Rabu, 30 Maret 2011

Mengecek Keaslian Windows

Bagi anda yang ingin membeli Laptop, Notebook atau Netbook second dengan Sistem Operasi Windows Original sebaiknya anda cek dulu, apa benar windows tersebut original atau original abal-abal alias bajakan. Agar anda tidak menyesal nanti setelah tahu yang telah anda beli ternyata sistem operasinya Windows abal-abal, alias bajakan. Asli tidaknya windows di PC atau laptop yang akan anda beli tentu mempengaruhi HARGA barang tsbt, CD installer Asli harganya berkisar 1juta rupiah. Jadi jangan sampai tertipu.

Pada tips kali ini saya mengutip dari berbagai sumber, Langsung saja kita cari tahu tentang keaslian Windows :

1. Mengecek keaslian Windows XP :

Klik Start > Run atau dengan Shortcut Windows+R, kemudian ketik "cmd" lalu ketik :

c:\windows\system32\oobe\msoobe /a

Jika hasilnya seperti dibawah ini :













Maka Windows anda bajakan, jika ada pesan "windows is already activated" atau "Thanks for using our product" Berarti Windows XP anda Original.

2. Mengecek Keaslian Windows Vista

Sama seperti langkah pertama, buka cmd, kemudian ketik :

slmgr –xpr
slmgr.vbs -dli
slmgr.vbs -dlv

Jika Vista anda original, maka akan seperti ini :












































3. Mengecek Keaslian Windows 7

Untuk mengetahui keaslian Windows 7, anda cukup mengupdate Sistem Operasi Windows 7, jika anda bisa mengupdate, berarti windows anda Original, jika gagal atau ditolak. Berarti windows 7 anda bajakan. Atau anda bisa mendownload software yang ada di Website Resmi Microsoft untuk mengetahui keaslian windows 7 anda disini : http://go.microsoft.com/fwlink/?linkid=52012

4. Mengecek keaslian Windows dengan Dengan MGA Diagnostic Tool

Kita dapat menggunakan sebuah program yang dinamakan MGA Diagnostic tool untuk mengecek keaslian Windows. Program ini dapat membaca keaslian windows. cara menggunakan program ini sangat mudah, karena program ini bersifat portable sehingga tidak perlu di instal ke dalam windows. Double click MGADiag.exe, setelah muncul click continue dan tunggu beberapa saat. Lalu akan muncul tampilan seperti gambar dibawah. Ini adalah tampilan hasil diagnosis Windows yang asli yang tertera pada Validation status yaitu tulisan Genuine berwarna hijau.

Download MGA Diagnostic tool silakan klik disini

Postingan ini bertujuan bagi anda yang ingin mengetahui Windows yang anda gunakan benar-benar original atau abal-abal alias bajakan, dan bagi anda yang ingin membeli Laptop, Notebook atau Netbook Second dengan Sistem Operasi Windows Original.

Namun dari cara-cara diatas yang paling akurat dan aman untuk mendeteksi keaslian windows dengan cara menggunakan program MGA Diagnostic Tool

Untuk versi barunya bisa didownload langsung dari microsoft Kilik disini untuk download versi 1.9, namun lebih praktis yang versi 1.5 (diatas) lebih cepat.

Selamat mencoba............... Baca Selengkapnya...

Artikel Terkait



Cara Mengecek Status Aktivasi Office 2010

Apakah anda telah menggunakan Office 2010 original? Jika sudah, bagaimana cara untuk mengecek tipe lisensi dan status aktivasi Office 2010 anda ? Rugikan kalo sudah membeli tetapi tidak diaktivasi atau belum tahu sudah teraktivasi.

Jika ingin mengetahuinya, caranya mudah kok, silahkan ikuti langkah-langkah dibawah ini;

1. Bukalah command prompt (windows 7 harus dalam administrator level), dengan mengetikkan CMD lalu ENTER.
2. Ketikkan :
CD C:\Program Files\Microsoft Office\Office14\
note : Tulisan berwarna merah sesuaikan dengan tempat instalasi Office 2010 anda.
3. Jika anda menggunakan 64bit OS, ketikkan :
CD C:\Program Files(x86)\Microsoft Office\Office14\
4. Kemudian ketikkan perintah “cscript ospp.vbs /dstatus”
5. Lihat informasi tipe lisensi dan status aktivasi lisensi Office 2010 anda.

Baca Selengkapnya...

Artikel Terkait



Membuka file Office 2007 di MS Office 2003

Format file Office 2007 dan 2003 tentulah sangat berbeda. Dari extensi filenya pun sudah berbeda. Office 2007 memiliki extensi 4 karakter dan x dibelakangnya, seperti .docx .xlsx .pptx. Sedangkan Office 2003 hanya 3 karakter yaitu .doc, .xls, .ppt. Selain itu format file Office 2007 memiliki tingkat kompresi yang bagus dibandingkan format file Office 2003. Jadi ketika ada gambar, lagu, atau video di file dokumen Office 2007, berkas tersebut akan di compress dan akan menghemat media penyimpanan. File Office 2007 memang tidak dikenali jika anda belum menginstall Office 2007, tetapi file Office 2003 bisa dikenali meskipun anda menginstall Office 2003 atau 2007 di komputer anda.

Terkadang ketika kita mengetik di Office 2007 tidak di save ke format file 2003. Jadi setelah itu ketika kita ingin membuka file ketikan tersebut di komputer yang belum terinstall Office 2007 menjadi tidak bisa dibuka, meskipun ada Office 2003. Otomatis pekerjaan akan terhambat. Karena kita harus menginstall Office 2007. Tapi jangan dulu mengambil langkah itu.

Ada alternatif lainnya yaitu dengan menambahkan Compability Pack Office 2007 ke Office 2003. File ini freeware alias GRATIS langsung dari microsoft. Download filenya dahulu (link).

Maka sekarang anda bisa membuka file Office 2007 di Office 2003. Cara ini lebih efektif ketimbang anda menginstall Office 2007 yang membutuhkan waktu lebih banyak.

Klik disini . untuk download softwarenya.

Atau COPY PASTE alamat URL ini :

http://www.microsoft.com/downloads/details.aspx?FamilyId=941b3470-3ae9-4aee-8f43-c6bb74cd1466&displaylang=en


---
Baca Selengkapnya...

Artikel Terkait



Selasa, 29 Maret 2011

Mendeteksi Driver pada Komputer

Cukup banyak di internet yang menyediakan link-link driver untuk hardware komputer kita, diantara vendor-vendor hardware yang terkenal pun kini sudah menyediakan link khusus untuk driver dari berbagai produknya. Dan sepertinya tidak menjadi masalah untuk anda yang mempunyai produk terbaru dari suatu hardware yang anda miliki sekarang. Namun kendala yang sering ditemui adalah, bagaimana jika produk hardware kita sudah jarang di temui? apalagi untuk di dengar? untuk meng-updatenya pun kita harus mencari di berbagai search engine yang ada.

Salah satu alternatif terbaik kita dapat menggunakan Driver Checker 2.7.4. Ya.. dengan tools ini kita dapat mendeteksi beberapa driver usang atau rusak di berbagai hardware sekaligus dapat mem-backup driver-driver yang ter-instal di sistem kita, sehingga di saat kita melakukan penginstalan ulang pada sistem kita, kita dapat men-restore kembali driver kita dalam sekejap, tanpa harus menginstal satu-satu drivewr yang ada. Software ini bekerja memperbarui driver anda ke versi terbaru yang tentunya kompatibel dengan sistem komputer anda. Dan program ini bukan hanya dapat mendeteksi beberapa driver yang usang, tapi program ini juga dapat mendeteksi versi terbaru dari program-program instalan yang ada pada komputer kita hanya dengan beberapa klik saja


Untuk download silakan klik Download Driver Checker 2.7.4

Pass RAR : pakalawiren45
Baca Selengkapnya...

Artikel Terkait



Senin, 28 Maret 2011

Mendownload dengan Torrent 2.2.1

Aplikasi ini berfungsi untuk download file-file berekstensi torrent. Dan lebih kerennya lagi versi terbarunya uTorrent ini jauh lebih cepat dari versi2 sebelumnya. Selain itu ukuran aplikasi ini sangat kecil sehingga tidak memakan space yang banyak.
Seolah-olah aplikasi ini gak ada karena saking kecilnya dibandingkan versi leluhurnya. Apa salahnya mencoba software ini


Torrent is an efficient and feature rich BitTorrent client for Windows sporting a very small footprint. Most of the features present in other BitTorrent clients are present in �Torrent, including bandwidth prioritization, scheduling, RSS auto-downloading and Mainline DHT (compatible with BitComet).

It was designed to use as little cpu, memory and space as possible while offering all the functionality expected from advanced clients. With BitTorrent, you can download files faster and contribute by sharing files and bandwidth.

Additionally, �Torrent supports the Protocol Encryption joint specification (compatible with Azureus 2.4.0.0 and above, BitComet 0.63 and above) and peer exchange.

Features:

Multiple simultaneous downloads
Smart bandwidth usage
File level priorities
Configurable bandwidth scheduling
Global and per-torrent speed limiting
Quickly resumes interrupted transfers
UPnP support (WinXP only)
Supports popular protocol extensions
Apps for �Torrent
New skinning format
Password-protected boss key
Global run-command feature on torrent completion/state change
UDP proxying for SOCKS5
Proxy privacy features
Improved set download location/relocate feature (now moves files for you)
Show add torrent dialog for magnet links
Add option to pause torrents when user activity is detected on the computer


Whats New in version 2.2.1.25130:

Change: show red status icon if tracker goes down on private torrents regardless
Fix: fixed an issue with the structure of the udp tracker announce packets


Filesize: 390.4KB
OS: Win 9x/ME/2K/XP/2K3/Vista/7
DOWNLOAD :http://download.utorrent.com/2.2.1/utorrent.exe

atau

Download Link :
Download uTorrent 2.2.1
pass : ndemole

Baca Selengkapnya...

Artikel Terkait



Membackup Isi Hardisk dengan Alkohol 120 %

Alkohol 120% adalah sebuah program populer untuk membuat image dari CD / DVD drive dan drive virtual. Alkohol 120% diklasifikasikan sebagai emulator dan bekerja dengan banyak format image, yang diambil dari CD / DVD aplikasi lain. File image yang didukung CloneCD, CloneDVD dan Nero Burning ROM. Sejumlah besar pengaturan memungkinkan Anda untuk memount image, bahkan CD/DVD yang diproteksi sekalipun. Di antara opsi emulator adalah pilihan berikut: skip kesalahan membaca, meningkatkan pemindaian sektor, membaca data subkanal dari disk, pengukuran data posisi dengan akurasi yang diberikan, meniru sektor buruk dan RMPS emulasi.

Dalam pengaturan Alkohol 120% juga memungkinkan untuk mengatur kode wilayah drive virtual. Interface Alkohol 120% diterjemahkan ke banyak bahasa, termasuk Rusia.

Alkohol 120% adalah sebuah program populer untuk membuat image dari CD / DVD drive dan drive virtual. Alkohol 120% diklasifikasikan sebagai emulator dan bekerja dengan banyak format image, yang diambil dari CD / DVD aplikasi lain. File image yang didukung CloneCD, CloneDVD dan Nero Burning ROM. Sejumlah besar pengaturan memungkinkan Anda untuk memount image, bahkan CD/DVD yang diproteksi sekalipun. Di antara opsi emulator adalah pilihan berikut: skip kesalahan membaca, meningkatkan pemindaian sektor, membaca data subkanal dari disk, pengukuran data posisi dengan akurasi yang diberikan, meniru sektor buruk dan RMPS emulasi.

Dalam pengaturan Alkohol 120% juga memungkinkan untuk mengatur kode wilayah drive virtual. Interface Alkohol 120% diterjemahkan ke banyak bahasa, termasuk Rusia. Besarnya file cukup kecil cuma 11,77 Mbyte saja sehingga praktis digunakan.


Fitur Baru Alkohol 120% 2.0:

* Antarmuka pengguna baru dengan dukungan untuk Unicode
* Fungsi manajemen folder baru
* Peningkatan mesin untuk membaca dan menulis CD/DVD
* Konverter plug-in audio baru untuk mengkonversi MP3
* Fungsi baru Alkohol iSCSI
* Built-in security scanner

Untuk mendownload

atau copy paste LINK URL dibawah ini :

http://www.fileserve.com/file/t7rh7Xv/Alcohol_120__2.0.1.2033__.rar
http://www.filesonic.com/file/37372757/Alcohol_120__2.0.1.2033__.rar
Baca Selengkapnya...

Artikel Terkait



Rapat Angka Koperasi PNS Simpatik

Hari Jumat kemarin, tanggal 25 Maret 2011, diselenggarakan Rapat Anggota luar biasa, di ruang rapat terbuka digedung satu BPS Provinsi Banten. Lebih dari 80 persen anggota koperasi hadiri, termasuk anggota dari BPS Kota Tangerang Selatan (mantan ketua koperasi periode 2004-2011). Acara dimulai pukul 13.30 WIB, dengan agenda acara pembahasan AD/ART koperasi, lauching website koperasi dan program kerja koperasi.

Acara pertama, berupa pengarahan dari pembina koperasi, yang saat ini menjabat sebagai Kepala BPS Provinsi Banten. Dalam pengarahannya, pembina mengungkapkan pentingnya koperasi. Selain itu pembina juga mengusulkan pengurangan bunga koperasi untuk mengairahkan kembali pinjaman koperasi agar saldo koperasi tidak mengendap.

Acara pembahasan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumahtangga Koperasi, berjalan sangat alot, seluruh anggota menyuarakan pendapatnya. Masing-masing mengusulkan pendapatnya masing-masing dan akhirnya anggaran dasar kelar. Sedangkan anggaran rumahtangga akan dibahas oleh tim kecil, dan diupoad kedalam website.

Program kerja yang dipaparkan ketua koperasi cukup singkat. Koperasi SIMPATIK ibarat burung rajawali yang melakukan TRNSFORMASI dan REFORMASI dengan melakukan perubahan di tubuh koperasi. Burung rajawali mematahkan paruhnya dan mencabuti bulunya untuk melakukan transformasi tubuhnya. Paruh dan bulu rajawali akan tubuh kembali dan kembali kuat. Bagaimana dengan koperasi kita?

Acara yang terakhir berupa lauching website koperasi yang masih nebeng dengan website BPS Provinsi Banten. Website sementara ada di http://banten.bps.go.id lalu klik menu "Cooperation" atau klik ke versi bahasa Indonesia, kemudian klik menu "Koperasi BPS" sehingga akan muncul halaman koperasi BPS. Bila menjadi anggota maka bisa login dengan mengisi username dan passwordnya untuk melihat FITUR yang lebih lengkap. Halaman koperasi BPS Simpatik tidak terdeteksi oleh mesin pencari GOOGLE karena memang tidak ter LINK ke lebih detail, karena hanya anggota saja tidak untuk umum Baca Selengkapnya...

Artikel Terkait



VICON Finalisasi Angka Penduduk Indonesia

Hari Kamis yang lalu, tanggal 24 Maret 2011, diselenggarakan video conference (VICON) membahas finalisasi angka jumlah penduduk hasil Sensus Penduduk 2010. Vicon yang diikuti oleh seluruh BPS Provinsi Banten dan Deputi Bidang Sosial mensosialisasikan angka final penduduk Indonesia menurut jenis kelamin dan umur. Dalam paparannya juga piramida penduduk per 10 tahun dari tahun 1961 untuk melihat pergerakan penduduk.

Untuk Banten sendiri, pergerakan penduduk bisa tahun 2010 bisa dibandingkan dengan tahun 2000 atau sepuluh tahun yang lalu saat diselenggarakan Sensus Penduduk 2000. Angka final penduduk untuk Banten 2010 tidak berbeda jauh dengan angka jumlah penduduk yang dirilis dalam angka sementara bulan Agustus tahun lalu. Perbedaan ini wajar, mengingat angka olah cepat (angka sementara) dilakukan dengan hitung manual oleh petugas pencacahan, kemudian dikomulatifkan seluruh blok sensus dan dientri di BPS Kab/Kota. Sedangkan pengolahan sesungguhnya dengan menggunakan mesin scanner untuk melihat karakteristik yang lebih detail yang dilakukan di BPS Provinsi Banten.
















Walaupun angka jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan umur sudah final, namun untuk karakteristik masih dalam proses pengolahan di BPS RI dan sosialisasi hasil pengolahan akan dilakukan secara bertahap.

Kemarin juga ada VICON yang membahas Survei Wisatawan Nusantara, namun karena momentnya berbarengan dengan pelantikan pejabat struktural eselon III dan IV, maka hanya dihadiri oleh Kabid Bidang Distribusi, Kasi Harga Konsumen dan Produsen, Kasi Neraca Produksi saja. Baca Selengkapnya...

Artikel Terkait



Kamis, 24 Maret 2011

Kenaikan Gaji PNS Cair Bulan April 2011

JAKARTA, — Kabar baik buat para abdi negara. Pemerintah memastikan kenaikan gaji pegawai negeri sipil (PNS), TNI/Polri, dan pensiunan akan cair mulai 1 April 2011.

Gaji PNS itu naik 15 persen terhitung dari Januari 2011. "Peraturan pemerintah (PP)-nya telah terbit, kemudian juga instruksi dari Dirjen Perbendaharaan," ujar Dirjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan Agus Supriyanto, Selasa (22/3/2011). Ia menambahkan, PNS bisa mengajukan rapel kenaikan gaji mulai Januari. Hal ini juga berlaku bagi pensiunan.

Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2011, pemerintah telah menganggarkan Rp 91,2 triliun untuk pembayaran gaji. Anggaran tersebut masuk dalam alokasi anggaran belanja pegawai di 2011 yang mencapai Rp 180,6 triliun atau 2,65 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Selain gaji PNS, pemerintah juga menyiapkan anggaran honorarium, tunjangan, dan uang lembur pegawai negara sejumlah Rp 28,1 triliun. Agus menjelaskan, sebenarnya kenaikan gaji PNS terjadi setiap tahun. Sejak tahun 2005 sampai tahun 2010, gaji PNS rata-rata naik 24,6 persen per tahun.

Sedangkan selama 2006-2007, gaji PNS naik rata-rata 15 persen per tahun. Di tahun 2008, kenaikan gaji kembali membaik, yakni 20 persen. Lantas di 2009, kenaikan gaji cuma 10 persen dan pada 2010 sebesar 5 persen.

Meski kenaikan gaji PNS tahun ini lebih besar daripada tahun lalu, pemerintah yakin ini tak akan membuat inflasi melonjak. Sebab, kenaikan gaji ini selalu ada setiap tahun. "Inflasi memang akan ada, tapi kecil sekali. Ini kenaikan rutin kecuali naiknya tinggi sekali sampai 50 persen," ucap Direktur Jasa Keuangan dan Analisis Moneter Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Sidqy Suyitno.

Ia menjelaskan, efek inflasi akibat kenaikan gaji umumnya berasal dari ekspektasi masyarakat bahwa ada kenaikan gaji, sehingga harga barang-barang ikut naik. "Ini tergantung sentimen saja, bisa terjadi bola liar atau bisa reda," katanya.

Namun, ia mengaku belum menghitung berapa kontribusi persisnya terhadap inflasi. "Kemungkinan kecil sekali, mungkin bisa 0,0 persen-an sekian. Tapi ini kan tergantung sentimen pasar, dan sentimen pasar kan usah diukur," ujarnya.

Yang pasti, dampak kenaikan gaji masih jauh dibandingkan dampak dari gejolak harga pangan, seperti beras. Ia menghitung penyumbang inflasi terbesar adalah beras dan harga energi.

Senada, Sekretaris Menteri PPN Syahrial Loetan mengatakan, rencana kenaikan gaji PNS tentu akan berdampak inflasi, tapi dampaknya kecil. "Sama seperti kalau uang beredar lebih banyak, ya pasti akan ada kontribusinya terhadap inflasi," jelasnya.

Meskipun begitu, ia mengakui efek kenaikan gaji tetap perlu dicermati, terutama efek psikologis dari kebijakan tersebut. "Biasanya, kalau pedagang mendengar ada kenaikan gaji, mereka bertindak duluan untuk menaikkan harga," ujarnya

Sumber : kompas.com Baca Selengkapnya...

Artikel Terkait



Rabu, 23 Maret 2011

Pelantikan Pejabat Eselon III dan IV BPS

Hari ini, tanggal 23 Maret 2011, jam 10.00 WIB diselenggarakan pelatikan pejabat eselon III dan IV di lingkungan BPS Provinsi Banten. Pejabat yang mengalami promosi diantaranya Kepala BPS Kabupaten Pandeglang, Kasie IPDS Kota Tangerang, Kasie Distribusi Kota Serang, dan Kasie Neraca Wilayah BPS Kab. Tangerang.

Tidak dapat panjang lebar kami memberikan berita, karena kami tidak mengikuti jalannya pelantikan tersebut, yang jelas SELAMAT bagi yang menduduki jabatan yang baru aupun yang promosi, dan jangan sekali-kali melanggar SUMPAH yang kalian UCAPKAN. Pentingkan kebutuhan anak biah (staf) daripada mementingkan diri sendiri maupun pihak lain. Baca Selengkapnya...

Artikel Terkait



Pelatihan Inda Podes 2011

Minggu lalu, tepatnya tanggal 14-18 Maret 2011, dilaksanakan pelatihan Instruktur Daerah (INDA) Pencacahan dan Inda Pengolahan Pendataan Potensi Desa (PODES) 2011 yang bertempat di Marbella Hotel, Anyer Serang. Peserta adalah Kasi Sosial BPS Kabupaten/Kota dan Kasi IPDS BPS Kab/Kota ditambah dengan Kasi dan Staf IPDS BPS Proviinsi Banten.

Materi yang ditayangkan meliputi metodologi, dan tata cara pencacahan pendataan Podes, sedangkan kelas pengolahan, ditayangkan tatacara pengolahan Podes dari hasi pencacahan lapangan. Rencananya pengolahan dlakukan oleh Koordinator Statistik Kecamatan (KSK), namun tidak menutup kemungkinan bisa diolah di BPS Kab/Kota mengingat tidak semua KSK mempunyai laptop, dan jarak tempuh yang jauh (bagi kecamatan yang jauh). Sedangkan pencacahan lapangan dilakukan oleh mitra statistik.

Selain kelas pengolahan, juga diajarkan pemakaian mesin HANDKEY untuk absensi pegawai BPS Kab/Kota, yang akan diterapkan bagi BPS Kab/Kota. Walaupun beberapa kali mengalami trouble namun materi akhirnya selesai. Baca Selengkapnya...

Artikel Terkait



Dua VICON belum diberitakan

Minggu lalu tanggal 14 Maret 2011, kami lupa melaporkan berita VICON yang diikuti Bidang Distribusi dan Bidang Neraca Wilayah. VICOn tersebut bersamaan dengan acara pelatihan Pengolahan Pendataan Potensi Desa (PODES) 2011 dan Survei Infrastruktur Desa 2011. Acara yang dimulai pada pukul 9.00 WIB diikuti oleh seluruh BPS Provinsi se-Indonesia dengan pembicara dari Deputi Distribusi. Materi VICON membahas persiapan pelaksanaan Survei Wistawan Nusantara (WisNus) 2011.

Sedangkan VICON kedua, dengan materi Survei Triwulanan Kegiatan Usaha 2011, dengan pembicara yang sama, dari Deputi Distribusi, namun hanya diikuti 10 BPS Provinsi saja, termasuk Banten. Acara tersebut berbenturan dengan acara pelantikan pejabat eselon III, dan eselon IV di gedung satu BPS Provinsi Banten. Baca Selengkapnya...

Artikel Terkait



Belajar Menggunakan Adobe Flash CS5 Profesional

Adobe Flash Professional CS5 software is the industry standard for interactive authoring and delivery of immersive experiences that present consistently across personal computers, mobile devices, and screens of virtually any size and resolution.

Beberapa minggu lalu, kami mencoba menggunakan Adobe Flash CS3 Profesional (Klik disini untuk download) , untuk menyusun program StatPlanet, yang merupakan aplikasi sistem informasi geografis yang gampang menggunakannya. Kami berhasil mengimpor peta dari file shp ke file AI (Adobe Ilustrator), namun ketika membuka map.fla ternyata gagal, unexpected (katanya). Setelah kami cek recek tenyata harus menggunakan Adobe Flash CS5 atau yang lebih tinggi. Waduh, terpaksa deh cari-cari software tersebut, eh.... dapat. Ini dia instruksi cara instalasinya, tapi dalam bahasa Inggris :

Installation Instructions

1.Extract The Downloaded rar Files.
2.After the files been extracted, open Set-Up.exe
3.Now The Installation Should Begin:
4.Click "Accept" When The Following Screen Comes:
5.Select 'Install this product as a trial'. Select a language and click Next.
6.Now click on Install and wait for it to finish
7.If it asks you to close your browser, then please close it and click "Continue".
8.Click "Done".
9.Open Keygen.exe[/b] and Click "Patch Hosts File". (Please Note That If it says that files are already patched then Simply Click OK).
10.Now Select "Adobe Master Collection CS5" from the keygen and enter any name (more than 4 chars). Copy The Serial (Ctrl+C).
11. Now Open Flash. It will ask for serial number. Select "Provide a serial number" and enter a generated serial number from the keygen (Or Simply Paste it by Ctrl+V). When entered correctly click on "continue".

12.That's all. Enjoy using your new copy of Flash CS5! Please Comment If you have any problems.

NOTE: If You Are Getting The Error "Invalid Serial Number" even After Following All Steps Above, Then

Please Do The Next Steps:

1. Open Notepad. Now Click "File" And Then "Open".
2. Now Enter The Filename " C:\WINDOWS\System32\drivers\etc\hosts " and Click "Open".
3. Now Append The Line
127.0.0.1 activate.adobe.com
At The End Of The File. Now Save The File And Enter The Serial Again

If windows says that it can't save this this file then make sure that this file is NOT read only. If it is then right

click the hosts file in " C:\WINDOWS\System32\drivers\etc " see its properties and uncheck the read only

box.

I Hope that this solves your problem. If it doesn't then please tell me.


Adobe Flash Professional CS5 v11.0 + keygen + Patch + Instructions 100% Working
Description
Create and deliver rich interactive content
----------------------------------------------------
Adobe® Flash® Professional CS5 software is the industry standard for interactive authoring and delivery of immersive experiences that present consistently across personal computers, mobile devices, and screens of virtually any size and resolution.

Create interactive experiences
---------------------------------------
Express your creative vision and attention to detail and design pixel-perfect interactive content with exceptional typography, flexible layouts, and incredibly smooth animation.

Build web applications
----------------------------
Develop cross-platform web applications and content with an integrated development environment that offers intelligent ActionScript® coding tools.
[/code]

Adobe Flash Professional CS5 software is the industry standard for interactive authoring and delivery of immersive experiences that present consistently across personal computers, mobile devices, and screens of virtually any size and resolution.

Adobe Flash CS5 Pro contains:

Adobe Flash CS5 Professional
Adobe Air
Adobe Bridge CS5
Adobe Device Central CS5
Adobe Drive CS5
Adobe Extension Manager CS5
Adobe Media Player
Adobe Extend Script Toolkit CS5
Adobe Media Encoder CS5
Adobe Pixel Bender Toolkit

Express your creative vision and attention to detail and design pixel-perfect interactive content with exceptional typography, flexible layouts, and incredibly smooth animation.

Develop cross-platform web applications and content with an integrated development environment that offers intelligent ActionScript coding tools.

Wow your audience and produce engaging rich video content and interactivity that contains expressive, lifelike motion and animation.

Import your design from Adobe Photoshop CS5 Extended, Illustrator CS5, or InDesign CS5, and then add interactivity with Flash Professional CS5 to bring your work to life

Bila mau download silakan copy paste URL dibawah ini :

http://rapidshare.com/files/385212256/A.F.P.CS5.moR3Ben.com.BY.aBo.3AnKpOoT.part01.rar
http://rapidshare.com/files/385212338/A.F.P.CS5.moR3Ben.com.BY.aBo.3AnKpOoT.part02.rar
http://rapidshare.com/files/385212354/A.F.P.CS5.moR3Ben.com.BY.aBo.3AnKpOoT.part03.rar
http://rapidshare.com/files/385212517/A.F.P.CS5.moR3Ben.com.BY.aBo.3AnKpOoT.part04.rar
http://rapidshare.com/files/385212390/A.F.P.CS5.moR3Ben.com.BY.aBo.3AnKpOoT.part05.rar
http://rapidshare.com/files/385212704/A.F.P.CS5.moR3Ben.com.BY.aBo.3AnKpOoT.part06.rar
http://rapidshare.com/files/385212140/A.F.P.CS5.moR3Ben.com.BY.aBo.3AnKpOoT.part07.rar

dan crack nya di sini :

http://rapidshare.com/files/385296786/ADBE_CS5_MasterKeygen..BY.aBo.3AnKpOoT.rar

atau

Filesonic
http://www.filesonic.com/file/156930141/Adobe Flash Professional CS5.part1.rar
http://www.filesonic.com/file/156935131/Adobe Flash Professional CS5.part2.rar
http://www.filesonic.com/file/156956361/Adobe Flash Professional CS5.part3.rar
http://www.filesonic.com/file/156941711/Adobe Flash Professional CS5.part4.rar
http://www.filesonic.com/file/156948571/Adobe Flash Professional CS5.part5.rar
http://www.filesonic.com/file/156958851/Adobe Flash Professional CS5.part6.rar
http://www.filesonic.com/file/156960361/Adobe Flash Professional CS5.part7.rar

atau

Fileserve
http://www.fileserve.com/file/SRX26Dm/Adobe Flash Professional CS5.part1.rar
http://www.fileserve.com/file/jPfQ8V6/Adobe Flash Professional CS5.part2.rar
http://www.fileserve.com/file/pRHcGGG/Adobe Flash Professional CS5.part3.rar
http://www.fileserve.com/file/xJf96VY/Adobe Flash Professional CS5.part4.rar
http://www.fileserve.com/file/crcF6de/Adobe Flash Professional CS5.part5.rar
http://www.fileserve.com/file/DJxQ2CW/Adobe Flash Professional CS5.part6.rar
http://www.fileserve.com/file/uSgjS4V/Adobe Flash Professional CS5.part7.rar

atau Link :
Fileserve
http://www.fileserve.com/file/HwheJtQ/Adobe Flash Professional CS5.part1.rar
http://www.fileserve.com/file/wdmMynA/Adobe Flash Professional CS5.part2.rar
http://www.fileserve.com/file/f7pYvED/Adobe Flash Professional CS5.part3.rar
http://www.fileserve.com/file/qcXSkqn/Adobe Flash Professional CS5.part4.rar
http://www.fileserve.com/file/4FHnTsE/Adobe Flash Professional CS5.part5.rar
http://www.fileserve.com/file/T2kU8Ze/Adobe Flash Professional CS5.part6.rar

http://www.fileserve.com/file/W7HhmAv/Adobe Flash Professional CS5_keymaker.rar

atau

Hotfile
http://hotfile.com/dl/59242602/80f8dd2/Ado....part1.rar.html
http://hotfile.com/dl/59242661/b0a0ce5/Ado....part2.rar.html
http://hotfile.com/dl/59242807/765b051/Ado....part3.rar.html
http://hotfile.com/dl/59242906/343d709/Ado....part4.rar.html
http://hotfile.com/dl/59243002/4ce3874/Ado....part5.rar.html
http://hotfile.com/dl/59243124/0e58262/Ado....part6.rar.html
http://hotfile.com/dl/59244161/f883a54/Ado...ymaker.rar.html

Selamat Mencoba..........
----
Baca Selengkapnya...

Artikel Terkait



Senin, 21 Maret 2011

Bagaimana Membackup Aktivasi MS Office 2010 ?


Awalnya, kami dibuat bingung, komputer di bidang Neraca sering ngadat, sering restar sendiri, kemungkinan terjangkit virus yang cukup parah. Tadinya akan di RECOVERY saja Windows XP nya ke posisi awal (CD Recovery sudah ada saat pengadaan dan original), namun sayang MS Office 2010 bisa hilang, alias harus menguptivasi ulang, padahal MS Office 2010 tersebut original dan hanya sekali aktivasi.

Berikut langkah-langkah untuk membackup Activation Files yang ada pada sistem :
1. Klik Start, lalu RUN, lalu ketik services.msc
atau langsung dari Mycomputer, klik kanan, klik, manage, lalu klik Service and Aplication, lalu klik Services



































2. Stop : " Office Software Protection Platform "service jika service dalam keadaan RUNNING



















3. Kemudian back : " token.dat" yang ada pada folder :
- Untuk Windows Vista, Server 2008, and 7 :
C:\ProgramData\Microsoft\OfficeSoftwareProtectionPlatform\tokens.dat
C:\ProgramData\Microsoft\OfficeSoftwareProtectionPlatform\Cache\cache.dat

- Untuk Windows Xp SP3 :
C:\Documents and Settings\All Users\Microsoft\OfficeSoftwareProtectionPlatform\tokens.dat
C:\Documents and Settings\All Users\Microsoft\OfficeSoftwareProtectionPlatform\Cache\cache.dat

4. Kemudian SAVE kedua file tersebut ke folder lain (atau flask disk)

5. START ulang
" Office Software Protection Platform " service

Pastikan service "Office Software Protection Platform" tidak RUNNING ketika kita ingin me-RESTORE ulang "tokens.dat" & "cache.dat" ke tempat folder original, jika telah me Re-install Microsoft Office 2010. Baca Selengkapnya...

Artikel Terkait



Senin, 14 Maret 2011

Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan di Indonesia

Jakarta - Pada akhir tahun tujuh puluhan orang mengenal istilah stagflation (stagnation and inflation), di mana inflasi terjadi berbarengan dengan stagnasi. Dewasa ini Indonesia menghadapi dua kondisi yang terjadi secara simultan yang sifatnya antagonistis, yakni pertumbuhan ekonomi berlangsung serentak dan kemiskinan.

Dari satu segi, kondisi makro ekonomi berada dalam keadaan yang cukup meyakinkan. Tingkat inflasi relatif cukup terkendali pada tingkat satu digit, import-eksport berjalan cukup baik, tingkat bunga lumayan rendah dan cadangan devisa cukup tinggi untuk dapat menjamin import dalam waktu sedang, investasi cukup tinggi (angka-angkanya boleh dilihat sendiri dalam Laporan BPS, Laporan Bank Indonesia dan Nota Keuangan).

Tetapi dari segi mikro, pengangguran dan kemiskinan makin meningkat. Urbanisasi meningkat terutama dari kelompok miskin dan pengemis. Tidak hanya di Jakarta, tetapi juga disemua kota-kota besar seluruh Indonesia. Semua ini menandakan adanya kemiskinan dan sempitnya kesempatan kerja di pedesaan.

Dibandingkan dengan banyak negara lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak rendah. Bahkan ketika krisis keuangan global yang menimpa hampir semua negara, sebagai akibat dari krisis kredit perumahan (prime morgate loans) di Amerika, yang bermula pada tahun 2006 sampai tahun 2009, ekonomi Indonesia tidak mengalami goncangan yang berarti.

Kemampuan untuk meredam akibat dari keuangan ini dapat terjadi berkat kebijakan makro ekonomi yang hati-hati dan tepat, di samping kondisi keterbukaan yang memangnya tidak sebesar negara-negara tetangga seperti Singapore dan Malaysia.
Kemampuan Indonesia bertahan terhadap krisis keuangan tersebut menimbulkan keyakinan rakyat pada kemampuan pemerintah SBY Periode I, sehingga dapat memenangkan Pemilihan Umum untuk Priode II. Sayangnya keberhasilan dalam bidang ekonomi pada tataran makro ini tidak mampu menekan tingkat kemiskinan yang sejak lama sudah berlangsung.

Selama masa yang panjang, sejak beberapa dekade yang lalu, di Indonesia berlangsung proses pemiskinan desa secara berkelanjutan. Dalam Era Orde Baru dikenal kebijaksanaan peningkatan ekspor non-migas. Sub-sektor industri non migas ini menjadi prioritas utama. Berbagai fasilitas diberikan kepadanya, termasuk hak untuk membayar upah buruh rendah.

Upah buruh murah ini memang telah menjadi trade mark Indonesia dalam promosi penarikan modal asing. Asumsi yang dipakai, bahwa dengan upah buruh yang murah, maka harga pokok barang-barang yang diproduksi akan murah. Dengan demikian, produk eksport Indonesia mempunyai daya saing yang tinggi. Padahal, meskipun harga pokok mempunyai korelasi dengan daya saing, karena barang dapat dijual dengan harga murah, tetapi daya saing suatu barang tidak sekadar ditentukan oleh harga (pokok), tetapi juga oleh kualitas barang, teknik marketing , politik/ diplomasi dan lain-lain.

Agar buruh (termasuk PNS) dapat hidup, maka harga bahan makanan harus dapat dipertahankan rendah. Inilah yang menjadi tugas pokok Bulog sejak waktu itu. Jika harga bahan makanan dalam negeri naik, Bulog segera harus mengimpor dari luar negeri. Rendahnya harga bahan makanan yang note bene hasil produksi petani, mengakibatkan terjadinya proses pemiskinan petani di daerah pedesaan secara berkelanjutan.

Perbedaan dua kondisi yang yang berlangsung secara terus menerus tersebut selama masa yang panjang telah mengakibatkan semakin melebarnya ketimpangan ekonomi antar penduduk di Indonesia. Hal yang perlu diindahkan adalah, jika ketimpangan pendapatan antar penduduk sudah sangat lebar, akan terdapat kecenderungan mengaburnya pertumbuhan ekonomi sebagai ukuran dari pembangunan. Artinya, setiap kita melihat adanya pertumbuhan ekonomi yang ditunjukkan oleh peningkatan pendapatan per kapita, sulit dirasakan, pada saat yang sama boleh jadi sedang berlangsung proses pemiskinan.

Sebagai contoh dari keadaan ini dapat ditunjukkan dengan angka-angka sederhana sebagai berikut:

Jika misalnya, suatu negara berpenduduk 100 juta orang, terdapat 5% penduduk dengan pendapatan rata-rata US$ 300.000 per tahun, sementara 95% lainnya berpendapatan US $ 3000 per tahun (setingkat pendapatan rata-rata Indonesia sekarang). Andaikan, jika golongan penduduk kaya yang 5% itu naik pendapatannya 10% per tahun, sementara golongan menengah ke bawah yang 95% itu mengalami penurunan pendapatan per tahun sebesar 20%, akan terjadi kenaikan pendapatan rata-rata sebesar 5,21%. Hal ini dapat ditunjukan dengan perhitungan sederhana seperti berikut.

1. Total pendaptan semula adalah:
a. 5 Juta X US$ 300.000 = US$ 1.500.000
b. 95 Juta X US$ 3.000 = US$ 285.000
Total pendaptan US$ 1.785.000

2. Kalau kemudian terjadi kenaikan pendapatan 10% dari golongan kaya (5%), dan pendaptan golongan miskin turun 20%, maka akan terlihat:

a. Total pendapatan penduduk kaya yang 5% menjadi = US$ 1.500.000 + US$ 150.000 = US$ 1.650.000
b. Total pendapatan penduduk menengah dan miskin yang 95% adalah = US$ 285.000 - US$ 57.000 = US$ 228.000.

3. Total pendapatan nasional baru adalah = US$ 1.650.000 + US$ 228.000 = US$ 1.878.000. Ini berarti telah terjadi pertumbuhan ekonomi sebesar =

US$ 1878.000 – US$ 1.785.000 = US$ 93.000 atau sama dengan (93.000 / 1.785.00) x 100% = 5,21%.

Dengan demikian dapat dipahami mengapa meskipun kita mengalami kenaikan pendapatan per kapita setiap tahun sekitar 5 - 6%, kemiskinan dalam masyarakat makin bertambah. Inilah barangkali yang dapat disebutkan sebagai growth with poverty atau bisa kita singkat sebagai groverty, atau dalam bahasa Indonesia dapat disebut sebagai pertumbuhan dengan kemiskinan atau disingkat sebagai pertumkin. Meskipun contoh tersebut memang dikemukakan secara agak menyolok, tetapi bagaimanapun, inilah yang sedang terjadi di Indonesia dewasa ini.

Akibat dari keadaan ini tidak mengherankan, kalau di satu pihak ada yang mengklaim bahwa proses pembangunan nasional berjalan mulus, ditandai dengan kenaikan pendapatan per kapita tiap tahun. Di lain pihak ada yang menuduh, pembangunan ekonomi gagal karena tidak dapat menghilangkan kemiskinan.

Singkatnya, yang menjadi masalah adalah melebarnya ketimpangan ekonomi antar penduduk dalam masyarakat, yang tidak sepenuhnya dapat ditunjukkan hanya dengan menggunakan indeks gini ratio. Untuk mengatasinya, diperlukan adanya pengamatan yang lebih seksama di lapangan dan kebijakan yang bersifat affirmatif memihak kepada golongan miskin, terutama kepada mereka yang ada di pedesaan.


Sumber : detiknews.com Baca Selengkapnya...

Artikel Terkait



Pemerintah Anggarkan Rp203 Miliar untuk Sensus Sapi


JAKARTA: Sebagai bagian dari upaya mencapai swasembada daging sapi pada 2014, Kementerian Pertanian bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik akan melakukan sensus ternak mulai Juni hingga Desember 2011.

Dana yang disiapkan untuk itu sekitar Rp203 miliar.

“Sensus akan dilakukan terhadap populasi sapi potong, sapi perah, dan kerbau dengan anggaran Rp 203 miliar,” kata Direktur Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementrian Pertanian Prabowo Respatiyo Caturroso di sela-sela penandatanganan MoU sensus ternak di kantor Badan Pusat Statistik, Jakarta, Kamis (3/3).

Kepala BPS Rusman Heriwan menyatakan sensus ini akan dilakukan terutama untuk populasi ternak ruminansia besar. Pendataan ternak sapi dan kerbau ini akan dimulai pada 1 Juni mendatang. Dengan data tersebut pemerintah akan bisa mengevaluasi dan merencanakan lebih lanjut program swasembada daging sapi pada 2014.

“Yang pasti sensus dilakukan di tingkat kabupaten, sementara di kota-kota besar seperti Jakarta yang sudah tidak banyak peternakan sapinya hanya akan dilakukan sweeping,” kata Rusman.

Untuk pendataan populasi ternak, BPS dan Kementan akan menerjunkan 110 ribu petugas di lapangan. Berdasarkan data BPS mengenai produksi dan konsumsi daging sapi pada 2010, penyediaan produksi daging dari dalam negeri sebanyak 435,3 ribu ton. Jika jumlah penduduk sekitar 237,6 juta jiwa, maka kebutuhan daging sebesar 510,2 ribu ton, sehingga Indonesia masih harus impor 74,9 ribu ton untuk memenuhi kebutuhan.

Tren impor daging sapi sendiri memang terus meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data BPS, pada 2008 Indonesia hanya mengimpor 45,6 ribu ton, tahun 2009 sebanyak 67,9 ribu ton, dan 2010 sebanyak 74,9 ribu ton.

Sementara untuk 2011, Kementan sendiri memproyeksikan terjadi penurunan volume impor daging sapi menjadi 50 ribu ton dan kuota maksimal 67 ribu ton.

Impor daging sapi itu sendiri mengindikasikan saat ini Indonesia belum swasembada daging sapi. Karena itu jika tidak ada program cepat untuk mencapai swasembada, kecenderungan kebutuhan daging dari impor akan makin tinggi.

“Bukan mustahil melihat tren ini, kebutuhan impor Indonesia di 2014 akan semakin besar. Oleh karena itu sensus ini diharapkan bisa mengakurasikan data yang menjamin operasional Kementan menuju swasembada daging sapi 2014,” imbuh Rusman.

Di kesempatan yang sama, Menteri Pertanian Suswono menyatakan pendataan ini sangat penting karena Kementan tiap tahun masih berasumsi terdapat sapi sebanyak 12,6 juta ekor. “Seharusnya angaka ini berubah, makanya kami melakukan pendataan sehingga bisa mengetahui berapa jumlah sapi betina, pedet dan sapi dewasa,” kata Suswono.

Setidaknya, terdapat lima dimensi yang disasar Kementan dalam mewujudkan swasembada daging sapi 2014. Dimensi itu ialah pembibitan, pembubidayaan, pakan ternak, kesehatan hewan, serta kesehatan masyarakat veteriner.
Source: MI Baca Selengkapnya...

Artikel Terkait



Kamis, 10 Maret 2011

Ringkasan Banten Dalam Angka 2010

Untukmelihat perkembangan Provinsi Banten secara ringkas dan cepat, silakan simak ringkasan dari Banten Dalam Angka 2010, mulai dari Bab. Pemerintahan, sampai dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

1. PEMERINTAHAN

Provinsi Banten terbagi dalam 4 kabupaten dan 4 kota, yaitu Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Tangerang dan Kabupaten Serang serta Kota Tangerang, Kota Cilegon, Kota Serang dan Kota Tangerang Selatan.

Adapun jumlah kecamatan di seluruh Banten sebanyak 154 yang terbagi lagi menjadi 1.535 desa/kelurahan. Banyaknya desa ini bertambah 31 unit mulai tahun 2009, sebelumnya berjumlah 1.504 desa/ kelurahan. Pemerintahan Provinsi Banten selama tahun 2009 didukung oleh 3.291 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang terdiri dari 2.209 orang laki-laki dan 1.082 orang perempuan. Jumlah ini meningkat 2,11 persen bila dibandingkan dengan tahun 2008. Peningkatan tersebut terjadi hanya pada PNS perempuan yaitu sebanyak 78 orang (7,77%), sedangkan PNS laki-laki justru turun sebesar 0,45 persen. Dilihat dari tingkat pendidikannya, mayoritas PNS di lingkungan Pemerintah Provinsi Banten adalah tamatan S1 dengan persentase 44,79 persen, disusul kemudian PNS tamatan SMTA (24,49%) dan S2 (13,16%), dimana struktur pendidikan PNS laki-laki dan perempuan hampir sama, mayoritas tamatan S1 dan SMTA.

Kondisi berbeda untuk PNS di lingkungan instansi vertikal yang ada di provinsi Banten. Mayoritas PNS-nya tamatan di bawah S1 sebanyak 51,33 persen dari total 1.948 PNS instansi vertikal. PNS dengan tamatan S1 ke atas hanya 39,63 persen, sedangkan PNS pemda provinsi Banten dengan tingkat pendidikan seperti itu mencapai 59,37 persen.

Pada tahun 2009, jumlah anggota DPRD Provinsi Banten sebanyak 85 orang, terdiri dari 71 orang laki-laki dan 14 orang perempuan. Total anggota DPRD Kabupaten/Kota se Provinsi Banten berjumlah 375 orang dengan 48 diantaranya adalah legislator perempuan. Sedangkan anggota DPR RI yang berasal dari daerah pemilihan Banten berjumlah 21 orang yang terdiri dari 16 orang laki-laki dan 5 orang perempuan.

Bab 1


2. PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Penduduk merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam proses pembangunan dewasa ini. Dimana, jumlah penduduk yang besar apalagi dengan komposisi dan distribusi yang lebih merata, dapat menjadi potensi tetapi dapat pula menjadi beban dalam proses pembangunan apabila berkualitas rendah. Karena itu, proses pembangunan yang dilakukan selain diarahkan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia, harus pula mencakup upaya untuk mengendalikan laju pertumbuhan serta menyeimbangkan komposisi dan distribusi penduduk.

Jumlah penduduk Provinsi Banten dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2000, penduduk Banten berjumlah 8,10 juta jiwa tapi pada tahun 2009 meningkat menjadi 9,78 juta jiwa, atau tumbuh rata-rata sebesar 2,12 persen per tahun. Apabila dibandingkan dengan proyeksi penduduk Indonesia yang mencapai 231,37 juta orang maka penduduk Banten pada tahun 2009 sudah mencapai 4,20 persen dari total penduduk Indonesia, sehingga Banten menjadi provinsi dengan populasi terbesar kelima di Indonesia. Pada tahun 2009, Banten juga termasuk empat besar provinsi yang terpadat penduduknya yaitu dengan tingkat kepadatan mencapai 1.085 jiwa per km2 atau untuk setiap satu kilometer persegi wilayah Provinsi Banten dihuni oleh sekitar 1.085 penduduk.

Persebaran penduduk di Banten secara spasial tidak merata, karena masih terkonsentrasi di wilayah Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan. Dengan luas wilayah kurang dari 14 persen dari seluruh luas wilayah Provinsi Banten, ketiga wilayah tersebut pada tahun 2009 dihuni oleh sekitar 53,47 persen dari seluruh penduduk Banten. Akibatnya, tingkat kepadatan penduduk antar wilayah di Banten menjadi sangat tidak merata. Tercatat, Kota Tangerang merupakan wilayah dengan tingkat kepadatan tertinggi, mencapai 10.101 jiwa per km2. Sedangkan yang terendah adalah Kabupaten Lebak yaitu dengan tingkat kepadatan penduduk hanya 367 jiwa per km2. Berarti, Kota Tangerang hampir 28
kali lebih padat bila dibandingkan dengan Kabupaten Lebak.

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang paling menentukan dalam proses pembangunan di suatu wilayah. Semakin besar jumlah tenaga kerja, lebih-lebih apabila disertai dengan keahlian yang cukup memadai, akan semakin pesat pula perkembangan pembangunan di wilayah tersebut.

Jumlah angkatan kerja di Provinsi Banten pada tahun 2009 mencapai 4,36 juta orang, bertambah sebanyak 31.785 orang bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya sebanyak 4,33 juta orang. Penambahan tersebut terjadi karena adanya penambahan pada komponen angkatan kerja yang bekerja yang bertambah sebanyak 35.883 orang, sedangkan pengangguran justru turun sebanyak 4.098 orang. Berarti secara kuantitas, kondisi ketenagakerjaan di Banten pada tahun 2009 semakin membaik karena kesempatan kerja yang tercipta masih lebih besar bila dibandingkan dengan penambahan angkatan kerja baru.

Secara spasial, pada tahun 2009 ini hanya di Kota Tangerang dan Kabupaten Serang yang lama (Kabupaten Serang dan Kota Serang) saja yang kondisi ketenagakerjaannya semakin membaik karena kesempatan kerjanya masing-masing bertambah sebanyak 80.147 orang dan 29.775 orang, padahal angkatan kerjanya hanya bertambah masing-masing sebanyak 46.579 orang dan 17.923 orang. Sedangkan untuk kabupaten/ kota lainnya, penambahan kesempatan kerja justru lebih kecil bila dibandingkan dengan penambahan angkatan kerjanya.

Sementara itu, bagian besar atau tepatnya 2,35 juta orang tenaga kerja di Provinsi Banten bekerja antara 35 sampai 49 jam per minggu. Lebih dari 50 persen dari total tenaga kerja Provinsi Banten berdomisili di Kabupaten Tangerang (termasuk Kota Tangerang Selatan) dan Kota Tangerang, yaitu kabupaten/kota yang terkenal sebagai pusat bisnis dan konsentrasi industri. Akibatnya, serapan tenaga kerja di Sektor Perdagangan dan Sektor Industri begitu mendominasi penyerapan tenaga kerja di Provinsi Banten. Kedua sektor tersebut diperkirakan mampu menyerap tenaga kerja masing-masing sebesar 26,18 persen dan 22,77 persen. Sementara itu, Sektor Pertanian berada pada posisi ketiga dalam penyerapan tenaga kerja yaitu dengan serapan sebesar 20,12 persen dari keseluruhan tenaga kerja, dan terlihat mendominasi dalam penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Serang.

penduduk

3. SOSIAL

3.1 Pendidikan

Pada tahun 2009, jumlah SD mengalami peningkatan 405 unit dari 4.527 unit menjadi 4.932 unit. Kenaikan terjadi pada SD Negeri yaitu dari 4.152 unit menjadi 4.513 unit atau naik 8,69 persen. SD Swasta mengalami peningkatan 44 unit dari 375 unit menjadi 419 unit. Kondisi yang sama juga terjadi pada jenjang SMP dan SMA, jumlah sekolah mengalami peningkatan, baik sekolah negeri maupun swasta. Pada jenjang SMP, terdapat penambahan 352 unit terdiri dari 183 unit SMP Negeri dan 169 unit SMP Swasta, sehingga pada tahun 2009 jumlah SMP menjadi 1.174 unit. Penambahan jumlah SMU (SMA dan SMK) lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah SMP yaitu sebanyak 236 unit. Tahun sebelumnya jumlah SMU sebanyak 635 unit, sedangkan tahun 2009 menjadi 871 unit. Penambahan tersebut, terbanyak berasal dari SMA sebanyak 124 unit, sedangkan dari SMK sebanyak 112 unit. Sementara itu, angka partisipasi sekolah penduduk Banten pada tahun 2009 untuk semua kelompok umur (KU) mengalami kenaikan yaitu KU 7 – 12 tahun naik dari 97,56 persen ke 97,85 persen; KU 13-15 naik dari 79,87 persen ke 80,88 persen; KU 16- 18 dari 48,40 persen ke 50,00 persen dan KU 19-24 dari 10,50 persen ke 11,07 persen. Berarti, pada tahun 2009 jumlah penduduk Banten yang bersekolah lebih banyak bila dibandingkan dengan tahun 2008.

Rasio murid terhadap guru pada tahun 2009 sedikit mengalami perbaikan, kecuali untuk jenjang SMP. Pada jenjang SD, setiap satu orang guru rata-rata menangani 22,76 murid, tahun sebelumnya 23,11 murid. Pada tingkat SMP, rasio murid terhadap guru berubah dari 16,59 menjadi 17,15. Pada jenjang SMA rasio murid terhadap guru turun dari 16,62 menjadi 15,11. Penurunan rasio murid terhadap guru pada jenjang SD dan SMA diharapkan meningkatkan kualitas pendidikan pada kedua jenjang tersebut.

5.2. Kesehatan dan Keluarga Berencana

Pada tahun 2008 jumlah sarana kesehatan berupa rumah sakit dan puskesmas mengalami peningkatan. Rumah sakit bertambah 25 unit dari 41 unit menjadi 66 unit, sedangkan puskesmas bertambah 10 unit sehingga menjadi 197 unit. Daerah yang mengalami penambahan puskesmas adalah Kabupaten Lebak (1 unit), Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan (2 unit) dan Kota Tangerang (5 unit). Sehingga, jika dibandingkan dengan jumlah kecamatan yang ada di provinsi Banten, dapat dikatakan bahwa semua kecamatan telah memiliki puskesmas. Bahkan ada beberapa kecamatan memiliki lebih dari satu unit puskesmas.

Penambahan kondisi sarana kesehatan juga diikuti oleh peningkatan jumlah dokter yaitu dari 2.052 orang menjadi 2.348 orang atau bertambah sebanyak 296 orang. Meskipun demikian, penambahan dokter hanya terjadi pada dokter umum dan dokter spesialis yang masingmasing bertambah sebanyak 2 orang dan 304 orang. Sedangkan, dokter gigi berkurang sebanyak 10 orang. Persalinan di Provinsi Banten selama tahun 2009 umumnya dibantu oleh tenaga medis, dalam hal ini dokter dan bidan. Dimana, persentase kelahiran yang persalinannya di bantu oleh dokter dan bidan masing-masing sebesar 15,61 persen dan 52,92 persen, mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang masing-masing mencapai 15,38 persen dan 47,05 persen. Sebaliknya, persalinan yang ditolong oleh selain dokter dan bidan seperti oleh dukun dan keluarga mengalami penurunan dari 37,57 persen pada tahun 2008 menjadi 31,47 persen di tahun 2009.

5.3. Perumahan dan Lingkungan

Umumnya, rumah tangga di Banten yang jumlahnya 2,38 juta menempati bangunan rumah milik sendiri yaitu dengan persentase sebesar 74,35 persen. Disamping itu, ada juga rumah tangga yang menempati bangunan dengan status sewa/kontrak. Persentase rumah tangga ini mencapai 15,07 persen. Sementara yang menempati bangunan lainnya (bebas sewa, dinas, rumah famili, orang tua) mencapai 10,57 persen.

Bila dibandingkan dengan tahun 2008, terlihat bahwa rumahtangga yang menempati menempati bangunan dengan status sewa / kontrak mengalami peningkatan, yang mengindikasikan bahwa populasi di wilayah padat industri sepertinya mengalami peningkatan lebih besar dibandingkan daerah lainnya. Berdasarkan data Susenas 2009, mayoritas rumah tangga di Banten menempati bangunan dengan luas lantai 50-99 m2. Persentase mereka mencapai 42,66 persen, turun bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang besarnya 47,45 persen. Urutan selanjutnya adalah rumah tangga yang menempati luas lantai bangunan 20-49 m2 dengan persentase 33,81 persen. Ada juga rumah tangga dengan rumah yang luas lantainya kurang dari 20 m2. Persentase rumah tangga ini mencapai 8,61 persen. Sedangkan rumah tangga dengan luas lantai bangunan 100 m2 lebih mencapai 14,92 persen, sedikit menurun bila dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 15,33 persen. Rumah tangga yang menggunakan air dalam kemasan sebagai sumber air minum utama mengalami peningkatan sebesar 25,81 persen pada tahun 2008 menjadi 26,86 persen. Hal ini seiring dengan semakin banyaknya jumlah outlet air minum kemasan. Sementara itu, mayoritas rumah tangga di Banten masih memanfaatkan sumber air minum pompa untuk memenuhi kebutuhan air minum, yaitu sebesar 32,23 persen.

5.4. Kriminalitas dan Bencana Alam

Pada tahun 2009 tercatat terjadi 1.403 kasus kejahatan di provinsi Banten., dengan kasus atau 47, persennya dapat diselesaikan. Kasus kejahatan berupa pencurian kendaraan bermotor (curanmor) dan pencurian dengan pemberatan (curat) menempati urutan teratas. Kasus curanmor mencapai 32,72 persen dari total kasus yang terjadi, sedangkan kasus curat sebesar 32,29 persen. Tingginya kedua kasus ini sangat mungkin terkait dengan kemiskinan dan pengangguran yang relatif tinggi di provinsi Banten. Setiap tahun selalu ada kejadian bencana alam di provinsi Banten. Hal ini terlihat dari adanya penduduk korban bencana alam. Pada tahun 2009 terdapat 12.842 orang korban bencana alam, tahun sebelumnya mencapai 8.649 orang. Kabupaten Pandeglang dan Kota Tangerang merupakan dua daerah yang paling banyak korbannya. Pada tahun 2009, 61,9 persen korban dari kota Tangerang dan 23,8 persen dari Pandeglang. Tahun sebelumnya korban dari kota Tangerang mencapai 29,0 persen sedangkan dari Pandeglang 58,4 persen.

5.5. Agama

Agama Islam merupakan agama yang dianut oleh mayoritas penduduk Banten dengan persentase mencapai 87,73 persen. Disusul kemudian oleh pemeluk agama Kristen Protestan, Kristen Katholik, Hindu dan Budha dengan persentase masing-masing sebesar 5,89 persen; 1,42 persen; 0,97 persen; 4,00 persen. Secara spasial, persentase pemeluk agama islam terbanyak di Kabupaten Pandeglang yaitu sebesar 99,42 persen dan yang terendah sebesar 66,80 persen di Kota Tangerang.

sosial


6. Pertanian

6.1. Tanaman Pangan

Tanaman pangan terutama padi/ beras menjadi komoditas yang sangat strategis karena merupakan bahan makanan pokok bagi bangsa Indonesia. Sehingga peningkatan kinerja pertanian tanaman pangan menjadi salah satu andalan untuk menjaga, memelihara dan meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia. Produksi padi di Banten sendiri pada tahun 2009 adalah sebesar 1,85 juta ton gabah kering giling (GKG), meningkat sebesar 0,03 juta ton atau sebesar 1,70 persen bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut terjadi karena adanya peningkatan luas panen sebesar 0,97 persen yang sepertinya disebabkan oleh meningkatnya indeks penanaman sebagai akibat relatif lebih meratanya jumlah hari hujan setiap bulanya pada tahun 2009 bila dibandingkan dengan tahun 2008. Disamping itu, adanya program bantuan benih unggul yang berasal dari program SLPTT (Sekolah Lapang Pertanian Tanaman Terpadu), CBN (Cadangan Benih Nasional), dan BLBU (Bantuan Langsung Benih Unggul), membuat produktivitas padi meningkat yaitu dari 50,14 kw/ha di tahun 2008 menjadi 50,50 kw/ha pada tahun 2009.

Sementara itu, dari 6 (enam) jenis komoditas tanaman palawija,hanya komoditas ubi kayu saja yang mengalami penurunan produksi, yaitu dari 115,60 ribu ton pada tahun 2008. menjadi 105,62 ribu ton di tahun 2009. Sedangkan, komoditas tanaman jagung; kacang kedelai; kacang tanah; kacang hijau dan ubi jalar, justru mengalami peningkatan produksi masing-masing dari 20,17 ribu ton; 6,45 ribu ton; 16,32 ribu ton; 1,907 ribu ton dan 33,79 ribu ton di tahun 2008 menjadi sebesar 27,08 ribu ton;15,89 ribu ton; 19,78 ribu ton; 1,911 ribu ton dan 34,55 ribu ton

6.2. Tanaman Hortikultura

Seperti provinsi lainnya di Pulau Jawa, Banten juga mempunyai berbagai jenis tanaman hortikultura yang bisa dimanfaatkan untuk konsumsi atau keperluan lainnya. Pada tahun 2009, terdapat 3 (tiga) komoditas tanaman sayuran semusim dengan jumlah produksi relatif cukup
banyak yaitu ketimun; kacang panjang dan petsai/sawi, dengan produksi masing-masing sebesar 21,25 ribu ton; 13,66 ribu ton dan 11,91 ribu ton. Bila dibandingkan dengan tahun 2008,
ketimun dan kacang panjang mengalami penurunan produksi masingmasing sebesar 21,24 persen dan 13,28 persen, sedangkan petsai/sawi justru mengalami peningkatan produksi sebesar 13,14 persen. Disamping itu, Provinsi Banten juga mempunyai tanaman buah-buahan semusim unggulan dan berkualitas ekspor yaitu buah melon yang terkonsentrasi di Kota Cilegon, yang pada tahun 2009 ini produksinya mengalami peningkatan yang signifikan dari hanya
0,09 ribu ton di tahun 2008 menjadi sebanyak 0,46 ribu ton pada tahun 2009.

Potensi tanaman sayuran dan buahbuahan tahunan di Banten juga terlihat cukup besar. Komoditas tanaman buah-buahan yang tertinggi produksinya adalah tanaman pisang yang pada tahun 2009 ini tercatat sebesar 194,84 ribu ton, lebih tinggi bila dibandingkan dengan tahun
sebelumnya yang hanya 114,47 ribu ton. Buah durian asal Banten sendiri yang kelezatannya sudah terkenal luas, produksinya pada tahun 2009 ini mengalami peningkatan sebesar 20,96
persen hingga menjadi 28,15 ribu ton. Sedangkan, komoditas tanaman melinjo yang hasilnya kebanyakan digunakan untuk industri emping melinjo yang merupakan makanan khas Banten, pada tahun 2009 mempunyai produksi sebesar 25,10 ribu ton, lebih Rendah bila dibandingkan dengan produksinya pada tahun 2008 yang mencapai 26,05 ribu ton. Sementara itu, untuk jenis tanaman obat-obatan, yang terbanyak produksinya adalah laos; jahe; kunyit dan kencur dengan produksi masingmasing sebanyak 1,79 ribu ton; 1,67 ribu ton; 1,18 ribu ton dan 0,77 ribu ton.

Sedangkan untuk jenis tanaman hias, tanaman budi daya anggrek merupakan tanaman dengan produksi terbanyak yaitu mencapai 1,45 juta tangkai, dengan sentra produksi di Kota Tangerang Selatan.

6.3. Perkebunan
Perusahaan perkebunan besar milik negara di Banten yang mayoritas terletak di kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak, pada tahun 2009 mengusahakan komoditas tanaman karet, kelapa dan kelapa sawit dengan luas areal untuk masing-masing tanaman tersebut adalah 1.500 hektar, 54 hektar, 8.429 hektar. Produksi yang dihasilkan oleh masing-masing tanaman tersebut adalah 1.301 ton, 26 ton, dan 16.287 ton.

Sedangkan, Perusahaan Perkebunan Besar Swasta di Banten pada tahun 2009 hanya mengusahakan komoditas tanaman kakao dan karet, dengan luas areal dan produksi untuk masing-masing jenis tanaman tersebut adalah 1.022 hektar dan 568 ton serta 4.668 hektar dan 3.253 ton. Sementara itu, hasil produksi Perkebunan Rakyat untuk komoditas tanaman karet, kelapa, kopi, kakao dan aren, pada tahun 2009 tercatat masing-masing sebesar 6.445 ton, 57.082 ton, 2.809 ton, 1.873 ton dan 1.645 ton.

6.4. Kehutanan
Luas hutan produksi dan hutan produksi terbatas di Banten pada tahun 2009 tercatat masing-masing seluas 41.153 hektar dan 28.113 hektar. Dimana, untuk hutan produksi 64 persennya terletak di Kabupaten Pandeglang dan 68 persen hutan produksi terbatas terletak di Kabupaten Lebak.

Produksi kehutanan pada tahun 2009 adalah kayu jati sebanyak 24.296 m3 senilai 49 milyar rupiah dan kayu rimba sebanyak 36.716 m3 dengan nilai 13 milyar rupiah. Apabila dibandingkan dengan keadaan pada tahun sebelumnya, untuk produksi kayu jati terjadi penambahan sebanyak 7.920 m3 dengan nilai 16 milyar rupiah dan sebaliknya untuk kayu rimba justru mengalami penurunan produksi sebanyak 10.286 m3 senilai 4 milyar rupiah.

6.5. Peternakan
Hingga tahun 2009, tercatat populasi ternak kerbau mendominasi populasi ternak besar dengan jumlahpopulasi sebanyak 151.976 ekor. Dominasi ternak kerbau sepertinya lebih disebabkan karena jenis ternak ini juga digunakan untuk kepentingan usaha pertanian tanaman padi, yaitu untuk keperluan pengelolaan tanah. Populasi sapi potong dan sapi perah sendiri pada tahun 2009 masing-masing hanya sebanyak 73.515 ekor dan 15 ekor saja. Sementara itu, kambing dan domba pada tahun 2009 masih mendominasi kelompok ternak kecil dengan populasi masing-masing sebanyak 800.777 ekor dan 617.924 ekor. Sedangkan populasi ternak unggas, seperti ayam buras atau ayam kampung, ayam ras petelur, ayam ras pedaging dan itik pada tahun 2009 tercatat masing-masing sebanyak 9,7 juta ekor; 4,8 juta ekor; 31,8 juta ekor dan 1,7 juta ekor.

6.6. Perikanan
Produksi ikan di Banten pada tahun 2009 tercatat sebesar 89,05 ribu ton. Dimana, sekitar 62,74 persennya atau 55,87 ribu ton berasal dari hasil penangkapan, terutama hasil tangkapan ikan laut yang mencapai 55,14 ribu ton. Sisanya, yaitu sekitar 37,26 persen atau 33,18 ribu ton berasal dari budidaya perikanan, dimana budidaya tambak ikan penyumbang terbesar dengan perolehan sebanyak 14,94 ribu ton.

Adapun armada penangkapan ikan laut pada tahun 2009 berjumlah 5.830 buah yang terdiri dari 4.198 motortempel, 1.170 kapal motor dan perahu layar berbagai ukuran sebanyak 95 buah. Sementara luas areal budidaya ikan pada tahun 2009 mencapai 11,86 hektar, dimana budidaya terbesar dilakukan di sawah dengan luas 5,57 hektar dan terkecil pada jaring terapung seluas 0,72 hektar.

7.1. Industri Pengolahan
Sektor industri pengolahan merupakan sektor ekonomi yang selalu mendominasi perekonomian Banten dan ditopang oleh berbagai perusahaan industri besar dan sedang (IBS) yang terkonsentrasi di Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Kota Cilegon,Kabupaten Serang, dan Kota Tangerang Selatan, yang mencakup sekitar 97,56 persen dari total perusahaan IBS di Banten yang pada tahun 2008 mencapai 1.804 perusahaan. Penyerapan tenaga kerjanya pada tahun 2008 mencapai 480.480 orang atau sekitar 99,25 persen dari total tenaga kerja IBS di Provinsi Banten.

Produk IBS Banten umumnya di ekspor dan mendominasi ekspor Banten. Disamping itu, IBS Banten secara spasial mempunyai ciri khas tersendiri. IBS dengan teknologi padat modal khususnya untuk produk kimia dan besi baja terkonsentrasi di berbagai kawasan industri yang terletak di Kota Cilegon dan Kabupaten Serang bagian barat. Sedangkan IBS berteknologi padat tenaga kerja umumnya terkonsentrasi diberbagai kawasan industri yang terletak di Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, dan Kabupaten Serang bagian timur.
Meskipun demikian, IBS berbasis sumber daya alam juga banyak terdapat di Banten dan tersebar merata di berbagai kabupaten/kota di Banten, jenis industri tersebut diantaranya adalah industri makanan dan minuman sebanyak 207 perusahaan dan industri dari karet, barang dari karet, dan barang dari plastik berjumlah 243 perusahaan.
Nilai tambah IBS Banten pada tahun 2008 mencapai 70,86 trilyun rupiah. Bila diperhatikan komposisi-nya, nilai tambah terbesar diberikan oleh industri kimia dan barang-barang dari bahan kimia yaitu dengan nilai tambah sebesar 15,75 trilyun rupiah.

Sedangkan yang terkecil oleh industri daur ulang dengan nilai tambah hanya 24,07 milyar rupiah. Secara spasial, nilai tambah terbesar secara berurutan diberikan IBS yang berlokasi di Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Kota Cilegon, Kabupaten Serang, dan Kota Tangerang Selatan yaitu dengan nilai tambah masing-masing sebesar 26,69 trilyun rupiahl; 18,98 trilyun rupiah; 12,01 trilyun rupiah; 10,34 trilyun rupiah dan 2,26 trilyun rupiah. Sisanya, yang hanya sebesar 566,14 milyar rupiah diberikan oleh IBS yang berlokasi Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak dan Kota Serang.

7.2 Energi
Provinsi Banten memiliki dua pembangkit yang memproduksi tenaga listrik dan masuk dalam jaringan listrik koneksi Jawa – Bali, yaitu PTLU Suralaya di Kota Cilegon yang dikelola oleh PT Indonesia Power dan PLTU Labuhan di Kabupaten Pandeglang.
Disamping itu, PLN juga memiliki pembangkit listrik berbahan bakar solar yaitu PLTD Pulo Panjang yang khusus melayani kebutuhan tenaga listrik di Pulo Panjang – Kabupaten Serang.

Distribusi listrik di wilayah Provinsi Banten juga terbagi menjadi dua, pertama yaitu wilayah yang meliputi Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan dan sebagian besar wilayah Kabupaten Tangerang yang dilayani oleh PT PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang. Kedua, dilayani oleh PT PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten yang cakupannya meliputi wilayah Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Serang, Kota Cilegon, Kota Serang, dan sebagian kecil wilayah Kabupaten Tangerang.

Jumlah pelanggan listrik PLN di Banten pada tahun 2009 sebanyak 1,77 juta pelanggan, meningkat sebesar 4,73 persen bila dibandingkan dengan tahun 2008 yang sebanyak 1,69 juta pelanggan. Peningkatan tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan daya terpasang yang pada tahun 2009 ini bertambah sebesar 0,25 juta kVA, sehingga total daya terpasang menjadi sebesar 5,36 juta kVA. Peningkatan pelanggan juga berarti meningkatnya konsumsi listrik, Tercatat, volume penjualan listrik PLN pada tahun 2009 mencapai 14,30 juta MWh, lebih tinggi bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 14,20 juta MWh.

Bila diperhatikan menurut kategori pelanggan, mayoritas pelanggan listrik PLN adalah pelanggan rumahtangga yang mencapai 1,65 juta pelanggan dan yang paling sedikit adalah pelanggan industri yang hanya 5.881 pelanggan. Meskipun demikian, pelanggan industri mengkonsumsi tenaga listrik terbanyak yaitu sebesar 9,45 juta MWh. Sedangkan, konsumsi listrik pelanggan rumahtangga sendiri sebesar 3,10 juta MWh.
Dari sisi neraca kelistrikan, total listrik yang tersedia untuk Banten pada tahun 2009 mencapai 16,73 MWh atau meningkat sebesar 3,67 persen bila dibandingkan dengan tahun 2008 yang sebesar 16,14 MWh. Peningkatan tersebut berimplikasi pada meningkatnya pemakaian listrik untuk kepentingan distribusi, yaitu dari 0,90 juta MWh di tahun 2008 menjadi 1,14 MWh pada tahun 2009. Sayangnya, persentase susut tenaga listrik PLN pada tahun 2009 ini juga bertambah sebesar yaitu 1,27 persen sehingga persentase susutnya menjadi 7,70 MWh

8. Perdagangan Luar Negeri

Perdagangan luar negeri, ekspor dan impor, dalam era globalisasi dewasa ini merupakan suatu keniscayaan, karena tidak ada satu pun negara di dunia ini yang dapat hidup secara mandiri. Dengan impor, suatu negara dapat memenuhi berbagai kebutuhan barang dan jasa baik barang konsumsi, bahan baku, maupun barang modal, yang tidak dapat diproduksi sendiri secara lebih murah, menguntungkan, efiesien, dan berkualitas.

Melalui ekspor, suatu negara dapat menjual berbagai barang dan jasa yang diproduksinya sehingga dapat menambah devisa, meningkatkan produksi dalam negeri, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Karena itu, perdagangan luar negeri berdampak sangat luas sekaligus seharusnya menguntungkan bagi perekonomian domestik.
Volume dan nilai ekspor Banten pada tahun 2009 masing-masing mencapai 3,76 juta ton dan 5.806,33 juta USD. Bila diperhatikan komposisinya, ekspor Banten lebih banyak yang dimuat melalui pelabuhan/bandara diluar Banten terutama melalui Pelabuhan Tanjung Priok yang mencapai 2,08 juta ton dengan nilai 4.798,32 juta USD. Disamping itu, ekspor Banten kebanyakan untuk negara-negara Asia, terutama ke negara-negara ASEAN yaitu sebesar 1,37 juta ton dan 1.279,69 juta USD. Secara individu, ekspor Banten lebih banyak ditujukan ke AS, China dan Jepang yaitu masing-masing senilai 1.035,09 juta USD; 462,78 juta USD dan 444,80 juta USD.
Sedangkan, volume dan nilai impor Banten pada tahun 2009 masing-masing mencapai 10,81 juta ton dan 5.523,09 juta USD. Bila diperhatikan komposisinya, impor Banten lebih banyak yang dibongkar melalui Pelabuhan Merak yang mencapai 6,00 juta ton dengan nilai 3,72 juta USD. Disamping itu, impor Banten kebanyakan berasal dari negaranegara Asia, terutama negara-negara ASEAN yaitu sebesar 2,96 juta ton dan 1.791,17 juta USD. Secara individu, impor Banten lebih banyak berasal dari Singapura, China dan Arab Saudi yaitu masing-masing senilai 1.086,84 juta USD; 601,54 juta USD dan 542,66 juta USD.
Bila dibandingkan dengan tahun 2008 yang mencapai 6.971,91 juta USD, maka ekspor Banten mengalami penurunan yang cukup drastis yaitu sebesar 16,72 persen. Penurunan tersebut disebabkan oleh krisis finansial dan ekonomi global yang turut melanda negara-negara mitra dagang utama seperti AS, China dan Jepang, dimana ekspor Banten ke negara-negara tersebut masing-masing mengalami penurunan sebesar 14,62 persen; 13,81 persen dan 30,66 persen.
Disamping itu, penurunan ekspor Banten setidaknya dapat dikonfirmasi oleh turunnya impor Banten pada tahun 2009 sebesar 23,06 persen bila dibandingkan dengan tahun 2008 yang mencapai 7,178,23 juta USD. Untuk diketahui, impor Banten kebanyakan merupakan bahan baku dan barang modal untuk keperluan industri pengolahan, dimana kebanyakan industri Banten adalah industri berorientasi ekspor dengan produk yang juga mendominasi ekspor Banten. Karena itu, penurunan impor sekaligus mengindikasikan adanya penurunan ekspor.

9.1. Perhubungan Darat

Panjang jalan provinsi dan jalan negara di Provinsi Banten pada akhir tahun 2009 mencapai 1.379,41 km, terdiri dari 490,40 km jalan negara dan 889,01 km jalan provinsi. Panjang jalan ini tidak mengalami perubahan dibandingkan tahun sebelumnya, karena tidak adanya peralihan kewenangan. Semua jalan negara telah diaspal, sedangkan jalan provinsi yang belum diaspal hanya sebesar 2,31 persen. Kondisi jalan negara maupun provinsi hanya 49,11 persen yang baik, padahal pada tahun sebelumnya masih 59,54 persen. Kondisi jalan negara yang baik mengalami peningkatan, dari 281,59 km pada tahun 2008 menjadi 350,07 km di tahun 2009. Sebaliknya, kondisi jalan provinsi yang baik justru turun hampir 212,14 km hingga hanya tinggal 327,42 km pada tahun 2009 Populasi kendaraan roda empat yang terdaftar pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah (DPKAD) Provinsi Banten sampai akhir tahun 2009 mencapai 325.710 unit, bertambah 22.536 unit bila dibandingkan dengan akhir tahun 2008 yang sebanyak 303.174 unit. Penambahan tersebut, lebih disebabkan oleh adanya kendaraan baru yang mencapai 26.472 unit, karena hasil mutasi justru menyebabkan kendaraan lama yang terdaftar berkurang sebanyak 3.936 unit. Populasi kendaraan umum roda empat sendiri hanya sekitar 13,93 persen dari total pupulasi kendaraan roda empat atau hanya sebanyak 45.371 unit, itupun 2.125 unit diantaranya merupakan tambahan armada baru.

Sementara itu, populasi sepeda motor yang terdaftar pada DPKAD Provinsi Banten mencapai 2,03 juta unit, dengan 0,28 juta diantaranya merupakan kendaraan baru. Semua sepeda motor adalah kendaraan pribadi dan tidak termasuk dalam kategori kendaraan umum.
Di Provinsi Banten terdapat 21 stasiun kereta api yang berada pada sepanjang jalur kereta api Merak – Jakarta. Pada tahun 2009, volume penumpang kereta api mencapai 7,74 juta orang, meningkat sebesar 2,16 persen bila dibandingkan dengan tahun 2008 yang sebanyak 7,57 juta orang.
Akibatnya, pendapatan PT KA yang diperoleh dari penjualan tiket pada tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 9,95 persen hingga mencapai 17,82 milyar rupiah.

9.2. Perhubungan Udara
Bandara Soekarno-Hatta merupakan bandara terbesar di Indonesia. Terletak di Kota Tangerang dan menjadi pintu keluar-masuk internasional bagi Indonesia, baik untuk penumpang maupun barang. Tingkat kepadatan bandara Soekarno-Hatta dapat dilihat dari jumlah pesawat dan penumpang yang sepertinya melebihi kapasitasnya.
Jumlah pesawat dan penumpang domestik yang berangkat dari bandara ini mengalami peningkatan masingmasing dari 104.279 pesawat dan 11,89 juta orang pada tahun 2008 menjadi 112.843 pesawat dan 13,32 juta orang di tahun 2009.

Untuk tujuan internasional, jumlah pesawat dan penumpang yang berangkat melalui bandara ini pada tahun 2009 mengalami peningkatan masing-masing sebesar 0,27 persen dan 6,22 persen hingga menjadi 24.799 pesawat dan 3,83 juta orang.

9.3. Perhubungan Laut
Angkutan penyeberangan di pelabuhan Merak merupakan salah satu dari kegiatan usaha jasa kepelabuhan yang diberikan oleh pelabuhan umum di Indonesia. Pelabuhan umum menurut statusnya dibedakan antara pelabuhan umum yang diusahakan dan pelabuhan umum yang tidak diusahakan. Secara umum, jumlah trip angkutan penyeberangan di pelabuhan Merak pada tahun 2009 mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2008 untuk jenis kapal cepat Bakauheni, sedangkan untuk jenis kapal cepat Ro-Ro justru meningkat.
Pada tahun 2009 jumlah trip kapal cepat Bakauheni sebanyak 1.290 trip, sedangkan kapal cepat Ro-Ro mencapai 26.317 trip. Hanya saja, jumlah penumpang yang diangkut baik oleh kapal cepat Bakauheni maupun oleh kapal cepat Ro-Ro sama-sama mengalami penurunan masing-masing dari 100.385 orang dan 1.604.312 menjadi 84.974 orang dan 1.511.653. Jumlah kendaraan yang diangkut pada tahun 2009 juga menurun dari 1.658.757 unit menjadi 1.644.354 unit.

10. Hotel dan Pariwisata
Jumlah hotel di Provinsi Banten pada tahun 2009 berkurang 11 unit yaitu dari 226 unit menjadi 215 unit dan terjadi karena hotel non bintang jumlahnya berkurang 11 unit hingga menjadi 178 unit. Pengurangan jumlah hotel juga diikuti dengan pengurangan jumlah kamar dan tempat tidur masingmasing sebanyak 71 unit dan 958 unit sehingga jumlah kamar hotel dan tempat tidur masing-masing menjadi 5.789 unit dan 9.012 unit.
Pada tahun 2009, banyaknya tamu hotel mengalami penurunan 1,64 persen hingga jumlahnya menjadi 1,10 juta orang. Hal ini terjadi karena tamu asing menurun drastis, yaitu dari 91.364 orang di tahun 2008 menjadi hanya 49.700 orang. Sebaliknya, tamu nusantara justru meningkat sebesar 2,25 persen hingga jumlahnya menjadi 1,05 juta orang.
Akibatnya, tingkat penghunian kamar (TPK) juga mengalami penurunan. Tercatat, TPK hotel berbintang dan hotel non bintang pada tahun 2009 masing-masing hanya sebesar 42,07 persen dan 30,50 persen, padahal pada tahun 2008 masing-masing masih sebesar 46,89 persen dan 33,13 persen.

Meskipun demikian, rata-rata lama menginap justru meningkat. Tercatat, rata-rata lama menginap tamu asing pada hotel berbintang dan hotel non bintang pada tahun 2009 adalah 2,13 malam dan 1,62 malam. Lebih lama bila dibandingkan dengan tahun 2008 yang hanya 1,51 malam dan 1,20 malam. Begitu pula dengan tamu nusantara yang rata-rata lama menginapnya pada hotel berbintang dan hotel non bintang meningkat dari 1,32 malam dan 1,12 malam di tahun 2008 menjadi 1,54 malam dan 1,22 malam.

11.1. Investasi (PMA dan PMDN)
Secara faktual, investasi yang tumbuh di suatu negara dibedakan menurut asalnya yaitu dari dalam dan luar negeri. Dalam skala besar, investasi yang berasal dari dalam negeri lebih dikenal sebagai Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Sedangkan yang berasal dari luar negeri terbagi menjadi dua :
Pertama, investasi langsung atau yang lebih dikenal sebagai Penanaman Modal Asing (PMA) adalah model investasi yang dilakukan dengan cara langsung mendirikan pabrik atau unit usaha lainnya sehingga berdampak secara riil terhadap perekonomian
suatu negara. Kedua, investasi tidak langsung atau lebih dikenal sebagai investasi fortopolio adalah model investasi yang umumnya dilakukan melalui pasar uang sehingga lebih berdampak terhadap sektor finansial suatu negara.
Investasi, dalam kaitan PMA dan PMDN, berarti meningkatkan kapasitas produksi atau sisi supply perekonomian suatu negara atau daerah, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan dan daya beli masyarakat, sehingga menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi. Investasi tersebut, dalam jangka panjang akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi di suatu negara atau daerah akan terus terjaga dan berkelanjutan atau sustainable growth, serta meningkatkan PDRB potensialnya tanpa takut dihantui oleh melonjaknya inflasi.

Banyaknya realisasi proyek investasi PMA di Banten pada tahun 2009 adalah sebanyak 68 proyek dengan nilai sebesar 1,70 triliun rupiah dan 310,90 juta USD dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 13.043 orang. Bila diperhatikan komposisi menurut sektor, sebanyak 19 proyek senilai 1,23 triliun rupiah dan 60,27 juta USD dialokasikan untuk proyek-proyek di sektor perdagangan, hotel, dan restoran, 39 proyek senilai 0,43 triliun rupiah dan 150,92 juta USD untuk sektor industri pengolahan, dan sisinya sebanyak 10 proyek senilai 0,05 triliun rupiah dan 99,71 juta USD untuk proyek-proyek di tiga sektor yaitu sektor pertambangan dan
penggalian; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan.
Karena itu, proyek investasi PMA di Banten berlokasi di KabupatenSerang, Kabupaten Tangerang, KotaTangerang, dan Kota Cilegon, yaitu kabupaten/kota yang menjadi pusat bisnis dan industri terkonsentrasi.
Sementara itu, dari total proyek sebanyak 14 proyek investasi PMDN dengan nilai 412,27 miliar rupiah yang terealisasi pada tahun 2009, sebanyak 12 proyek diantaranya yaitu dengan nilai 406,77 miliar rupiah untuk sektor industri pengolahan. Sisanya, yaitu masing-masing senilai 2,5 miliar rupiah dan 3 miliar rupiah dialokasikan untuk sektor perdagangan, hotel, dan restoran dan sektor keuangan,persewaan, dan jasa perusahaan.

Sedangkan lokasi proyek terletak di Kabupaten Tangerang, Kabupaten Serang, Kota Tangerang, dan Kota Cilegon. Total penyerapan tenaga kerja untuk realisasi PMDN sendiri pada tahun 2009 adalah sebanyak 2.710 orang.

11.2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Salah satu instrumen kebijakan fiskal yang dimiliki oleh Pemerintah adalah pengeluaran atau belanja Pemerintah. Melalui pos pengeluarannya, Pemerintah melakukan intervensi terhadap perekonomian nasional/ daerah dengan tujuan untuk meningkatkan PDB/PDRB, menciptakan lapangan kerja, mengurangi pengangguran dan meningkatkan pendapatan masyarakat serta mengurangi kemiskinan.
Kebijakan fiskal dikatakan ekspansif apabila pengeluaran pemerintah terus meningkat dan politik anggarannya adalah defisit. Kebijakan fiskal yang ekspansif sangat bermanfaat dalam kondisi krisis ekonomi atau pada saat kondisi ekonomi sedang lesu sehingga pemulihan ekonomi menjadi lebih terpacu.
Kebijakan fiskal dikatakan kontraktif apabila pengeluaran pemerintah menurun atau politik anggarannya adalah surplus. Kebijakan fiskal yang kontraktif sangat bermanfaat untuk mengurangi tekanan inflasi akibatpertumbuhan ekonomi yang terlalu tinggi.

Apabila diperhatikan perkembangan posturnya, terlihat bahwa APBD Provinsi Banten dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Realisasi pengeluaran atau belanja Pemerintah Provinsi Banten pada tahun 2009 meningkat sebesar 7,40 persen, yaitu dari 2,25 triliun rupiah pada tahun 2008 menjadi 2,42 triliun rupiah di tahun 2009. Pendapatan daerah pun, setiap tahun terus mengalami peningkatan. Dimana, realisasi pendapatan daerah pada tahun 2009 mencapai 2,44 triliun rupiah yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan tahun 2008 yang sebesar 2,35 triliun rupiah. Akan tetapi, peningkatan pendapatan tersebut lebih banyak berasal dari peningkatan dana perimbangan Pemerintah Pusat dan sebagian lagi dari peningkatan pendapatan asli daerah (PAD).
Tercatat, porsi dana perimbangan pada tahun 2009 sebesar 30,58 persen yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan tahun 2008 yang hanya sebesar 29,20 persen.
Peningkatan realisasi belanja Pemerintah Provinsi Banten sangat bermanfaat untuk perekonomian, sayangnya peningkatan tersebut masih dalam tataran kebijakan anggaran yang bersifat surplus, dimana pendapatan selalu lebih tinggi daripada belanja.
Padahal, untuk mengimbangi politik anggaran Pemerintah Pusat yang selalu defisit, Pemerintah Provinsi Banten harus menempuh kebijakan anggaran berimbang agar ekonomi daerah menjadi lebih terpacu.

11.3. Penerimaan Pajak
Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan pemerintah. Semakin tinggi level ekonomi suatu negara, penerimaan pajak sudah seharusnya menjadi semakin besar pula. Semakin besar penerimaan pajak, semakin berkurang pula kebergantungan pemerintah terhadap utang sebagai sumber pembiayaan.Penerimaan pajak PBB di Provinsi Banten pada tahun 2009 mencapai 1,11 triliun rupiah, meningkat sebesar 47,48 miliar rupiah bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 1,07 triliun rupiah. Peningkatan tersebut, terutama disebabkan oleh pertambahan pajak PPB di daerah perkotaan sebesar 77,62 miliar rupiah.
Sedangkan, penerimaan pajak penghasilan di Provinsi Banten pada tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 4,07 miliar rupiah sehingga total penerimaannya menjadi 2,79 triliun rupiah. Penurunan tersebut disebabkan oleh turunnya penerimaan pajak penghasilan dari badan usaha yang mencapai 77,02 miliar rupiah. Akibatnya, penerimaan pajak PBB dan pajak pernghasilan pada tahun 2009 hanya bertambah sebesar 43,41 miliar rupiah atau sebesar 1,12 persen, sehingga total penerimaan pajak pada tahun 2009 mencapai 3,90 triliun rupiah.

11.4. Perbankan
Jumlah dana masyarakat yang berhasil dihimpun oleh kalangan perbankan di Banten sampai akhir tahun 2009 mencapai 43,19 triliun rupiah, bertambah sebesar 6,92 triliun rupiah bila dibandingkan dengan tahun 2008 yang sebesar 36,23 persen. Bila diperhatikan komposisi dana menurut lokasi bank penghimpun, terlihat bahwa yang terbesar berasal dari Kota Tangerang dengan nilai sebesar 18,66 triliun rupiah dan yang terkecil dihimpun dari lebak dengan jumlah dana sebesar 0,54 triliun rupiah.
Sementara itu, total pinjaman yang disalurkan oleh kalangan perbankan untuk lokasi kegiatan di Banten sampai akhir tahun 2009 adalah sebesar 58,02 triliun rupiah, lebih tinggi bila dibandingkan dengan tahun 2008 yang 58,00 triliun rupiah. Apabila dilihat dari penggunaannya, sekitar 26,94 triliun rupiah diperuntukkan bagi pinjaman modal kerja; 11,41 triliun rupiah untuk pinjaman investasi dan sisanya untuk pinjaman konsumsi.
Secara sektoral, pinjaman terbesar diberikan untuk pengembangan sektor industri pengolahan, dengan total pinjaman sebesar 18,42 triliun rupiah. Sedangkan bila diperhatikan menurut lokasi kegiatanya, maka pinjaman terbesar diberikan untuk proyek yang berlokasi di Kabupaten Tangerang yaitu dengan jumlah sebesar 33,00 trulyun rupiah.

Selanjutnya, bila dibandingkan antara jumlah dana yang berhasil dihimpun dengan jumlah pinjaman yang disalurkan, maka dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2009 ini lebih banyak dana dari luar yang masuk ke Banten daripada dana yang ke luar Banten, yaitu dengan selisih sekitar 14,82 triliun rupiah. Meskipun demikian, bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, besarnya selisih dana tersebut semakin berkurang.

11.5. Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Inflasi

IHK Banten pada bulan Desember 2009 tercatat sebesar 119,06 atau lebih tinggi bila dibandingkan dengan IHK pada bulan yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 118,64.
Akibatnya, laju inflasi di Banten untuk daerah perkotaan pada tahun 2009 sebesar 2,86 persen, jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 11,47 persen. Sehingga, dapat dikatakan bahwa kenaikan harga barang dan jasa untuk daerah perkotaan di Banten secara umum sangat rendah dan terkendali. Hal ini dapat terjadi karena Bank Indonesia serta Pemerintah Pusat dan Provinsi Banten berhasil mengatasi gejolak kenaikan harga baik dari sisi demand maupun sisi supply dan baik yang berasal dari dalam negeri atau domestic inflation maupun dari luar atau imported inflation.
Sedangkan, inflasi untuk daerah perdesaan di Banten pada tahun 2009 mencapai 3,45 persen, lebih tinggi bila dibandingkan dengan inflasi daerah perkotaan yang sebesar 2,86 persen.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh BPS dan Bank Pembangunan Asia (ADB) yang menyatakan bahwa laju inflasi daerah perdesaan akan selalu lebih tinggi bila dibandingkan dengan daerah perkotaan, yang salah satunya disebabkan oleh tingginya kenaikan biaya transportasi akibat rendahnya kualitas
jalan.
Sementara itu, nilai tukar petani (NTP) di Banten pada tahun 2009 secara rata-rata mencapai 97,75. Berarti, perubahan harga yang dibayar petani lebih besar bila dibandingkan yang diterima petani dari kegiatan pertaniannya. Meskipun demikian, tingkat kesejahteraan petani di Banten pada tahun 2009 telah mengalami peningkatan karena NTP pada tahun 2008 rata-rata hanya sebesar 97,31.

11.6. Koperasi
Kinerja usaha koperasi di Provinsi Banten pada tahun 2009 secara umum menunjukkan peningkatan yang signifikan bila dibandingkan dengan tahun 2010, karena hampir semua indikatornya menunjukkan adanya perbaikan.
Tercatat, jumlah koperasi yang aktif meningkat sebesar 18,10 persen dan sebaliknya jumlah koperasi yang tidak aktif berkurang sebesar 10,46 persen.

Modal yang dimiliki oleh koperasi dan modal luar meningkat masing-masing sebesar 41,69 persen dan 52,99 persen. Bahkan, jumlah asset koperasi pun meningkat sebesar 48,42 persen. Sedangkan, satu-satunya indikator yang menunjukan penurunan hanyalah volume usaha yang turun sebesar 6,55 persen. Meskipun demikian, jumlah sisa hasil usaha (SHU) koperasi justru meningkat sebesar 43,05 persen, yang mengisyaratkan adanya peningkatan keuntungan yang diperoleh.

12.1. Pengeluaran Peduduk
Data pengeluaran (dalam rupiah) yang dibedakan menurut kelompok makanan dan bukan makanan dapat digunakan untuk melihat pola pengeluaran penduduk. Disamping itu, sebagai proxy data pendapatan, data tersebut juga dapat digunakan untuk mengukur adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan hasil Susenas Panel 2009, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan penduduk Banten sebesar 518.971 rupiah, meningkat sebesar 14,20 persen bila dibandingkan dengan tahun 2008 yang hanya sebesar 454.454 rupiah. Berarti, pendapatan dan daya beli masyarakat secara ratarata diperkirakan meningkat sebesar 11,34 persen karena laju inflasi pada tahun 2009 hanya sebesar 2,86 persen.
Bila diperhatikan menurut komposisi pengeluarannya, ternyata peningkatan tersebut lebih banyak digunakan untuk keperluan konsumsi bukan makanan daripada konsumsi makanan. Tercatat, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk keperluan konsumsi makanan meningkat sebesar 14,71 persen, sedangkan untuk konsumsi bukan makanan justru hanya meningkat sebesar 13,44 persen.
Meskipun demikian, hal tersebut tidak bertentangan dengan Hukum Engel, karena dasar hukum tersebut adalah tidak adanya perubahan selera.

Padahal, lebih besarnya peningkatan pengeluaran untuk konsumsi makanan sepertinya selain lebih disebabkan oleh adanya perubahan selera juga karena tingginya inflasi pada tahun 2009 untuk kelompak bahan makanan dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yang masing-masing mencapai 1,81 persen dan 8,33 persen. Komposisi pengeluan per kapita sendiri pada tahun 2009 ini untuk keperluan konsumsi makanan dan konsumsi bukan makanan masing-masing sebesar 47,15 persen dan 52,85 persen.

12.2. Konsumsi Kalori dan Protein Makanan
Hasil Susenas Panel 2009 menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi kalori dan protein per kapita sehari penduduk Banten pada tahun 2009 adalah 1.979,58 kkal dan 57,31 gram.
Bila dibandingkan dengan angka kecukupan kalori dan protein penduduk Indonesia per kapita per hari berdasarkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII yaitu 2.000 kkal dan 52 gram protein, maka rata-rata konsumsi kalori penduduk Banten pada tahun 2009 masih dibawah standarnya. Sebaliknya, rata-rata konsumsi protein penduduk Banten pada tahun 2009 sudah lebih dari standarnya.

12.3. Ketersediaan Pangan
Salah satu tugas Pemerintah via Bulog adalah menyediakan stok pangan, terutama stok beras yang cukup untuk kebutuhan masyarakat, khususnya untuk stabilisasi harga dan kebutuhan yang mendesak, misalnya bencana alam. Stok beras di Bulog Sub Divre Banten yang tersebar di Kabupaten Serang, Lebak, dan Kota Tangerang, setiap bulannya pada tahun 2009 rata-rata mencapai 33,60 ribu ton yang cukup konsumsi setiap penduduk Banten selama 11 hari. Stok beras di Banten sendiri pada akhir tahun 2009 mencapai 18,84 ribu ton, lebih rendah bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 28,88 ribu ton.

13.1. PDRB Provinsi Banten
Perekonomian Banten pada tahun 2009 ini menghadapi tantangan yang cukup berat, terutama akibat adanya krisis finansial dan ekonomi global yang merembet sejak tahun 2008 dan dampaknya terasa maksimal pada tahun ini. Akibatnya, sisi foreign demand ekonomi Banten mengalami pelemahan dan merembet kepada sisi supply nya terutama sektor industri pengolahan. Beruntung, pada tahun 2009 ini terdapat peristiwa temporer yang dapat memperkuat sisi domestic demand yaitu Pemilu dan Pilpres, sehingga pelemahan ekonomi Banten menjadi tertahan.
Secara nominal, level ekonomi Banten pada tahun 2009 bertambah sebesar 10,56 triliun rupiah, yaitu dari 122,49 triliun rupiah di tahun 2008 menjadi sebesar 133,05 triliun rupiah pada tahun 2009, atau mengalami peningkatan sebesar 7,93 persen. Hanya saja, Produk Domestik Bruto (PDB) nominal Nasional pada tahun 2009 meningkat sebesar 11,79 persen atau bertambah sebesar 662,09 triliun rupiah hingga menjadi 5.613,44 triliun rupiah, sehingga rata-rata PDRB nominal per provinsi pada tahun 2009 adalah sebesar 170,10 triliun rupiah. Berarti, level perekonomian Banten pada tahun 2009 ini masih tetap dibawah rata-rata Nasional, yaitu masih sekitar 78,22 persen dari nilai rata-rata.

Apabila ditelaah menurut sisi demand-nya, ternyata dari total nilai PDRB Banten yang sebesar 133,05 trilyun rupiah; 59,49 persennya berasal dari komponen pengeluaran konsumsi rumahtangga; 31,65 persen dari komponen pembentukan modal tetap bruto; 4,80 persen dari komponen pengeluaran pemerintah; 6,89 persen dan sisanya dari komponen perubahan stok dan komponen ekspor neto. Karena itu dapat dikatakan bahwa perkembangan dan pertumbuhan ekonomi PDRB Banten di-drive oleh konsumsi rumahtangga domestik Banten.
Secara riil, ekonomi Banten pada tahun 2009 tumbuh sebesar 4,69 persen, melambat bila dibandingkan dengan tahun 2008 yang tumbuh sebesar 5,77 persen. Perlambatan tersebut dari sisi supply disebabkan oleh adanya perlambatan pertumbuhan yang terjadi pada kebanyakan sektor ekonominya terutama sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang masing-masing tumbuh sebesar 1,50 persen dan 6,51 persen, sebagai akibat adanya pelemahan pada sisi foreign demand dan melemahnya permintaan untuk investasi. Sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran merupakan sektor yang dominan dalam perekonomian Banten dengan share masing-masing sebesar 43,17 persen dan 20,79 persen.

13.2. PDRB Kabupaten/Kota
Seperti diketahui, sektor industri pengolahan terkonsentrasi di Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang dan Kota Cilegon, sedangkan untuk sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebagian besar terkonsentrasi pada tiga kabupaten/kota tersebut. Sehingga, pembentukan PDRB Banten pun secara spasial didominasi oleh ketiga kabupaten/kota tersebut. Tercatat, ketiga kabupaten/kota tersebut pada tahun 2009 masing-masing memberikan share sebesar 34,94 persen; 21,75 persen dan 14,15 persen terhadap pembentukan PDRB Nonimal Banten. Sedangkan sisanya yang hanya sebesar 29,16 persen disumbang oleh Kabupaten Serang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak dan Kota Serang.
Sementara itu dari sisi pertumbuhan, Kota Tangerang Selatan pada tahun 2009 ini menjadi daerah yang paling tinggi pertumbuhan ekonominya yaitu mencapai 8,49 persen dan yang terendah adalah Kabupaten Serang yang hanya tumbuh sebesar 3,18 persen. Sedangkan, Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang dan Kota Cilegon masing-masing tumbuh sebesar 5,74 persen; 4,40 persen dan 4,84 persen. Meskipun demikian, andil terbesar bagi pertumbuhan ekonomi Banten tetaplah dipegang oleh Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Kota Cilegon, dengan kontribusi masing-masing sebesar 1,19 bps (basis points); 0,98 bps dan 0,71 bps.


--
Baca Selengkapnya...

Artikel Terkait