JAKARTA: Sebagai bagian dari upaya mencapai swasembada daging sapi pada 2014, Kementerian Pertanian bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik akan melakukan sensus ternak mulai Juni hingga Desember 2011.
Dana yang disiapkan untuk itu sekitar Rp203 miliar.
“Sensus akan dilakukan terhadap populasi sapi potong, sapi perah, dan kerbau dengan anggaran Rp 203 miliar,” kata Direktur Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementrian Pertanian Prabowo Respatiyo Caturroso di sela-sela penandatanganan MoU sensus ternak di kantor Badan Pusat Statistik, Jakarta, Kamis (3/3).
Kepala BPS Rusman Heriwan menyatakan sensus ini akan dilakukan terutama untuk populasi ternak ruminansia besar. Pendataan ternak sapi dan kerbau ini akan dimulai pada 1 Juni mendatang. Dengan data tersebut pemerintah akan bisa mengevaluasi dan merencanakan lebih lanjut program swasembada daging sapi pada 2014.
“Yang pasti sensus dilakukan di tingkat kabupaten, sementara di kota-kota besar seperti Jakarta yang sudah tidak banyak peternakan sapinya hanya akan dilakukan sweeping,” kata Rusman.
Untuk pendataan populasi ternak, BPS dan Kementan akan menerjunkan 110 ribu petugas di lapangan. Berdasarkan data BPS mengenai produksi dan konsumsi daging sapi pada 2010, penyediaan produksi daging dari dalam negeri sebanyak 435,3 ribu ton. Jika jumlah penduduk sekitar 237,6 juta jiwa, maka kebutuhan daging sebesar 510,2 ribu ton, sehingga Indonesia masih harus impor 74,9 ribu ton untuk memenuhi kebutuhan.
Tren impor daging sapi sendiri memang terus meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data BPS, pada 2008 Indonesia hanya mengimpor 45,6 ribu ton, tahun 2009 sebanyak 67,9 ribu ton, dan 2010 sebanyak 74,9 ribu ton.
Sementara untuk 2011, Kementan sendiri memproyeksikan terjadi penurunan volume impor daging sapi menjadi 50 ribu ton dan kuota maksimal 67 ribu ton.
Impor daging sapi itu sendiri mengindikasikan saat ini Indonesia belum swasembada daging sapi. Karena itu jika tidak ada program cepat untuk mencapai swasembada, kecenderungan kebutuhan daging dari impor akan makin tinggi.
“Bukan mustahil melihat tren ini, kebutuhan impor Indonesia di 2014 akan semakin besar. Oleh karena itu sensus ini diharapkan bisa mengakurasikan data yang menjamin operasional Kementan menuju swasembada daging sapi 2014,” imbuh Rusman.
Di kesempatan yang sama, Menteri Pertanian Suswono menyatakan pendataan ini sangat penting karena Kementan tiap tahun masih berasumsi terdapat sapi sebanyak 12,6 juta ekor. “Seharusnya angaka ini berubah, makanya kami melakukan pendataan sehingga bisa mengetahui berapa jumlah sapi betina, pedet dan sapi dewasa,” kata Suswono.
Setidaknya, terdapat lima dimensi yang disasar Kementan dalam mewujudkan swasembada daging sapi 2014. Dimensi itu ialah pembibitan, pembubidayaan, pakan ternak, kesehatan hewan, serta kesehatan masyarakat veteriner.
Source: MI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar