Komite Ekonomi Nasional adalah sebuah komite yang terdiri dari sejumlah pengusaha dan para pengamat ekonomi. Mereka bertanggungjawab langsung kepada presiden. Mereka kerap melakukan kajian ekonomi. "Perkiraan kami memang lebih kecil, tapi ini lebih realistis," kata Ketua Komite Ekonomi Nasional, Chairul Tanjung, dalam acara Prospek Ekonomi Indonesia 2013 di Jakarta, Senin 10 Desember 2012.
Prediksi komite itu tidak berbeda jauh dari asumsi Bank Indonesia. Dengan mempertimbangkan sejumlah faktor internal dan ekonomi global, Bank Sentral itu memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melaju di rentang 6,3-6,7 persen.
Bagaimana KEN menghitung
jumlah pertumbuhan itu? Chairul Tanjung menguraikan bahwa tahun depan
pertumbuhan ekonomi masih akan ditopang oleh dua hal: konsumsi nasional
dan investasi. Baik investasi asing maupun domestik. Soal ekspor-impor,
kata Chairul, diprediksi masih belum membaik. Bakal masih mendatar.
Melandai, sebab lanjut Chairul, pada tahun depan itu perekonomian dunia belum kunjung menggeliat. Banyak negara di belahan benua Eropa masih berkutat dengan krisis keuangan, yang menyebabkan impor mereka melemah dan mempengaruhi ekspor sejumlah negara, termasuk kita.
Melandai, sebab lanjut Chairul, pada tahun depan itu perekonomian dunia belum kunjung menggeliat. Banyak negara di belahan benua Eropa masih berkutat dengan krisis keuangan, yang menyebabkan impor mereka melemah dan mempengaruhi ekspor sejumlah negara, termasuk kita.
Belum membaiknya ekonomi
sejumlah negara itu, menyebabkan sejumlah lembaga lembaga perekonomian
dunia mengoreksi perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia. Perkembangan
ekonoomi global juga patut diwaspadai, sebab jika memburuk akan memukul
ekonomi kita.
Krisis Eropa berpeluang
memburuk tajam. Apalagi, lanjut Chairul, "Amerika Serikat masih
memberlakukan pengetatan fiskal secara masi." Di barat ekonomi masih
kelabu, di timur situasi politiklah yang murung. Sejumlah negara di
Timur Tengah masih dirundung kemelut politik. Padahal dari kawasan
itulah minyak dunia mengalir. Jika kisruh di sejumlah negara di sana tak
kunjung berakhir, bukan tak mungkin pasokan minyak dunia langka, yang
pada ujungnya melambungkan harga.
Pada tahun 2013, ekonomi
Indonesia melaju di tengah situasi yang kurang menentu itu. Itu
sebabnya, Komite Ekonomi Nasional (KEN) memberikan sejumlah saran kepada
pemerintah. Salah satunya adalah menyesuaikan harga bahan bakar minyak
dan listrik.
Selain itu pemerintah
juga harus mempersiapkan diri, mempersiapkan seluruh birokrasi yang ada
dan segera mengambil tindakan yang terukur, demi menjaga keyakinan para
investor. Salah satu langkah menjaga keyakinan itu adalah dengan
memprioritaskan pembuatan Undang-Undang Jaring Pengaman Sistem Keuangan
(JPSK).
"Undang-undang Jaring Pengaman Sistem Keuangan(JPSK) harus menjadi prioritas dalam persidangan DPR pada 2013," kata Chairul. Dengan mempercepat pengesahan undang-undang itu, para pengambil keputusan tidak akan gamang dan linglung mengambil resiko jika krisis memburuk.
"Undang-undang Jaring Pengaman Sistem Keuangan(JPSK) harus menjadi prioritas dalam persidangan DPR pada 2013," kata Chairul. Dengan mempercepat pengesahan undang-undang itu, para pengambil keputusan tidak akan gamang dan linglung mengambil resiko jika krisis memburuk.
Hal lain yang harus
dilakukan pemerintah adalah menyiapkan ruang fiskal yang cukup, sebagai
amunisi jika krisis ekonomi global terus menekan. Komite Ekonomi
Nasional (KEN) juga meminta agar pemerintah menekan subsidi energi yang
saat ini sudah sangat tinggi. Harga BBM yang rendah saat ini
mengakibatkan ekonomi Indonesia tidak efisien.
Selain itu, perbaikan daya saing harus dilakukan oleh pemerintah sejalan dengan meningkatnya kemampuan ekonomi nasional untuk menciptakan lapangan kerja. Perbaikan daya saing ini penting untuk penyerapan tenaga kerja domestik.
Pemerintah, pemilik CT Corp ini melanjutkan, harus mengevaluasi permasalahan tenaga kerja secara komprehensif dan mengambil inisiatif sebagai solusi kebuntuan perundingan masalah tenaga kerja.
Rekomendasi terakhir adalah pemerintah harus mempertahankan daya beli masyarakat. Pemerintah harus menjaga harga barang dengan pemenuhan berbagai instrumen seperti perbaikan distribusi, logistik, dan modernisasi pasar tradisional.
"Mengefektifkan peran Bulog untuk mencegah terjadinya persekongkolan dalam penentuan harga barang kebutuhan pokok," katanya.
Menteri Perekonomian Hatta Rajasa sebelumnya mengakui target pemerintah sebesar 6,8 persen terlalu tinggi. Namun ia memastikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak akan tumbuh di baah 6,3-6,5 persen.
"Memang target kita 6,8 persen. Tapi kita harus realistis untuk ini," ujar Hatta beberapa waktu lalu.
Hatta menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan di bayang-bayangi oleh penyelesian krisis Eropa yang belum menemukan titik temu. Hal ini tentunya akan berdampak pada turunnya ekspor sejumlah negara seperti Cina dan India.
"Dan kita berharap tahun depan akan baik dan bagaimanapun Amerika belum mendapatkan jalan yang baik," ujarnya.
Sementara dari sisi investasi, tahun depan investasi akan terus tumbuh terutama sektor manufaktur dan pertambangan. Untuk menyerap investasi, pemerintah juga menganggarkan Rp200 triliun di sektor infrastruktur.
Kunci Pertumbuhan Ekonomi
Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution, mengungkapkan bahwa kunci sukses Indonesia dalam menghadapi krisis ekonomi saat ini adalah ketahanan. Namun yang harus diperhatikan apakah ketahanan itu akan cukup kuat membendung krisis global secara jangka panjang.
Menurutnya ketahanan ekonomi Indonesia tersebut diperoleh karena pemerataan pertumbuhan ekonomi yang terjadi di seluruh daerah. Hal itu membuat konsumsi domestik semakin kuat menopang pertumbuhan ekonomi.
"Karena itu, sumbernya konsumsi, itu pertama-tama datang dari otonomi daerah. Dengan itu, 30 persen APBN dialokasikan ke seluruh daerah, yang tak pernah kita lakukan di masa lalu," ujar Darmin di Jakarta, Rabu 28 November 2012.
Tingginya konsumsi tersebut, dia melanjutkan, didukung dengan peningkatan investasi pada tahun ini. Kedua, motor ekonomi tersebut, dapat menopang penurunan ekspor yang terjadi akibat gejolak harga komoditas internasional.
"Pada saat yang sama, kita memiliki bonus demografi, yakni tumbuhnya kelas menengah di Indonesia. Itu momentum luar biasa bagi setiap bangsa," tambah Darmin.
Untuk itu, menurut Darmin, kunci dalam menjaga ketahanan ekonomi yang dimiliki adalah pengelolaan APBN yang efisien dan tepat sasaran, sehingga benteng penahan krisis akan tetap kuat. "Jadi, percayalah dunia boleh mengalami krisis, ekonomi kita tetap kuat," tuturnya.
Sebelumnya Asian Development Bank (ADB) menilai Indonesia memiliki problem konektivitas karena sarana transportasi yang buruk. Untuk itu, ADB mendukung program jangka panjang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dengan memberikan bantuan perbaikan peningkatan konektivitas domestik dan internasional.
"Konektivitas yang kurang baik, kendala infrastruktur dan biaya logistik yang tinggi menghalangi Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan melakukan upaya pemerataan kesejahteraan bagi seluruh penduduk Indonesia," kata Edimon Ginting, Wakil Kepala Kantor Perwakilan ADB di Indonesia.
Edimon mencontohkan sekitar 70 persen perbedaan harga beras di daerah di seluruh Indonesia diakibatkan oleh biaya pengiriman. Itu merupakan cerminan dari kondisi buruknya jalan, pelabuhan yang padat, dan belum berkembangnya sistem transportasi antar pulau.
