1 dan B12.
2. Stroke
Kesemutan dapat jadi tanda stroke ringan. Biasanya disebabkan sumbatan pada pembuluh darah di otak, yang mengakibatkan kerusakan saraf setempat. Gejala lain yang muncul: rasa kebas separuh badan, lumpuh separuh badan, buta sebelah mata, sukar bicara, pusing, penglihatan ganda dan kabur.
Gejala berlangsung beberapa menit atau kurang dari 24 jam. Biasanya terjadi waktu tidur atau baru bangun. Kondisi ini harus ditangani karena bisa berkembang menjadi stroke berat.
3. Penyakit jantung
Kesemutan tak hanya akibat neuropati tekanan, tetapi karena komplikasi jantung dengan sarafnya. Pada pasien jantung yang sedang menjalani operasi pemasangan klep, terdapat bekuan darah yang menempel. Bekuan itu bisa terbawa aliran darah ke otak, sehingga terjadi serebral embolik.
Bila sumbatan di otak mengenai daerah yang mengatur sistem sensorik, si penderita akan merasakan kesemutan sebelah. Jika daerah yang mengatur sistem motorik juga terkena, kesemutan akan disertai kelumpuhan.
4. Infeksi tulang belakang
Ini menyebabkan bagian tubuh dari pusar ke bawah tak dapat digerakkan. Penderita tak dapat mengontrol buang air kecil. Buang air besar pun sulit. Penyakit ini dinamakan mielitis (radang sumsum tulang belakang). Tingkat kesembuhan tergantung pada kerusakannya. Bisa sembuh sebagian, tetapi ada juga yang lumpuh.
5. Rematik
Penyakit ini bisa menimbulkan kesemutan atau rasa tebal. Dalam hal ini saraf terjepit akibat sendi pada engsel, misalnya sendi pergelangan tangan, berubah bentuk. Gejala kesemutan biasanya hilang sendiri bila rematik sembuh.
6. Spasmofilia (tetani)
Gejala kesemutan juga bisa merupakan tanda penyakit spasmofilia (tetani). Penyakit ini timbul karena kadar ion kalsium dalam darah berkurang. Penyebabnya adalah menurunnya tegangan karbondioksida dalam paru-paru. Gejala lain : kejang pada tungkai, sulit tidur, emosi labil, takut, lemah, sakit kepala sebelah atau migrain, dan hilang kesadaran.
7. Guillain-barre syndrome
Kesemutan bisa jadi salah satu indikasi penyakit ini. Ditandai gejala demam tinggi, batuk, dan sesak napas. Juga diikuti rasa kesemutan dan kebas. Kesemutan biasanya terasa di sekujur tubuh, khususnya pada ujung jari kaki dan tangan karena virus menyerang sistem saraf tepi.
Bila keadaan itu tidak segera diatasi, serangan akan berlanjut ke organ vital. Akibatnya, penderita merasa sesak napas dan lumpuh di seluruh tubuh.
8. Cytomegalovirus (CMV)
Ada kesemutan yang didahului flu berat. Kesemutan akan menghebat mulai dari ujung jari, menjalar hingga ke pusar. Penderita bisa hanya merasa kebas atau sampai sulit berjalan, berarti sumsum tulang belakang kena radang. Ini akibat serangan virus, biasanya cytomegalovirus (kompas)
dr Luthy menuturkan kesemutan yang dialami itu bukan disebabkan oleh gangguan atau kerusakan syaraf tapi hanya terjadi gangguan aliran darah. Biasanya jika seseorang mengalami kesemutan maka ia akan mengikat jempol kakinya dengan menggunakan karet.
“Sebenarnya tidak ada hubungannya, tapi biasanya orang akan mengubah posisi duduknya ketika akan mengikat dengan karet, dan kesemutan ini akan hilang jika seseorang mengubah posisinya,” ungkapnya.
Sementara itu jika kesemutan yang terjadi diakibatkan oleh gangguan hantaran saraf maka biasanya akan muncul secara spontan tanpa ada pemicu dan tidak hilang meski sudah mengubah posisi.
“Misalnya saat sedang beraktivitas atau diam lalu tiba-tiba kesemutan, gejalanya spontan dan nyeri terasa tanpa ada pemicu,” ujar dokter dari Departemen Neurologi FKUI/RSCM ini.
Kesemutan yang dialami karena gangguan saraf ini termasuk salah satu gejala dari neuropati yaitu istilah untuk kerusakan syaraf yang bisa disebabkan oleh penyakit, trauma pada syaraf atau bisa juga akibat efek samping dari suatu penyakit sistemik.
“Kesemutan sebenarnya bisa menjadi tanda awal adanya gangguan syaraf terutama yang terjadi secara spontan, tapi untuk mengetahui gangguan syaraf yang mana maka harus dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu,” ujar dr Luthy. (solopost)
Kesemutan juga bisa menjadi indikasi dari banyak penyakit, seperti diabetes melitus, hipertensi, saraf terjepit, gangguan aliran darah pada
pembuluh darah tepi, maupun gangguan darah. Ada kalanya pada mereka yang belum diketahui mengidap diabetes, kesemutan dapat menjadi gejala awal diketahuinya diabetes.
Paresthesia atau kesemutan kronis sering merupakan simtom dari penyakit neurologis atau trauma kerusakan saraf. Penyebabnya adalah gangguan yang memengaruhi sistem saraf pusat seperti stroke dan stroke mini, multiple sklerosis, mielitis transversa, dan ensefalitis.
Tumor maupun lesi vaskular yang menekan otak atau sumsum tulang juga bisa menimbulkan paresthesia. Sindrom saraf seperti sindrom saluran carpal (CTS) bisa merusak saraf perifer dan menyebabkan paresthesia diiringi rasa nyeri.
Berikut ini sejumlah penyakit yang ditandai oleh gejala kesemutan.
1. Diabetes melitus (DM)
Pada pasien DM, kesemutan merupakan gejala kerusakan pada pembuluh darah. Akibatnya, darah yang mengalir di ujung-ujung saraf berkurang. Kondisi ini dapat diatasi dengan mengendalikan kadar gula darah secara ketat, juga mengonsumsi obat seperti gabapentin, vitamin B1 dan B12.
2. Stroke
Kesemutan dapat jadi tanda stroke ringan. Biasanya disebabkan sumbatan pada pembuluh darah di otak, yang mengakibatkan kerusakan saraf setempat. Gejala lain yang muncul: rasa kebas separuh badan, lumpuh separuh badan, buta sebelah mata, sukar bicara, pusing, penglihatan ganda dan kabur.
Gejala berlangsung beberapa menit atau kurang dari 24 jam. Biasanya terjadi waktu tidur atau baru bangun. Kondisi ini harus ditangani karena bisa berkembang menjadi stroke berat.
3. Penyakit jantung
Kesemutan tak hanya akibat neuropati tekanan, tetapi karena komplikasi jantung dengan sarafnya. Pada pasien jantung yang sedang menjalani operasi pemasangan klep, terdapat bekuan darah yang menempel. Bekuan itu bisa terbawa aliran darah ke otak, sehingga terjadi serebral embolik.
Bila sumbatan di otak mengenai daerah yang mengatur sistem sensorik, si penderita akan merasakan kesemutan sebelah. Jika daerah yang mengatur sistem motorik juga terkena, kesemutan akan disertai kelumpuhan.
4. Infeksi tulang belakang
Ini menyebabkan bagian tubuh dari pusar ke bawah tak dapat digerakkan. Penderita tak dapat mengontrol buang air kecil. Buang air besar pun sulit. Penyakit ini dinamakan mielitis (radang sumsum tulang belakang). Tingkat kesembuhan tergantung pada kerusakannya. Bisa sembuh sebagian, tetapi ada juga yang lumpuh.
5. Rematik
Penyakit ini bisa menimbulkan kesemutan atau rasa tebal. Dalam hal ini saraf terjepit akibat sendi pada engsel, misalnya sendi pergelangan tangan, berubah bentuk. Gejala kesemutan biasanya hilang sendiri bila rematik sembuh.
6. Spasmofilia (tetani)
Gejala kesemutan juga bisa merupakan tanda penyakit spasmofilia (tetani). Penyakit ini timbul karena kadar ion kalsium dalam darah berkurang. Penyebabnya adalah menurunnya tegangan karbondioksida dalam paru-paru. Gejala lain : kejang pada tungkai, sulit tidur, emosi labil, takut, lemah, sakit kepala sebelah atau migrain, dan hilang kesadaran.
7. Guillain-barre syndrome
Kesemutan bisa jadi salah satu indikasi penyakit ini. Ditandai gejala demam tinggi, batuk, dan sesak napas. Juga diikuti rasa kesemutan dan kebas. Kesemutan biasanya terasa di sekujur tubuh, khususnya pada ujung jari kaki dan tangan karena virus menyerang sistem saraf tepi.
Bila keadaan itu tidak segera diatasi, serangan akan berlanjut ke organ vital. Akibatnya, penderita merasa sesak napas dan lumpuh di seluruh tubuh.
8. Cytomegalovirus (CMV)
Ada kesemutan yang didahului flu berat. Kesemutan akan menghebat mulai dari ujung jari, menjalar hingga ke pusar. Penderita bisa hanya merasa kebas atau sampai sulit berjalan, berarti sumsum tulang belakang kena radang. Ini akibat serangan virus, biasanya cytomegalovirus (kompas)
Beda Kesemutan Normal dan Gangguan Syaraf
Kesemutan adalah gejala yang bisa dialami oleh siapa saja, kondisi ini bisa menimbulkan rasa tidak nyaman. Tapi bagaimana membedakan kesemutan biasa dan kesemutan akibat gangguan syaraf?
“Kalau kesemutan terjadi akibat duduk sila terlalu lama atau lengan tertekuk itu disebabkan oleh syaraf yang mengalami penjepitan sementara dan biasanya akan hilang jika seseorang mengubah posisinya,” ujar dr Manfaluthy Hakin, SpS(K), MS dalam acara Kenali Neuropati dan Perhatikan Gejalanya di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa (29/5/2012).dr Luthy menuturkan kesemutan yang dialami itu bukan disebabkan oleh gangguan atau kerusakan syaraf tapi hanya terjadi gangguan aliran darah. Biasanya jika seseorang mengalami kesemutan maka ia akan mengikat jempol kakinya dengan menggunakan karet.
“Sebenarnya tidak ada hubungannya, tapi biasanya orang akan mengubah posisi duduknya ketika akan mengikat dengan karet, dan kesemutan ini akan hilang jika seseorang mengubah posisinya,” ungkapnya.
Sementara itu jika kesemutan yang terjadi diakibatkan oleh gangguan hantaran saraf maka biasanya akan muncul secara spontan tanpa ada pemicu dan tidak hilang meski sudah mengubah posisi.
“Misalnya saat sedang beraktivitas atau diam lalu tiba-tiba kesemutan, gejalanya spontan dan nyeri terasa tanpa ada pemicu,” ujar dokter dari Departemen Neurologi FKUI/RSCM ini.
Kesemutan yang dialami karena gangguan saraf ini termasuk salah satu gejala dari neuropati yaitu istilah untuk kerusakan syaraf yang bisa disebabkan oleh penyakit, trauma pada syaraf atau bisa juga akibat efek samping dari suatu penyakit sistemik.
“Kesemutan sebenarnya bisa menjadi tanda awal adanya gangguan syaraf terutama yang terjadi secara spontan, tapi untuk mengetahui gangguan syaraf yang mana maka harus dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu,” ujar dr Luthy. (solopost)