Selain itu, perbaikan daya saing harus dilakukan oleh pemerintah sejalan dengan meningkatnya kemampuan ekonomi nasional untuk menciptakan lapangan kerja. Perbaikan daya saing ini penting untuk penyerapan tenaga kerja domestik.
Pemerintah, pemilik CT Corp ini melanjutkan, harus mengevaluasi permasalahan tenaga kerja secara komprehensif dan mengambil inisiatif sebagai solusi kebuntuan perundingan masalah tenaga kerja.
Rekomendasi terakhir adalah pemerintah harus mempertahankan daya beli masyarakat. Pemerintah harus menjaga harga barang dengan pemenuhan berbagai instrumen seperti perbaikan distribusi, logistik, dan modernisasi pasar tradisional.
"Mengefektifkan peran Bulog untuk mencegah terjadinya persekongkolan dalam penentuan harga barang kebutuhan pokok," katanya.
Menteri Perekonomian Hatta Rajasa sebelumnya mengakui target pemerintah sebesar 6,8 persen terlalu tinggi. Namun ia memastikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak akan tumbuh di baah 6,3-6,5 persen.
"Memang target kita 6,8 persen. Tapi kita harus realistis untuk ini," ujar Hatta beberapa waktu lalu.
Hatta menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan di bayang-bayangi oleh penyelesian krisis Eropa yang belum menemukan titik temu. Hal ini tentunya akan berdampak pada turunnya ekspor sejumlah negara seperti Cina dan India.
"Dan kita berharap tahun depan akan baik dan bagaimanapun Amerika belum mendapatkan jalan yang baik," ujarnya.
Sementara dari sisi investasi, tahun depan investasi akan terus tumbuh terutama sektor manufaktur dan pertambangan. Untuk menyerap investasi, pemerintah juga menganggarkan Rp200 triliun di sektor infrastruktur.
Kunci Pertumbuhan Ekonomi
Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution, mengungkapkan bahwa kunci sukses Indonesia dalam menghadapi krisis ekonomi saat ini adalah ketahanan. Namun yang harus diperhatikan apakah ketahanan itu akan cukup kuat membendung krisis global secara jangka panjang.
Menurutnya ketahanan ekonomi Indonesia tersebut diperoleh karena pemerataan pertumbuhan ekonomi yang terjadi di seluruh daerah. Hal itu membuat konsumsi domestik semakin kuat menopang pertumbuhan ekonomi.
"Karena itu, sumbernya konsumsi, itu pertama-tama datang dari otonomi daerah. Dengan itu, 30 persen APBN dialokasikan ke seluruh daerah, yang tak pernah kita lakukan di masa lalu," ujar Darmin di Jakarta, Rabu 28 November 2012.
Tingginya konsumsi tersebut, dia melanjutkan, didukung dengan peningkatan investasi pada tahun ini. Kedua, motor ekonomi tersebut, dapat menopang penurunan ekspor yang terjadi akibat gejolak harga komoditas internasional.
"Pada saat yang sama, kita memiliki bonus demografi, yakni tumbuhnya kelas menengah di Indonesia. Itu momentum luar biasa bagi setiap bangsa," tambah Darmin.
Untuk itu, menurut Darmin, kunci dalam menjaga ketahanan ekonomi yang dimiliki adalah pengelolaan APBN yang efisien dan tepat sasaran, sehingga benteng penahan krisis akan tetap kuat. "Jadi, percayalah dunia boleh mengalami krisis, ekonomi kita tetap kuat," tuturnya.
Sebelumnya Asian Development Bank (ADB) menilai Indonesia memiliki problem konektivitas karena sarana transportasi yang buruk. Untuk itu, ADB mendukung program jangka panjang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dengan memberikan bantuan perbaikan peningkatan konektivitas domestik dan internasional.
"Konektivitas yang kurang baik, kendala infrastruktur dan biaya logistik yang tinggi menghalangi Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan melakukan upaya pemerataan kesejahteraan bagi seluruh penduduk Indonesia," kata Edimon Ginting, Wakil Kepala Kantor Perwakilan ADB di Indonesia.
Edimon mencontohkan sekitar 70 persen perbedaan harga beras di daerah di seluruh Indonesia diakibatkan oleh biaya pengiriman. Itu merupakan cerminan dari kondisi buruknya jalan, pelabuhan yang padat, dan belum berkembangnya sistem transportasi antar pulau.
Sumber : Viva.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar